Tragedi Tenggelam di Pantai Ujuang Tanjuang: Dua Pelajar Ditemukan Meninggal
Dua pelajar ditemukan meninggal dunia setelah sebelumnya dilaporkan hilang terseret arus saat mandi di Pantai Ujuang Tanjuang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Tragedi tenggelam yang menimpa rombongan pelajar di Pantai Ujuang Tanjuang, Jorong Pasia Tiku, Nagari Tiku Selatan, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, telah menelan dua korban jiwa. Kedua pelajar, Yordan Ramadhan (16) dan Dani Afriandi (16), ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Minggu pagi, 13 April 2024, setelah sebelumnya dilaporkan hilang terseret arus pada Sabtu sore. Kejadian ini bermula ketika sekelompok pelajar dari Kecamatan Matur berjumlah 16 orang melakukan aktivitas mandi-mandi di pantai tersebut sekitar pukul 15.00 WIB.
Kronologi kejadian bermula ketika 15 dari 16 pelajar yang mandi di pantai tersebut terseret arus gelombang sekitar pukul 15.00 WIB pada Sabtu, 12 April 2024. Tim gabungan yang terdiri dari BPBD Agam, Basarnas, Polri, TNI, PMI, Satpol PP Damkar, Pemerintah Kecamatan, dan masyarakat setempat langsung melakukan pencarian setelah mendapat informasi pada pukul 15.15 WIB. Upaya penyelamatan berhasil menyelamatkan 13 orang pelajar, namun satu pelajar, Arya Faras Caswa (16), ditemukan meninggal dunia. Sementara itu, dua pelajar lainnya, Yordan Ramadhan dan Dani Afriandi, dinyatakan hilang dan masih dalam pencarian.
Pencarian intensif yang dilakukan tim gabungan membuahkan hasil pada Minggu pagi. Yordan Ramadhan ditemukan di tepi pantai sekitar 500 meter dari lokasi kejadian sekitar pukul 07.50 WIB, sedangkan Dani Afriandi ditemukan sekitar satu kilometer dari lokasi kejadian pada pukul 08.15 WIB. Kedua jenazah kemudian dievakuasi ke Puskesmas Tiku untuk dilakukan pemeriksaan sebelum diserahkan kepada pihak keluarga. Operasi pencarian dan pertolongan resmi ditutup pada pukul 08.30 WIB setelah seluruh korban berhasil ditemukan. "Operasi pencarian dan pertolongan kita tutup setelah seluruh korban berhasil ditemukan pada pukul 08.30 WIB," kata Kepala Pelaksana BPBD Agam, Budhi Perwira Negara.
Pencarian dan Evakuasi Korban
Tim gabungan Pemkab Agam mengerahkan berbagai sumber daya untuk melakukan pencarian korban. Selain menggunakan perahu karet, tim juga dibantu oleh beberapa unit perahu nelayan. Kerja sama dan koordinasi yang baik antara berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan dalam menemukan kedua korban yang hilang. Proses evakuasi dilakukan dengan hati-hati dan efisien untuk memastikan jenazah sampai ke pihak keluarga dengan layak.
Dari 16 pelajar yang awalnya pergi ke pantai, 15 orang mandi di laut. Gelombang yang cukup tinggi dan arus yang kuat diduga menjadi penyebab utama para pelajar terseret ke tengah laut. Kejadian ini menjadi peringatan penting akan pentingnya kewaspadaan dan keselamatan saat beraktivitas di sekitar pantai, terutama saat kondisi cuaca kurang mendukung. Pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk selalu memperhatikan rambu-rambu keselamatan dan waspada terhadap potensi bahaya di sekitar pantai.
Selain Yordan dan Dani, terdapat pelajar lain yang mengalami kejadian serupa, yaitu Arya Faras Caswa (16) yang ditemukan meninggal dunia. Dua pelajar lainnya, Adam Habibie (15) dan Hafiz Akbar (16), dirawat di Puskesmas Tiku dan telah kembali ke rumah masing-masing setelah mendapatkan perawatan medis. Keseluruhan korban yang selamat, termasuk 10 pelajar yang disebutkan dalam laporan, yaitu Rifki Ardi Dwi Wibowo (16), Rava Maulana (17), Zaki Armansyah (17), Ravano Alzikri (15), Fadyl Mafer (15), Fauzi Bowo (16), Muhammad Tegar Dedi Antama (17), Farid (17), Rezky Luki Ramadhan (17), dan Vakrie Divo (15), telah kembali ke rumah masing-masing dalam keadaan selamat.
Imbauan Keselamatan di Pantai
Kejadian ini menyoroti pentingnya kesadaran akan keselamatan di area pantai. Pihak berwenang perlu meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, khususnya anak-anak muda, tentang bahaya yang mengintai di pantai, seperti arus balik dan gelombang tinggi. Penting juga untuk selalu memperhatikan kondisi cuaca sebelum melakukan aktivitas di pantai dan mengikuti petunjuk dari petugas yang berwenang.
Selain itu, peran orang tua dan guru dalam mengawasi anak-anak saat beraktivitas di pantai juga sangat penting. Kehadiran pengawas yang memadai dapat membantu mencegah terjadinya kecelakaan serupa di masa mendatang. Dengan meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan, diharapkan tragedi serupa dapat dicegah dan keselamatan pengunjung pantai dapat terjamin.
Kejadian ini menjadi duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat Kabupaten Agam. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk selalu memprioritaskan keselamatan dan kewaspadaan dalam setiap aktivitas, terutama di area yang berpotensi bahaya.