Bencana Hidrometeorologi Basah Akibatkan Korban Jiwa dan Kerusakan Bangunan di Beberapa Wilayah Indonesia
Bencana hidrometeorologi basah seperti tanah longsor dan angin kencang di beberapa wilayah Indonesia telah mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan bangunan, BNPB mengimbau peningkatan kesiapsiagaan masyarakat.

Jakarta, 24 Februari 2025 - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan serangkaian bencana hidrometeorologi basah yang melanda beberapa wilayah Indonesia pada pekan terakhir Februari 2025, mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur. Kejadian ini meliputi tanah longsor, angin kencang, dan hujan deras yang intensitasnya tinggi.
Bencana tanah longsor di Desa Sisundung, Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara pada Sabtu (22/2) pukul 18.00 WIB, menelan dua korban jiwa. Kedua korban telah berhasil dievakuasi oleh tim penyelamat, yang juga membersihkan material longsoran menggunakan alat berat. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyatakan, "Tanah longsor itu terjadi di Desa Sisundung, Kecamatan Angkola Barat pada Sabtu (22/2) pukul 18.00 waktu setempat itu menelan dua korban jiwa meninggal dunia."
Tidak hanya di Sumatera Utara, bencana serupa juga terjadi di Lampung. Longsor di Kelurahan Gedong, Kecamatan Tanjung Barat, Kabupaten Lampung Selatan pada Jumat (21/2) menimpa satu rumah yang dihuni tiga orang, mengakibatkan dua korban meninggal dunia dan satu selamat. Bencana ini diduga dipicu oleh hujan deras dan struktur tanah yang labil, menurut keterangan Abdul Muhari.
Bencana Angin Kencang di Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan
Di Jawa Tengah, tepatnya di Kabupaten Sragen, angin kencang menerjang tiga desa pada Sabtu (22/2). Desa Jatibatur (Kecamatan Gemolong), Desa Jeruk (Kecamatan Miri), dan Desa Wonorejo (Kecamatan Kalijambe) mengalami kerusakan signifikan. Sebanyak 42 unit rumah rusak, satu fasilitas ibadah terdampak, satu unit sekolah rusak, dan 39 titik pohon tumbang. Pohon tumbang tersebut bahkan merusak instalasi kabel listrik, menyebabkan pemadaman listrik di beberapa wilayah.
BPBD Kabupaten Sragen dan relawan setempat langsung melakukan penanganan pohon tumbang dan kerusakan rumah. Koordinasi dengan PLN juga dilakukan untuk mengatasi pemadaman listrik. Namun, luasnya wilayah terdampak dan kondisi cuaca yang masih hujan menjadi kendala dalam penanganan darurat.
Sulawesi Selatan juga terdampak angin kencang. Di Desa Matajang, Kecamatan Dua Boccoe, Kabupaten Bone, angin kencang disertai hujan deras merusak 25 unit rumah warga pada Sabtu (22/2). BPBD Kabupaten Bone tengah melakukan asesmen dan berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk penanganan lebih lanjut.
Imbauan BNPB dan Kesiapsiagaan Pemerintah Daerah
Menanggapi kejadian ini, BNPB mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi risiko bencana hidrometeorologi basah. Abdul Muhari memberikan beberapa saran penting, "Jika terjadi angin kencang, segera hindari pohon-pohon yang berpotensi mengalami tumbang. Berlindung di dalam bangunan yang kuat. Segera lakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman jika terjadi hujan deras lebih dari satu jam."
Selain itu, BNPB juga meminta pemerintah daerah untuk memeriksa kesiapan perangkat, personel, dan sumber daya dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi basah. Hal ini penting untuk memastikan respon cepat dan efektif dalam menghadapi situasi darurat.
Peristiwa ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam di Indonesia. Dengan meningkatkan kewaspadaan dan koordinasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan dampak bencana dapat diminimalisir.