Terungkap! Pemkot Surabaya Perkuat Digitalisasi 153 Koperasi Merah Putih, Dorong Ekonomi Lokal Lebih Efisien
Pemerintah Kota Surabaya serius memperkuat digitalisasi 153 Koperasi Kelurahan Merah Putih. Simak bagaimana langkah inovatif ini akan mentransformasi monitoring dan pendampingan koperasi di Surabaya.

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya secara proaktif memperkuat kelembagaan serta digitalisasi Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP). Inisiatif ini mencakup 153 koperasi yang tersebar di berbagai wilayah kota pahlawan. Langkah strategis ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi operasional koperasi.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (Dinkopdag) Surabaya, Febrina Kusumawati, menyatakan kesiapan penuh sistem digital. Sistem ini dirancang khusus untuk memfasilitasi monitoring dan pendampingan koperasi secara real-time. Hal ini diharapkan dapat mengatasi berbagai kendala yang selama ini dihadapi dalam pengelolaan manual.
Digitalisasi Koperasi Surabaya menjadi solusi vital untuk memantau keberlanjutan usaha koperasi, termasuk pergerakan hidup-matinya. Melalui platform digital ini, koperasi dapat dengan mudah menginput kebutuhan serta kendala yang dihadapi. Ini memungkinkan penanganan masalah yang lebih cepat dan responsif dari pihak Dinkopdag.
Optimalisasi Monitoring Melalui Sistem Digital
Sistem digital yang dikembangkan oleh Dinkopdag Surabaya menawarkan berbagai kemudahan bagi operasional koperasi. Koperasi dapat langsung memasukkan data terkait kebutuhan atau permasalahan yang muncul dalam kegiatan usaha mereka. Ini memastikan bahwa setiap kendala dapat teridentifikasi dan ditangani dengan segera oleh dinas terkait.
Febrina Kusumawati menjelaskan bahwa sistem ini mampu membaca berbagai indikator penting, termasuk jika ada stagnasi pada penjualan produk. Informasi ini krusial untuk mengambil keputusan cepat guna mencegah kerugian lebih lanjut. Transparansi dan efisiensi pelaporan koperasi menjadi target utama dari implementasi teknologi ini.
Dengan adanya sistem ini, proses pelaporan keuangan dan aktivitas usaha koperasi dapat dilakukan secara lebih akurat dan terstruktur. Hal ini tidak hanya mempermudah pihak Dinkopdag dalam melakukan pengawasan, tetapi juga meningkatkan akuntabilitas koperasi itu sendiri. Digitalisasi Koperasi Surabaya menjadi pondasi penting bagi pertumbuhan ekonomi berbasis kerakyatan.
Pentingnya Pemetaan Potensi Wilayah dan Pelatihan Berkelanjutan
Sebelum sebuah koperasi memulai usahanya, Pemkot Surabaya menekankan pentingnya pemetaan potensi wilayah yang dilakukan oleh kelurahan dan kecamatan. Proses ini memastikan bahwa koperasi tidak serta-merta membeli stok barang tanpa pertimbangan matang terhadap kebutuhan pasar lokal. Pemetaan ini menjadi fondasi awal untuk menentukan jenis usaha yang paling relevan dan berpotensi di suatu area.
Sebagai contoh, jika suatu kawasan memiliki potensi besar dalam produksi kue, maka koperasi disarankan untuk fokus pada sektor tersebut terlebih dahulu. Setelah usaha inti berjalan stabil, koperasi dapat mengembangkan inisiatif lain seperti layanan pembayaran pajak atau kemitraan bisnis. Pendekatan bertahap ini meminimalkan risiko kerugian dan memaksimalkan peluang keberhasilan.
Selain pemetaan, Dinkopdag juga menyediakan pelatihan komprehensif bagi pengurus koperasi dan pelaku UMKM yang tergabung dalam KKMP. Pelatihan ini mencakup pemahaman sistem kerja koperasi, strategi bisnis yang efektif, hingga manajemen keuangan yang sehat. Tujuannya adalah membekali para pengelola dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalankan koperasi secara profesional, sejalan dengan visi digitalisasi Koperasi Surabaya.
Fleksibilitas Bidang Usaha dan Akses Permodalan Koperasi
Berdasarkan petunjuk pelaksanaan (Juklak) dari Kementerian Koperasi (Kemenkop), Koperasi Merah Putih memiliki fleksibilitas untuk menjalankan berbagai bidang usaha. Jenis usaha yang dipilih harus disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi lokal di masing-masing wilayah. Fleksibilitas ini memungkinkan koperasi untuk beradaptasi dengan dinamika pasar dan memenuhi permintaan komunitas.
Salah satu contoh konkret adalah koperasi yang berfokus pada sektor pangan, seperti penyediaan beras untuk warga atau pelaku UMKM makanan. Koperasi dapat berperan sebagai penghubung antara pemasok bahan baku dan UMKM yang membutuhkan. Ini menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan dan memperkuat rantai pasok lokal.
Lebih lanjut, jika seorang pelaku UMKM menjadi anggota koperasi dan ingin mengembangkan usahanya, koperasi dapat memfasilitasi akses permodalan. Peran ini sangat vital dalam mendukung pertumbuhan UMKM yang seringkali kesulitan mendapatkan pendanaan dari lembaga keuangan konvensional. Dengan demikian, digitalisasi Koperasi Surabaya tidak hanya menguatkan kelembagaan tetapi juga memberdayakan anggotanya.