Trivia Hari Anak Nasional 2025: Mengapa Kesadaran Budaya Anak Penting untuk Indonesia Emas 2045?
Menteri Kebudayaan menekankan pentingnya menanamkan kesadaran budaya anak sejak dini sebagai fondasi menuju Indonesia Emas 2045. Bagaimana peran teknologi dalam hal ini?

Menteri Kebudayaan Fadli Zon baru-baru ini menyerukan pentingnya penanaman kesadaran budaya pada anak-anak. Seruan ini disampaikan dalam peringatan Hari Anak Nasional 2025 yang berlangsung di Medan pada Rabu, 23 Juli.
Inisiatif ini bertujuan membentuk generasi muda yang berkualitas, tangguh, dan berbudaya. Hal ini sejalan dengan tema Hari Anak Nasional 2025, yaitu "Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045".
Menurut Fadli Zon, pemahaman budaya sejak dini menjadi kunci utama. Ini akan memastikan anak-anak tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki akar budaya yang kuat di tengah gempuran teknologi.
Membangun Fondasi Budaya Sejak Dini
Penanaman kesadaran budaya anak merupakan investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa. Anak-anak yang memahami dan mencintai budayanya akan tumbuh menjadi individu dengan identitas kuat. Mereka juga akan memiliki karakter yang kokoh, siap menghadapi tantangan global.
Pentingnya pendidikan budaya tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah. Keluarga dan masyarakat memegang peran vital dalam memperkenalkan nilai-nilai luhur dan tradisi lokal. Melalui interaksi sehari-hari, anak-anak dapat menyerap kekayaan budaya yang beragam di Indonesia.
Visi Indonesia Emas 2045 membutuhkan generasi penerus yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga memiliki kedalaman spiritual dan kearifan lokal. Kesadaran budaya anak menjadi pilar penting dalam mewujudkan cita-cita tersebut. Ini akan menciptakan masyarakat yang beradab dan berdaya saing.
Revitalisasi Budaya di Era Digital
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi, terutama penggunaan gawai, tantangan dalam menanamkan kesadaran budaya semakin besar. Anak-anak cenderung lebih banyak terpapar konten digital yang seringkali berasal dari budaya asing. Oleh karena itu, diperlukan strategi inovatif agar budaya lokal tetap relevan.
Kementerian Kebudayaan mendukung berbagai upaya untuk mendekatkan budaya kepada anak-anak. Salah satunya adalah dengan mengadakan panggung-panggung budaya. Contohnya, kegiatan ini telah diselenggarakan untuk anak-anak dalam acara car free day di Jakarta, menunjukkan komitmen pemerintah.
Fadli Zon juga menyoroti pentingnya revitalisasi permainan tradisional. Permainan anak-anak di tanah air merupakan warisan budaya tak benda yang kaya nilai. Mengajak anak kembali memainkan permainan seperti engklek atau congklak dapat menjadi cara efektif untuk menanamkan kecintaan pada budaya sekaligus mengurangi ketergantungan pada gawai.
Pemanfaatan teknologi tidak selalu menjadi ancaman bagi budaya. Justru, gawai dan platform digital dapat menjadi media yang kuat untuk mempromosikan dan melestarikan budaya. Dengan konten yang kreatif dan edukatif, teknologi dapat menjadi jembatan bagi anak-anak untuk mengenal dan mencintai warisan budaya mereka.