Target Pengembangan Jagung Sulteng Capai 55.628 Hektare
Pemerintah pusat menargetkan pengembangan jagung di Sulawesi Tengah seluas 55.628 hektare pada lahan perkebunan dan lahan kering untuk percepatan swasembada pangan, melibatkan kerjasama Kementerian Pertanian dan Polri.

Sulawesi Tengah (Sulteng) menjadi salah satu fokus pengembangan komoditas jagung nasional. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng mengungkapkan bahwa pemerintah pusat menargetkan pengembangan jagung seluas 55.628 hektare di provinsi tersebut. Pengembangan ini memanfaatkan lahan perkebunan dan lahan kering, sebagai upaya percepatan swasembada pangan.
Inisiatif ini merupakan kerjasama antara Kementerian Pertanian dan Kepolisian Republik Indonesia. Kepala Dinas TPH Sulteng, Nelson Metubun, menjelaskan bahwa pengembangan ini dilakukan di luar lahan jagung yang sudah ada (eksisting). Lebih lanjut, lahan yang digunakan bukan kawasan hutan lindung, sawah, atau lahan yang sudah dialokasikan untuk padi gogo.
Dari total lahan target, sembilan kabupaten di Sulteng akan terlibat. Rinciannya adalah Kabupaten Banggai (1.652 hektare), Morowali (556,88 hektare), Poso (146 hektare), Donggala (3.233 hektare), Tolitoli (800 hektare), Buol (746 hektare), Sigi (43.079 hektare), Banggai Laut (9.506 hektare), dan Morowali Utara (4.908 hektare).
Metode tanam yang digunakan adalah tumpang sari atau tumpang sisip. Jagung ditanam di bawah tegakan kelapa, pohon karet, atau pohon sawit. Untuk lahan perkebunan, berdasarkan surat Kementerian Pertanian, lahan yang mendapat bantuan benih adalah lahan yang dikelola masyarakat atau perkebunan plasma.
Sementara itu, lahan perkebunan inti yang dikelola perusahaan akan mendapatkan benih dan sarana produksi lain melalui CSR perusahaan, kemitraan, swadaya, atau mekanisme lainnya. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menyediakan benih jagung bersertifikat, dan pupuk subsidi akan digunakan untuk mendukung program ini.
Produksi jagung di Sulteng pada tahun 2024 diperkirakan mencapai 443.637 ton, dengan konsumsi tahunan sekitar 7.180 ton. Artinya, Sulteng akan memiliki surplus jagung yang sangat besar, mencapai 436.452 ton. Program pengembangan jagung ini akan segera direalisasikan, dengan Dinas TPH Sulteng berperan sebagai penyelenggara teknis di lapangan.
Dengan target pengembangan yang luas dan dukungan dari pemerintah pusat, program ini diharapkan dapat meningkatkan produksi jagung di Sulteng dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Kerjasama antar instansi dan metode tanam yang tepat diyakini dapat mencapai target yang telah ditetapkan.