Teluk Wondama Siapkan Hunian Terapung untuk Perayaan Seabad Aitumieri
Menjelang perayaan satu abad situs peradaban Aitumieri di Teluk Wondama, Papua Barat, pemerintah setempat menyiapkan akomodasi terapung dan renovasi sejumlah fasilitas untuk menampung 20.000 peserta.

Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, tengah bersiap menyambut perayaan satu abad situs peradaban Aitumieri pada 25 Oktober 2025. Perayaan bersejarah ini diperkirakan akan dihadiri sekitar 20.000 peserta, termasuk para pendeta se-Tanah Papua. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama telah dan sedang melakukan berbagai persiapan, termasuk penyediaan akomodasi dan transportasi yang memadai.
Bupati Teluk Wondama, Elysa Auri, menjelaskan bahwa pemerintah daerah telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk memanfaatkan kapal-kapal milik PT Pelni dan ASDP sebagai akomodasi terapung. Kapal Pelni dengan kapasitas sekitar 2.500 orang dan kapal ASDP dengan kapasitas 500 orang akan difungsikan sebagai sarana transportasi sekaligus tempat tinggal sementara bagi para peserta.
Selain akomodasi terapung, Pemkab Teluk Wondama juga melakukan renovasi sejumlah fasilitas di darat. Renovasi tersebut meliputi dua wisma, sekolah, tempat ibadah, dan beberapa rumah warga di sepanjang jalan utama menuju situs Aitumieri. Semua ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan tempat tinggal yang layak bagi para tamu yang akan hadir.
Persiapan Infrastruktur dan Transportasi
Pemkab Teluk Wondama juga meningkatkan kapasitas transportasi darat dengan menambah armada bus yang sebelumnya digunakan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua. Penambahan armada ini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan jumlah pengunjung selama perayaan berlangsung. Saat ini, persiapan yang dilakukan pemerintah kabupaten telah mencapai 20 persen.
Tidak hanya soal akomodasi dan transportasi, Pemkab Teluk Wondama juga fokus pada revitalisasi kawasan situs Aitumieri. Sejak tahun 2024, revitalisasi ini meliputi pembangunan gapura, penataan lingkungan sekitar, perluasan kawasan, renovasi rumah Pendeta Is Kijne, pembangunan monumen, dan pembangunan tangga akses.
Perbaikan infrastruktur lainnya juga dilakukan, termasuk perbaikan jalan perkotaan, pelabuhan, dan kawasan situs Aitumieri yang terletak di Kampung Miemi, Distrik Wasior. Semua upaya ini dilakukan untuk memastikan kelancaran dan kenyamanan perayaan satu abad Aitumieri.
“Persiapan ini tidak hanya untuk perayaan 1 abad, tetapi juga untuk memperingati 109 tahun Injil masuk ke Wondama,” ujar Bupati Elysa Auri.
Makna Sejarah Aitumieri
Situs Aitumieri memiliki arti penting dalam sejarah Papua. Pada tanggal 25 Oktober 1925, Pendeta Is Kijne, seorang misionaris asal Belanda, mendirikan sekolah formal pertama di lokasi ini. Berdirinya sekolah ini menandai awal dari sebuah peradaban baru bagi masyarakat asli Papua.
Sekolah tersebut kemudian berkembang menjadi pusat pendidikan bagi masyarakat asli Papua pada masa itu. Peringatan satu abad Aitumieri bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga momentum untuk mengenang sejarah dan jasa-jasa Pendeta Is Kijne dalam memajukan pendidikan di Tanah Papua.
Dengan berbagai persiapan yang telah dan sedang dilakukan, diharapkan perayaan satu abad situs Aitumieri akan berjalan lancar dan sukses, menjadi perayaan yang bersejarah dan bermakna bagi masyarakat Teluk Wondama dan seluruh Tanah Papua.
Perayaan ini juga menjadi bukti komitmen pemerintah daerah dalam melestarikan sejarah dan budaya lokal, serta mengembangkan pariwisata di Teluk Wondama.