Terungkap! Pj Gubernur Papua Pastikan Kualitas Makan Bergizi Gratis Kepulauan Yapen Penuhi Standar Gizi Nasional

Pj Gubernur Papua Agus Fatoni memastikan program Makan Bergizi Gratis Kepulauan Yapen telah memenuhi standar gizi. Bagaimana program ini berjalan dan apa dampaknya bagi anak-anak sekolah?

Jayapura, Papua – Penjabat (Pj) Gubernur Papua, Agus Fatoni, secara langsung memastikan bahwa kualitas penyediaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Kepulauan Yapen telah sepenuhnya sesuai dengan standar gizi yang ditetapkan oleh pemerintah. Kunjungan ini dilakukan sebagai bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam menjamin asupan gizi optimal bagi generasi muda Papua. Program ini menjadi salah satu fokus utama dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia di daerah tersebut.

Kunjungan inspeksi ini dilakukan pada Kamis (31/7), di mana Pj Gubernur Fatoni bersama sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait meninjau langsung dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berlokasi di Kepulauan Yapen. Tujuan utama dari kunjungan ini adalah untuk memverifikasi dan memastikan setiap tahapan dalam penyediaan MBG memenuhi kriteria kualitas yang ketat. Inisiatif ini menunjukkan transparansi dan akuntabilitas pemerintah dalam pelaksanaan program penting.

Program MBG di Kepulauan Yapen ini dirancang untuk mendistribusikan makanan bergizi kepada 3.955 anak sekolah, serta menjangkau ibu hamil dan menyusui. Dengan cakupan yang luas ini, setiap aspek kualitas gizi harus dipastikan agar memberikan manfaat maksimal bagi penerima. Pemeriksaan menyeluruh dilakukan untuk memastikan bahwa makanan yang disajikan tidak hanya lezat, tetapi juga memenuhi kebutuhan nutrisi esensial.

Inspeksi Menyeluruh Kualitas dan Proses Produksi MBG

Pj Gubernur Agus Fatoni menjelaskan bahwa pihaknya telah menyaksikan secara langsung seluruh proses penyiapan makanan, mulai dari penerimaan bahan baku, pengolahan, hingga siap untuk didistribusikan kepada anak-anak sekolah. Setiap detail diperhatikan untuk menjamin kebersihan dan keamanan pangan. Proses ini penting untuk memastikan bahwa makanan yang sampai ke tangan penerima adalah yang terbaik.

Melalui kunjungan tersebut, tim juga meninjau berbagai fasilitas pendukung di dapur SPPG. Ini termasuk ruang konsultasi gizi, kualifikasi staf, area produksi, fasilitas penyimpanan hasil produksi, serta prosedur pemeriksaan makanan dan ruang pengemasan. Bahkan, kualitas kompor yang digunakan untuk memasak turut diperiksa demi menjamin keamanan bagi para pekerja di dapur SPPG. Aspek keselamatan kerja menjadi prioritas yang tidak terpisahkan dari kualitas produksi.

Fatoni menambahkan bahwa terdapat tiga dapur SPPG yang beroperasi di Kepulauan Yapen, khususnya di Serui, yang telah berjalan dengan baik selama lima bulan terakhir. Keberadaan dapur-dapur ini menunjukkan komitmen berkelanjutan dalam penyediaan gizi. Kualitas dan efisiensi operasional dapur-dapur ini menjadi kunci keberhasilan program MBG di wilayah tersebut.

Dampak Positif Program Gizi dan Dukungan Pemerintah

Dengan adanya dapur SPPG di Kepulauan Yapen, diharapkan program ini dapat memberikan kontribusi signifikan dalam membantu anak-anak setempat mendapatkan akses makanan sehat dan bergizi. Ini adalah langkah konkret dalam mendukung visi Presiden Prabowo terkait program MBG di seluruh Indonesia, termasuk di Provinsi Papua. Dukungan penuh dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk keberlanjutan program ini.

Selain menyasar sekolah-sekolah, dapur SPPG di Kepulauan Yapen juga telah mendistribusikan makanan bergizi kepada ibu hamil dan menyusui. Inisiatif ini menunjukkan pendekatan holistik dalam pemenuhan gizi masyarakat. Pj Gubernur Fatoni meyakini bahwa program ini akan sangat membantu pemenuhan gizi anak-anak dan berkontribusi pada pembangunan generasi Papua yang lebih baik di masa depan. Distribusi makanan ke sekolah-sekolah dilakukan dari pukul 06.00 hingga 09.00 pagi, memastikan anak-anak mendapatkan asupan pagi yang penting.

Berikut adalah beberapa aspek yang diperiksa selama kunjungan:

• Proses penerimaan dan kualitas bahan baku makanan.
• Standar kebersihan dan sanitasi di area pengolahan.
• Kualifikasi dan keahlian staf pengolah makanan.
• Kondisi ruang penyimpanan hasil produksi.
• Prosedur pemeriksaan kualitas dan keamanan makanan.
• Kondisi dan keamanan peralatan masak, termasuk kompor.
• Efisiensi proses distribusi ke titik-titik penerima.