Tragedi Hanyutnya Mahasiswa UNG di Bone Bolango: Dua Meninggal, Satu Hilang
Banjir bandang di Bone Bolango merenggut nyawa dua mahasiswa UNG yang sedang KKN, sementara satu lainnya masih hilang dan beberapa mengalami luka-luka.

Banjir bandang yang menerjang Sungai Bulawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo pada Selasa, 16 April 2023, telah mengakibatkan tragedi yang menyayat hati. Sepuluh mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG) yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) terintegrasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menjadi korban, dua di antaranya meninggal dunia, dan satu lainnya masih dinyatakan hilang.
Kejadian ini bermula sekitar pukul 10.00 WITA ketika sepuluh mahasiswa Jurusan Geologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UNG melakukan pemetaan di wilayah perbukitan. Sekitar pukul 16.00 WITA, saat mereka hendak kembali ke perkampungan, tiba-tiba banjir bandang menerjang dan memisahkan mereka. Beberapa terbawa arus, sebagian tertahan di batu besar, dan ada yang hilang tenggelam.
Rektor UNG, Eduart Wolok, menyampaikan duka cita mendalam atas musibah ini dan menyatakan bahwa UNG telah menurunkan tim untuk menangani dan merehabilitasi para mahasiswa yang menjadi korban. "Kami sangat berduka atas musibah ini dan akan membantu semua proses yang diperlukan dalam penanganan korban," ujarnya.
Korban Meninggal dan Selamat
Dua mahasiswa yang meninggal dunia telah teridentifikasi: Alfateha Ahdania Ahmadi asal Ratatotok, Sulawesi Utara, dan Sri Maghfira Mamonto asal Inobonto, Sulawesi Utara. Sementara itu, beberapa mahasiswa lainnya mengalami luka-luka dan telah mendapatkan penanganan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tombulilato Bone Bolango. Mereka adalah Fiqri Fariz K Pakaya (Palele, Sulawesi Tengah) dan Risman Ahmad (Taliabu, Maluku Utara).
Mahasiswa yang masih dalam proses evakuasi adalah Sukirman Satar (Kambani, Sulawesi Tengah), Nirmawati Musa (Buntulia, Gorontalo), Lisda B Laindjong (Buol, Sulawesi Tengah), Ahmad Firli Aprilio Mamonto (Kotamobagu, Sulawesi Utara), dan Alif Rahmat Sandhi (Isimu, Gorontalo). Satu orang mahasiswa lainnya, Regina Malaka (Buntulia, Gorontalo), masih dalam pencarian.
Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UNG sekaligus Ketua Pusat KKN UNG, Rosbin Pakaya, menjelaskan kronologi kejadian yang mengakibatkan para mahasiswa terpisah saat diterjang banjir bandang. "Saat peristiwa itu terjadi, mereka terpisah, ada yang terbawa arus, ada yang tertahan di batu besar dan ada yang hilang atau tenggelam," jelasnya.
Upaya Penanganan dan Rehabilitasi
UNG menyatakan komitmennya untuk memberikan dukungan penuh kepada para korban dan keluarga. Selain penanganan medis, UNG juga akan memberikan dukungan psikososial untuk membantu mahasiswa yang selamat mengatasi trauma yang dialami. Universitas juga terus berkoordinasi dengan tim SAR untuk mendapatkan informasi terkini mengenai pencarian mahasiswa yang masih hilang.
Proses rehabilitasi akan difokuskan pada pemulihan fisik dan psikis para mahasiswa yang selamat. UNG akan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk tenaga medis dan psikolog, untuk memastikan para mahasiswa mendapatkan perawatan dan dukungan yang dibutuhkan.
Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap bencana alam, khususnya di daerah rawan bencana. Semoga kejadian ini tidak terulang kembali dan menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak.
UNG juga menekankan pentingnya koordinasi dan kerjasama dengan berbagai pihak dalam upaya penanganan bencana. Kerjasama dengan tim SAR, pemerintah daerah, dan masyarakat setempat sangat krusial dalam proses pencarian, penyelamatan, dan rehabilitasi para korban.