Terungkap! Kabupaten Cianjur Panen Jagung Hibrida 8 Ton per Hektare, Dorong Peningkatan Produksi Jagung Cianjur
Pemerintah Kabupaten Cianjur memberikan bantuan alat pertanian kepada kelompok tani untuk meningkatkan produksi jagung Cianjur, dengan hasil panen mencapai 8 ton per hektare di Kecamatan Mande.

Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, secara aktif meningkatkan sektor pertaniannya dengan memberikan bantuan alat modern kepada kelompok tani. Upaya ini bertujuan spesifik untuk mendongkrak produksi jagung, terutama di Kecamatan Mande, yang baru-baru ini mencatat hasil panen impresif sebesar delapan ton jagung dari setiap hektare lahan. Langkah strategis ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung kesejahteraan petani dan memperkuat ketahanan pangan.
Bupati Cianjur, Mohammad Wahyu Ferdian, pada Minggu (3/8), menegaskan bahwa bantuan yang disalurkan mencakup satu unit traktor, satu unit mesin pemanen, mesin pengering, serta bibit jagung unggulan. Peralatan canggih ini diharapkan dapat meringankan beban kerja petani, mulai dari proses pengolahan lahan hingga tahap panen. Investasi bernilai ratusan juta rupiah ini diharapkan mampu mempermudah seluruh siklus pertanian jagung, sehingga hasil panen ke depan dapat meningkat signifikan.
Peningkatan produksi ini tidak hanya berdampak pada petani lokal, tetapi juga berpotensi besar untuk berkontribusi pada kebutuhan pangan nasional. Dengan hasil panen yang melebihi rata-rata, Cianjur menargetkan diri menjadi pemasok utama berbagai komoditas pangan, khususnya bagi wilayah metropolitan seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang memiliki lahan terbatas. Ini merupakan langkah maju menuju swasembada pangan lokal dan nasional.
Bantuan Alat Pertanian Modern Tingkatkan Efisiensi Petani
Pemerintah Kabupaten Cianjur telah menyalurkan berbagai alat pertanian modern kepada kelompok tani di Kecamatan Mande, sebuah inisiatif yang diharapkan dapat merevolusi metode pertanian jagung di daerah tersebut. Bantuan ini meliputi traktor, mesin pemanen, mesin pengering, dan bibit jagung hibrida berkualitas tinggi. Tujuan utama dari pemberian bantuan ini adalah untuk mengurangi beban kerja petani dan meningkatkan efisiensi operasional.
Bupati Mohammad Wahyu Ferdian menjelaskan bahwa investasi ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan produktivitas pertanian secara keseluruhan. Dengan adanya alat-alat canggih ini, proses pengolahan lahan menjadi lebih cepat dan efisien, sementara mesin pemanen dan pengering dapat mempercepat proses pascapanen. Hal ini tidak hanya menghemat waktu dan tenaga petani, tetapi juga berpotensi mengurangi kerugian hasil panen.
Harapan besar diletakkan pada bantuan ini agar petani dapat mencapai hasil panen yang lebih optimal dan berkelanjutan. Peningkatan efisiensi ini diharapkan dapat mendorong petani untuk lebih berani dalam mengembangkan lahan pertanian mereka, serta mengadopsi praktik-praktik pertanian modern yang lebih produktif. Ini adalah langkah konkret pemerintah dalam mendukung modernisasi sektor pertanian di Cianjur.
Panen Jagung Hibrida Unggul dan Kontribusi Pangan Nasional
Panen jagung hibrida di Desa Cikidangbayabang, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, menunjukkan hasil yang sangat memuaskan, mencapai sekitar delapan ton per hektare. Angka ini jauh melampaui rata-rata panen di kecamatan lain di Cianjur yang biasanya hanya menghasilkan empat ton per hektare. Keberhasilan ini tidak lepas dari pemilihan benih jagung hibrida yang unggul serta pemeliharaan tanaman yang optimal oleh kelompok tani setempat.
Menurut Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur, Nurdiyanti, jagung yang dipanen merupakan jenis hibrida yang khusus diperuntukkan sebagai bahan baku pakan ternak. Kualitas benih yang baik dan praktik pemeliharaan yang cermat menjadi kunci utama pencapaian produktivitas tinggi ini. Hasil panen yang melimpah ini menjadi bukti nyata potensi pertanian jagung di Cianjur.
Untuk menampung hasil panen petani, Bulog berperan aktif dengan membeli jagung seharga Rp6.400 per kilogram, sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Selanjutnya, mitra Bulog akan melakukan pemipilan dan pengeringan hingga kadar air di bawah 18 persen sebelum disimpan di gudang Bulog. Kabupaten Cianjur sendiri telah mencapai swasembada untuk subsektor tanaman pangan, terutama padi, bahkan surplus untuk memasok ke daerah lain, menunjukkan kapasitasnya dalam memenuhi kebutuhan pangan regional dan nasional.