Investasi Indonesia untuk Masa Depan: Pengembangan Anak Usia Dini Menuju Indonesia Emas 2045
Pemerintah Indonesia gencar berinvestasi dalam pengembangan anak usia dini untuk meraih bonus demografi dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, dengan fokus pada pendidikan, kesehatan, dan perlindungan anak.

Pemerintah Indonesia tengah fokus mengembangkan sektor anak usia dini sebagai kunci utama dalam menghadapi bonus demografi yang diperkirakan terjadi antara tahun 2030 dan 2040. Pada periode tersebut, sekitar 70 persen penduduk Indonesia akan berada pada usia produktif. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Febrian A. Ruddyard, dalam peluncuran Indeks Pengembangan Anak Usia Dini (IPAUD) 2030 di Jakarta, Rabu (14/5).
Menurut Febrian, kunci keberhasilan visi Indonesia Emas 2045 terletak pada pemenuhan kebutuhan dasar anak sejak usia dini, termasuk pendidikan, kesehatan, dan perlindungan. Investasi ini sangat penting karena 90 persen perkembangan otak anak terjadi sebelum usia lima tahun, yang dikenal sebagai masa keemasan. "Kita harus selalu ingat untuk memenuhi kebutuhan anak-anak kita, generasi penerus bangsa, terutama selama masa keemasan mereka," tegas Febrian.
Ia menambahkan, "Kita semua melakukan ini untuk mereka (anak-anak), bukan untuk diri kita sendiri. Perubahan yang kita bayangkan tidak akan terjadi dalam jangka pendek, tetapi (bergantung pada) bagaimana kita mempersiapkan mereka untuk memimpin bangsa ini kelak." Pernyataan ini menekankan pentingnya langkah proaktif pemerintah dalam membangun fondasi yang kuat bagi generasi mendatang.
Indeks Pengembangan Anak Usia Dini (IPAUD) 2030: Sebuah Langkah Strategis
Dokumen IPAUD 2030 disusun oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional bersama Badan Pusat Statistik (BPS), UNICEF, dan Tanoto Foundation, berdasarkan survei yang dilakukan dari Desember 2023 hingga Mei 2024. Indeks ini berfungsi sebagai alat strategis untuk memastikan kebijakan yang responsif terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mendukung kualitas sumber daya manusia yang merupakan kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan kompetitif.
Febrian juga menekankan urgensi pendidikan anak usia dini (PAUD), yang berkorelasi positif dengan perkembangan keterampilan sensorik, kognitif, dan bahasa anak. Berdasarkan pengukuran tahun 2024, IPAUD menemukan bahwa 87,7 persen anak Indonesia berusia 24-59 bulan telah berkembang sesuai tahapan dalam hal perkembangan, pembelajaran, kesejahteraan, psikososial, dan kesehatan.
Dengan data tersebut, diharapkan IPAUD 2030 dapat menjadi instrumen penting dalam merumuskan kebijakan berbasis data untuk menjamin hak setiap anak Indonesia untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, mitra pembangunan, para ahli, akademisi, dan masyarakat sangatlah penting dalam mencapai tujuan ini.
Pentingnya Kolaborasi untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Suksesnya pengembangan anak usia dini membutuhkan kolaborasi yang erat dari berbagai pihak. Pemerintah, baik pusat maupun daerah, memiliki peran krusial dalam menyediakan infrastruktur, kebijakan, dan pendanaan yang memadai. Mitra pembangunan internasional seperti UNICEF dapat memberikan dukungan teknis dan keahlian. Sementara itu, peran ahli, akademisi, dan masyarakat sangat penting dalam memastikan program-program yang dirancang sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokal.
Kesimpulannya, investasi dalam pengembangan anak usia dini bukan hanya sekadar pengeluaran, melainkan investasi strategis untuk masa depan Indonesia. Dengan komitmen dan kolaborasi yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan, Indonesia dapat mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 dengan generasi muda yang sehat, cerdas, dan siap menghadapi tantangan global.
Seperti yang disampaikan Febrian, "Saya percaya anak-anak adalah masa depan kita. Ajari mereka dengan baik dan biarkan mereka memimpin jalan. Tunjukkan kepada mereka semua keindahan yang mereka miliki di dalam." Pesan ini menjadi pengingat penting bagi kita semua untuk bersama-sama membangun masa depan yang lebih cerah bagi generasi penerus bangsa.