Tragedi Longsor Tapanuli Selatan: Pasangan Suami Istri Ditemukan Meninggal
Pasangan suami istri ditemukan meninggal dunia setelah tertimbun longsor di Tapanuli Selatan akibat hujan deras yang memicu bencana tersebut.

Tragedi longsor di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, telah merenggut nyawa sepasang suami istri. Bencana yang terjadi di Desa Sisundung, Kecamatan Angkola Barat pada Sabtu malam, 22 Februari 2024, sekitar pukul 21.30 WIB, ini dipicu oleh hujan deras yang berlangsung lama. Kedua korban ditemukan meninggal dunia setelah tertimbun material longsor yang menimpa rumah mereka. Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, dan BPBD Tapanuli Selatan berhasil menemukan jasad kedua korban setelah melakukan penggalian di lokasi bencana.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, membenarkan kejadian tersebut dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (23/2). Ia menyatakan bahwa jasad kedua korban telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. Peristiwa ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat setempat. Selain menelan korban jiwa, bencana ini juga mengakibatkan kerusakan dua rumah warga secara signifikan.
Peristiwa tanah longsor dipicu oleh curah hujan yang tinggi dan berlangsung lama. Intensitas hujan yang deras menyebabkan tanah menjadi jenuh dan akhirnya longsor. Hal ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah dan BNPB untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana serupa di masa mendatang. BNPB juga mengingatkan pentingnya mitigasi bencana dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana alam, khususnya di daerah rawan longsor.
Korban Longsor dan Kondisi Pasca Bencana
Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, dan BPBD Tapanuli Selatan bekerja keras untuk menemukan korban dan membersihkan material longsor. Setelah memastikan semua korban yang tertimbun ditemukan, tim tersebut melanjutkan upaya pembersihan sisa-sisa longsor. Proses evakuasi dan pencarian korban berjalan dengan penuh tantangan mengingat kondisi medan yang sulit. Upaya ini menunjukkan kerja sama dan solidaritas yang tinggi antar instansi dalam menangani bencana.
Meskipun kedua korban sudah ditemukan, upaya penanganan pasca bencana masih terus berlangsung. Pemerintah daerah dan instansi terkait terus memantau kondisi wilayah yang terdampak dan memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak. Selain itu, upaya rehabilitasi dan rekonstruksi juga akan dilakukan untuk memulihkan kondisi wilayah yang rusak.
BNPB menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap potensi bencana susulan. Kondisi tanah yang labil pasca longsor meningkatkan risiko terjadinya bencana serupa jika terjadi hujan deras kembali. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.
Imbauan BNPB dan Tanda-Tanda Longsor
BNPB mengingatkan masyarakat di Tapanuli Selatan untuk tetap waspada terhadap potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dalam beberapa waktu ke depan. Masyarakat diimbau untuk mengenali tanda-tanda terjadinya tanah longsor, seperti munculnya retakan di lereng sejajar dengan tebing, perubahan warna air sumur menjadi keruh, pepohonan atau tiang tampak miring, dan kerikil berjatuhan dari tebing.
"Dan jika terjadi hujan intensitas tinggi lebih dari satu jam, warga sebaiknya mengevakuasi diri ke tempat yang lebih aman," imbau Abdul Muhari. Imbauan ini penting untuk dipatuhi agar masyarakat dapat menyelamatkan diri dari potensi bahaya longsor. Kesadaran dan kewaspadaan masyarakat sangat penting dalam upaya mitigasi bencana.
Selain itu, pemerintah daerah juga perlu meningkatkan upaya mitigasi bencana, seperti pembuatan sistem peringatan dini dan penataan lingkungan yang aman dari bencana. Kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait sangat penting dalam upaya mengurangi risiko bencana dan melindungi masyarakat dari ancaman bencana alam.
Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi kita semua tentang pentingnya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana. Dengan meningkatkan kewaspadaan dan memahami tanda-tanda bahaya, kita dapat mengurangi risiko kerugian jiwa dan harta benda akibat bencana alam.