Teknologi: Jembatan Menuju Layanan Keuangan Inklusif di Indonesia
Wakil Menteri Kominfo, Nezar Patria, menekankan peran teknologi, seperti AI, sebagai jembatan layanan keuangan inklusif, didukung tiga pilar utama: infrastruktur digital, literasi digital, dan regulasi inklusif.

Jakarta, 7 Mei 2024 (ANTARA) - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, menyatakan keyakinannya bahwa teknologi, seperti kecerdasan buatan (AI), dapat menjadi jembatan untuk mewujudkan layanan keuangan inklusif di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan dalam rilis resmi pada hari Rabu. Hal ini penting mengingat masih banyaknya kelompok masyarakat yang belum terlayani oleh sistem keuangan formal.
Untuk mencapai inklusi keuangan digital, Kementerian Kominfo mendukung tiga pilar utama: pengembangan infrastruktur digital, peningkatan literasi digital, dan penyiapan regulasi yang inklusif. Ketiga pilar ini saling berkaitan dan menjadi kunci keberhasilan dalam mendorong akses keuangan yang lebih luas bagi seluruh lapisan masyarakat.
Wamenkominfo menekankan bahwa teknologi bukan sekadar alat, melainkan jembatan yang menghubungkan jutaan orang, termasuk UMKM dan kelompok rentan, ke dalam sistem keuangan formal. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat Indonesia secara merata.
Infrastruktur Digital, Literasi, dan Regulasi Inklusif
Pemerintah menyadari pentingnya infrastruktur digital yang memadai sebagai dasar terciptanya layanan keuangan inklusif. Infrastruktur ini mencakup identitas digital, sistem pembayaran digital, dan pertukaran data yang aman dan andal. Dengan infrastruktur yang kuat, transaksi keuangan digital dapat dilakukan dengan mudah dan aman oleh seluruh lapisan masyarakat.
Selain infrastruktur, peningkatan literasi digital juga menjadi kunci. Masyarakat perlu memahami bagaimana menggunakan teknologi keuangan digital dengan aman dan bertanggung jawab. Program-program literasi digital yang efektif dan mudah diakses oleh masyarakat luas sangat dibutuhkan.
Terakhir, regulasi yang inklusif dan mendukung perkembangan teknologi keuangan sangat penting. Regulasi harus mampu melindungi konsumen, mendorong inovasi, dan memastikan akses yang adil bagi semua pihak. Regulasi yang tepat akan menciptakan iklim investasi yang kondusif dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital.
Teknologi sebagai Solusi
Nezar Patria mencontohkan teknologi blockchain yang dapat digunakan untuk melakukan transaksi keuangan yang transparan dan aman. Teknologi ini juga kompatibel dengan aplikasi yang umum digunakan masyarakat, seperti e-commerce dan transportasi online. Integrasi teknologi ini akan mempermudah akses dan penggunaan layanan keuangan digital.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa infrastruktur publik digital, termasuk identitas digital, pembayaran, dan pertukaran data, telah menjadi katalis untuk inklusi. Infrastruktur ini tidak hanya membuka akses tetapi juga memberdayakan masyarakat. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menciptakan Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.
Pemerintah berupaya untuk mempermudah penggunaan teknologi bagi masyarakat agar tidak ada yang tertinggal dalam transformasi keuangan digital. Dengan inovasi dan kolaborasi, diharapkan semua pihak dapat merasakan manfaat dari perkembangan teknologi ini.
Tantangan dan Solusi
Di negara berkembang, terdapat sekitar 400 juta UMKM, dan 345 juta di antaranya bersifat informal. Indonesia dapat belajar dari praktik terbaik negara lain, seperti UBank di Pakistan dan Erada Microfinance di Mesir, yang telah berhasil memanfaatkan digitalisasi untuk menjangkau kelompok rentan.
Meskipun Indeks Inklusi Keuangan Indonesia telah mencapai 80,51 persen, literasi keuangan masih berada di angka 66 persen menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ini menunjukkan perlunya upaya lebih besar dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat agar dapat memanfaatkan layanan keuangan digital secara optimal.
Dengan komitmen pemerintah dan kolaborasi berbagai pihak, diharapkan Indonesia dapat terus meningkatkan inklusi keuangan dan memberdayakan masyarakat melalui teknologi digital. Transformasi digital yang inklusif akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan.