Longsor di Tapanuli Selatan: Pasangan Suami Istri Tewas, Rumah Rusak
Bencana tanah longsor di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, menewaskan pasangan suami istri dan merusak beberapa rumah akibat hujan deras; upaya penanganan bencana tengah dilakukan.

Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara pada Sabtu, 22 Februari 2025 pukul 18.30 WIB, mengakibatkan tanah longsor yang tragis. Bencana ini telah merenggut nyawa dua orang, pasangan suami istri, di Desa Sisundung. Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Sumatera Utara melaporkan kejadian ini, mencatat pula kerusakan pada sejumlah rumah warga.
Kejadian tanah longsor ini menimbulkan keprihatinan dan mendesak pemerintah daerah untuk segera melakukan upaya penanganan. Selain menelan korban jiwa, bencana alam ini juga mengakibatkan kerusakan fisik berupa satu unit rumah rusak ringan dan satu unit rumah rusak berat. Akibatnya, beberapa keluarga terpaksa mengungsi untuk sementara waktu.
Informasi yang diperoleh dari Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik BPBD Sumut, Sri Wahyuni Pancasilawati, menyebutkan bahwa tidak ada korban luka-luka dalam kejadian ini. Namun, dampak dari longsor tersebut cukup signifikan bagi warga sekitar, khususnya bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal dan anggota keluarga.
Upaya Penanganan Bencana Longsor di Tapanuli Selatan
Sejak kejadian tanah longsor tersebut, berbagai upaya penanganan telah dilakukan oleh pihak terkait. BPBD setempat, dibantu oleh pemerintah daerah dan masyarakat, langsung bergerak cepat untuk membersihkan material longsor menggunakan alat berat. Proses pembersihan ini dilakukan secara terpadu, melibatkan tim gabungan dan warga sekitar yang bahu membahu dalam gotong royong.
"BPBD setempat telah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait," ujar Sri Wahyuni, yang akrab disapa Yuyun. Koordinasi ini penting untuk memastikan efektivitas dan efisiensi dalam penanganan bencana, termasuk dalam pembagian tugas dan penyediaan sumber daya yang dibutuhkan.
Selain pembersihan material longsor, tim terpadu juga melakukan pendataan korban dan dampak bencana. Pendataan ini bertujuan untuk memastikan tidak ada korban yang terlewatkan dan untuk mengetahui secara pasti kerusakan yang terjadi, sehingga dapat ditentukan langkah-langkah penanganan selanjutnya.
Proses pendataan dan pembersihan material longsor masih terus berlangsung hingga saat ini. Upaya ini dilakukan agar warga dapat segera kembali ke rumah masing-masing dan kehidupan dapat kembali normal. Kerja sama dan gotong royong antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam penanganan bencana ini.
Dampak Longsor dan Kondisi Terkini
Longsor di Desa Sisundung, Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan, telah menimbulkan dampak yang cukup signifikan. Selain menewaskan dua orang dan merusak rumah warga, bencana ini juga menimbulkan kekhawatiran akan potensi bencana susulan, mengingat intensitas hujan yang masih tinggi di wilayah tersebut.
Berdasarkan laporan yang diterima, dua keluarga terpaksa mengungsi karena rumah mereka rusak dan tidak layak huni. Pemerintah setempat telah menyediakan tempat pengungsian sementara dan memberikan bantuan logistik kepada para pengungsi. Bantuan tersebut meliputi kebutuhan pokok seperti makanan, minuman, selimut, dan pakaian.
Meskipun upaya penanganan bencana telah dilakukan, kewaspadaan tetap diperlukan. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Pemerintah juga terus memantau kondisi cuaca dan melakukan langkah-langkah antisipatif untuk mencegah terjadinya bencana serupa di masa mendatang.
"Saat ini sedang dilakukan pembersihan menggunakan alat berat dan gotong royong bersama masyarakat," tambah Yuyun. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dan masyarakat dalam menangani bencana dan meminimalisir dampak yang ditimbulkan.
Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi kita semua untuk selalu waspada terhadap potensi bencana alam dan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Semoga kejadian ini tidak terulang kembali dan korban jiwa dapat diminimalisir di masa mendatang.