Trans Sarbagita Terima Masukan, Layanan untuk Disabilitas Jadi Sorotan
Dishub Bali menerima keluhan pengguna Trans Sarbagita terkait layanan yang kurang ramah disabilitas dan meminta perbaikan layanan, sementara rencana kembalinya Trans Metro Dewata masih membutuhkan proses panjang.

Denpasar, 19 Februari 2024 - Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Bali mendengarkan langsung masukan dari masyarakat terkait kekurangan layanan Trans Sarbagita, sistem transportasi publik pengganti Trans Metro Dewata yang berhenti beroperasi sejak 1 Januari 2024. Keluhan tersebut disampaikan langsung kepada Kepala Dishub Bali, IGW Samsi Gunarta, di Denpasar. Masukan ini meliputi berbagai aspek layanan, terutama terkait aksesibilitas bagi penyandang disabilitas dan keramahan pengemudi.
Kelompok pengguna transportasi publik, khususnya penyandang disabilitas, mengungkapkan sejumlah kendala yang mereka hadapi selama menggunakan Trans Sarbagita. Mereka membandingkan kondisi bus Trans Sarbagita dengan bus Trans Metro Dewata yang sebelumnya beroperasi. Salah satu keluhan utama adalah kurangnya keramahan pengemudi dan kejadian bus meninggalkan calon penumpang di halte. Kondisi bus Trans Sarbagita dinilai kurang memadai dibandingkan pendahulunya, Trans Metro Dewata.
Menanggapi keluhan tersebut, Kepala Dishub Bali menyampaikan apresiasi atas masukan yang diberikan. Ia menekankan pentingnya perbaikan layanan Trans Sarbagita agar lebih ramah disabilitas, meskipun diakui bahwa standarnya berbeda dengan Trans Metro Dewata. Dishub Bali berencana untuk meningkatkan kualitas layanan dengan berkolaborasi dengan aplikator online untuk memasang dasbor yang lebih informatif dan mudah diakses oleh penyandang disabilitas.
Perbaikan Layanan Trans Sarbagita dan Kembalinya Trans Metro Dewata
Dishub Bali menyadari adanya perbedaan standar antara Trans Sarbagita dan Trans Metro Dewata. Trans Metro Dewata memiliki standar transportasi massal yang melibatkan BUMN, tim keuangan, dan Bank Indonesia, sementara Trans Sarbagita menggunakan standar angkutan umum daerah yang lebih sederhana, termasuk penggunaan sistem pembayaran QRIS. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas layanan Trans Sarbagita difokuskan pada aspek-aspek yang dapat ditingkatkan dalam kerangka standar yang ada.
Kepala UPTD Trans Sarbagita, I Nyoman Wiratama, menyampaikan permohonan maaf atas kekurangan layanan yang ada. Ia memastikan bahwa pengemudi akan diinstruksikan untuk tidak meninggalkan calon penumpang di halte. Terkait perubahan rute, misalnya dari Batubulan-PNB menjadi Tabanan, Wiratama menjelaskan bahwa hal tersebut dilakukan karena keterbatasan anggaran dan perlu adanya proses persetujuan terlebih dahulu untuk setiap perubahan.
Sementara itu, Kepala Dishub Bali menjelaskan bahwa mengembalikan operasional Trans Metro Dewata bukanlah hal yang mudah. Setelah pemerintah pusat menghentikan biaya operasionalnya, Pemprov Bali berupaya untuk mengambil alih, namun prosesnya membutuhkan waktu yang cukup panjang. Selain itu, Pemprov Bali berkomitmen untuk mempertahankan standar layanan Trans Metro Dewata sehingga proses pengalihan pengelolaan juga membutuhkan perencanaan yang matang.
Tantangan dan Solusi Ke Depan
Perbedaan standar antara Trans Sarbagita dan Trans Metro Dewata menjadi tantangan tersendiri dalam upaya peningkatan kualitas layanan transportasi publik di Bali. Dishub Bali berupaya untuk meningkatkan layanan Trans Sarbagita secara bertahap, dengan fokus pada peningkatan keramahan terhadap penyandang disabilitas dan kepatuhan pengemudi terhadap aturan operasional. Kerjasama dengan aplikator online diharapkan dapat membantu dalam hal penyediaan informasi dan aksesibilitas bagi pengguna.
Proses pengembalian operasional Trans Metro Dewata juga membutuhkan waktu dan perencanaan yang matang. Pemprov Bali berkomitmen untuk mempertahankan standar layanan yang tinggi, sehingga proses pengalihan pengelolaan memerlukan koordinasi dan persiapan yang menyeluruh. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk terus meningkatkan kualitas layanan transportasi publik di Bali.
Ke depan, Dishub Bali akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas layanan transportasi publik di Bali dengan memperhatikan masukan dari masyarakat. Koordinasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk aplikator online dan pengelola Trans Sarbagita, akan menjadi kunci dalam mencapai tujuan tersebut. Prioritas utama adalah memastikan layanan yang aman, nyaman, dan ramah bagi semua pengguna, termasuk penyandang disabilitas.