Tiga Remaja Ditangkap Jual Sajam untuk Tawuran di Kelapa Gading
Polisi Kelapa Gading menangkap tiga remaja yang menjual senjata tajam secara online untuk tawuran, mereka terancam hukuman penjara 7-10 tahun.

Jakarta, 17 Februari 2024 - Kejadian menghebohkan terjadi di Kelapa Gading. Tiga remaja, G (15), LY (15), dan RR (15), ditangkap pihak berwajib karena diduga terlibat dalam penjualan senjata tajam (sajam) yang diperuntukkan bagi aksi tawuran. Penangkapan ini berhasil mengungkap jaringan penjualan sajam yang meresahkan masyarakat.
Penangkapan dan Barang Bukti
Kapolsek Kelapa Gading, Kompol Seto Handoko Putra, didampingi Kanit Reskrim AKP Kiki Tanlim, menjelaskan kronologi penangkapan. Berawal dari informasi masyarakat, anggota Resmob Polsek Kelapa Gading melakukan observasi dan berhasil menangkap G pada Rabu, 12 Februari 2024, sekitar pukul 17.40 WIB di Jalan Mandiri Utara. G kedapatan membawa sebuah parang corbek sepanjang 90 cm yang terbungkus rapi. Pengakuan G, sajam tersebut akan dijual secara cash on delivery (COD).
Tidak berhenti sampai di situ, pada hari yang sama sekitar pukul 20.00 WIB, LY dan RR ditangkap di Jalan Raya Kelapa Nias. Keduanya membawa sebuah celurit sepanjang 120 cm. Mereka mengaku membeli sajam tersebut secara patungan seharga Rp190.000 dan berencana menjualnya kembali secara online melalui grup Facebook "JUAL BELI SAJAM" dan "Jual beli celurit jakarta pusat, dan timur" dengan harga Rp250.000.
Modus Operandi dan Ancaman Hukuman
Modus operandi para remaja ini cukup rapi. Mereka memanfaatkan media sosial untuk memasarkan sajam dan melakukan transaksi COD untuk menghindari penangkapan. Keberhasilan polisi mengungkap kasus ini menunjukkan pentingnya peran serta masyarakat dalam memberikan informasi.
Ketiga remaja tersebut dijerat dengan Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang kepemilikan senjata tajam tanpa hak. Ancaman hukumannya cukup berat, yaitu penjara selama 7-10 tahun.
Dampak dan Pencegahan
Kasus ini menyoroti permasalahan serius terkait maraknya tawuran dan akses mudah terhadap sajam di kalangan remaja. Peran orang tua dan lingkungan sekitar sangat penting dalam mencegah tindakan serupa. Peningkatan pengawasan dan edukasi tentang bahaya tawuran serta sanksi hukum yang tegas diharapkan mampu memberikan efek jera.
Selain itu, perlu adanya kerjasama yang lebih intensif antara pihak kepolisian, sekolah, dan keluarga dalam memberikan edukasi dan pengawasan terhadap anak-anak. Media sosial juga perlu meningkatkan pengawasan terhadap konten-konten yang mempromosikan kekerasan dan penjualan sajam.
Kesimpulan
Penangkapan tiga remaja penjual sajam ini menjadi pengingat penting bagi kita semua untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah pencegahan. Tawuran bukanlah solusi, dan akses mudah terhadap sajam hanya akan meningkatkan potensi kekerasan. Semoga kasus ini menjadi pelajaran berharga dan mendorong upaya bersama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi anak-anak muda.
"Kami berharap kasus ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak," ujar Kompol Seto. "Pencegahan sejak dini dan pengawasan ketat sangat penting untuk menekan angka tawuran dan mencegah akses mudah terhadap senjata tajam."