Target KUR Rp300 Triliun pada 2025: Dorong Pertumbuhan UMKM di Indonesia
Kemen-UMKM menargetkan penyaluran KUR Rp300 triliun pada 2025 untuk mendukung 2,4 juta debitur baru dan 1,1 juta debitur yang lulus, dengan fokus pada usaha produktif.

Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Kemen-UMKM) menetapkan target ambisius untuk penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada tahun 2025 mendatang. Sasarannya adalah penyaluran KUR senilai Rp300 triliun, sebuah langkah besar dalam upaya pemerintah untuk memperkuat ekosistem pembiayaan usaha mikro di Indonesia. Target ini diumumkan di Trenggalek, Jawa Timur, dalam sebuah festival yang bertujuan untuk memberikan kemudahan dan perlindungan bagi usaha mikro.
Deputi Bidang Usaha Mikro Kemen-UMKM, Riza Damanik, menjelaskan bahwa dana KUR tersebut diproyeksikan untuk menjangkau 2,4 juta debitur baru dan 1,1 juta debitur yang telah berhasil menyelesaikan program KUR sebelumnya (graduasi). Yang menarik, 60 persen dari total alokasi dana akan difokuskan pada usaha-usaha produktif, yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah.
Festival Kemudahan dan Perlindungan Usaha Mikro di Trenggalek, Jawa Timur, menjadi salah satu contoh nyata dari upaya pemerintah dalam mewujudkan target tersebut. Lebih dari 1.200 pelaku usaha mikro dari berbagai sektor turut berpartisipasi, mendapatkan berbagai kemudahan layanan, mulai dari sertifikasi halal hingga pendampingan hukum. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan nasional yang digelar di 18 provinsi di Indonesia.
Penguatan Ekosistem UMKM melalui KUR
Riza Damanik menekankan bahwa pembiayaan KUR diarahkan untuk mendorong pertumbuhan sektor unggulan di setiap daerah. Hal ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat. "Pembiayaan ini diarahkan untuk mendorong pertumbuhan sektor unggulan di setiap daerah agar mampu menciptakan lapangan kerja dan memperkuat pendapatan masyarakat," ujar Riza. Program ini juga bertujuan untuk membantu para pelaku UMKM untuk naik kelas dan menjadi lebih kompetitif.
Hingga 2 Mei 2025, realisasi KUR secara nasional telah mencapai Rp87,19 triliun, atau sekitar 29,1 persen dari total target tahunan. Meskipun demikian, masih ada sejumlah tantangan yang perlu diatasi, terutama terkait literasi keuangan di kalangan pelaku usaha mikro. Rendahnya literasi keuangan seringkali menjadi kendala utama dalam mengakses pembiayaan formal.
Untuk mengatasi kendala ini, Kemen-UMKM menggandeng berbagai pihak, termasuk DPR, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten, untuk memperluas edukasi dan pendampingan. Tujuannya adalah agar pelaku usaha mikro dapat memanfaatkan fasilitas KUR secara optimal dan memaksimalkan potensi bisnis mereka.
Tantangan dan Solusi Distribusi KUR
Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini, memberikan apresiasi positif terhadap penyelenggaraan Festival Kemudahan dan Perlindungan Usaha Mikro. Ia menilai festival ini sebagai jembatan yang menghubungkan kebutuhan pelaku usaha mikro dengan kebijakan pemerintah pusat. "Festival ini memberi ruang bagi Kemenkop untuk memahami langsung persoalan di lapangan, termasuk soal akses permodalan, sertifikasi, dan perlindungan hukum," katanya.
Namun, Novita juga menyoroti rendahnya akses KUR di Jawa Timur, meskipun provinsi ini merupakan penyumbang usaha mikro terbesar di Indonesia. Hanya sekitar 300 ribu pengusaha di Jawa Timur yang dapat mengakses pembiayaan KUR, sementara jumlah penduduknya melebihi 40 juta jiwa. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan yang perlu segera diatasi.
Novita mendorong dilakukannya evaluasi menyeluruh terhadap distribusi KUR. Ia menekankan pentingnya KUR untuk benar-benar inklusif dan menjangkau masyarakat pelaku usaha di akar rumput, bukan hanya kelompok tertentu. "KUR harus benar-benar inklusif dan menyasar masyarakat pelaku usaha di akar rumput, bukan hanya yang berada di permukaan," tegas politisi PDI Perjuangan tersebut. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya pemerataan akses pembiayaan bagi seluruh pelaku UMKM di Indonesia.
Dengan target penyaluran KUR yang ambisius dan berbagai upaya yang dilakukan, pemerintah berharap dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan memberdayakan pelaku usaha mikro di seluruh Indonesia. Keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada efektivitas edukasi, pendampingan, dan distribusi KUR yang merata dan tepat sasaran.