Tragedi Sungai Bedadung: Satu Korban Tewas Terseret Arus, Pencarian Satu Lainnya Berlanjut
Satu korban hanyut di Sungai Bedadung, Jember ditemukan meninggal, sementara pencarian satu korban lainnya masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan.

Tragedi Sungai Bedadung: Satu Korban Tewas Terseret Arus, Pencarian Satu Lainnya Berlanjut
Pada Rabu, 26 Maret 2024, dua pelajar, Abdul Qodir Arifa'i (16) dan Aliful Imam (13), terseret arus Sungai Bedadung di Desa Balung Kidul, Kecamatan Balung, Jember, Jawa Timur, saat mandi di sungai tersebut setelah sholat subuh. Kejadian ini mengakibatkan satu korban meninggal dunia dan satu lainnya masih dinyatakan hilang. Peristiwa nahas ini terjadi akibat derasnya arus sungai yang dipicu cuaca ekstrem dan hujan di hulu sungai.
Aliful Imam, pelajar SMP, ditemukan meninggal dunia di muara Pantai Pancer pada Kamis, 27 Maret 2024. Jenazahnya telah dimakamkan oleh pihak keluarga. Sementara itu, pencarian terhadap Abdul Qodir, pelajar SMA, masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Widodo Julianto, mengkonfirmasi hal ini dan menjelaskan upaya pencarian yang telah dilakukan.
Kejadian ini menyoroti pentingnya kewaspadaan dan keselamatan saat beraktivitas di sekitar sungai, terutama di tengah kondisi cuaca ekstrem. BPBD Jember mengimbau masyarakat untuk selalu mengawasi anak-anak mereka dan menghindari aktivitas berbahaya di sungai, mengingat potensi bahaya yang mengintai.
Pencarian Korban Hilang Dilanjutkan
Tim SAR gabungan telah melakukan penyisiran di sepanjang Sungai Bedadung, hingga ke Jembatan Lojejer dan muara Pantai Pancer. Namun, hingga Kamis sore, Abdul Qodir belum ditemukan. Widodo Julianto menyatakan bahwa pencarian akan dilanjutkan pada Jumat, 28 Maret 2024, dengan menambah armada perahu karet dan peralatan keselamatan lainnya untuk memperluas area pencarian.
"Tim SAR telah menyisir hingga Jembatan Lojejer, namun korban Abdul Qodir belum juga ditemukan. Kami akan melanjutkan pencarian besok pagi dengan menambah armada perahu karet serta peralatan keselamatan lainnya," ujar Widodo.
Upaya pencarian akan difokuskan pada area yang belum terjangkau sebelumnya, dengan harapan dapat menemukan Abdul Qodir dalam kondisi selamat. BPBD Jember berkomitmen untuk terus berupaya maksimal dalam pencarian korban hilang ini.
Selain itu, BPBD Jember juga menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap potensi bahaya yang ada di sungai, terutama saat cuaca ekstrem. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan berhati-hati, serta menghindari aktivitas di sungai jika kondisi cuaca tidak memungkinkan.
Imbauan Kepada Masyarakat
Widodo Julianto menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati, terutama saat anak-anak bermain di sekitar sungai. Arus sungai yang deras sewaktu-waktu dapat membahayakan keselamatan, terutama di tengah kondisi cuaca ekstrem yang masih terjadi saat ini.
"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati saat anak-anaknya bermain di sungai, karena terkadang arus cukup deras sewaktu-waktu karena terjadi hujan di hulu sungai. Saat ini masih terjadi cuaca ekstrem, sehingga perlu ditingkatkan kewaspadaan," katanya.
Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya edukasi dan kesadaran masyarakat akan bahaya yang mengintai di alam sekitar. Penting bagi orang tua untuk mengawasi anak-anak mereka dan memberikan pemahaman tentang keselamatan saat berada di dekat sungai atau perairan lainnya.
Kejadian ini juga menjadi sorotan bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan upaya pencegahan dan mitigasi bencana, khususnya terkait dengan keselamatan masyarakat di sekitar sungai. Peningkatan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat, serta kesiapsiagaan tim SAR, sangat penting untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Dari lima anak yang awalnya mencari ikan di Sungai Bedadung, tiga diantaranya mandi dan terseret arus. Satu anak berhasil selamat, sementara dua lainnya mengalami nasib tragis. Peristiwa ini menjadi duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat Jember.