Trivia: Indramayu Fokus Normalisasi Muara Tegalagung, Permudah Akses Kapal Nelayan
Pemerintah Kabupaten Indramayu giatkan normalisasi Muara Tegalagung untuk atasi pendangkalan. Langkah ini permudah nelayan bersandar, tingkatkan ekonomi pesisir.

Pemerintah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, tengah memfokuskan upaya normalisasi muara sungai di kawasan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tegalagung. Langkah strategis ini diambil guna memperlancar aktivitas kapal nelayan setempat yang kerap terhambat. Normalisasi ini merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah dalam mendukung sektor perikanan tangkap.
Bupati Indramayu, Lucky Hakim, menjelaskan bahwa normalisasi dilakukan melalui pengerukan jalur muara yang telah mengalami pendangkalan dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi muara yang dangkal seringkali menyulitkan kapal berukuran sedang hingga besar untuk bersandar, terutama saat air laut surut. Pengerukan ini diharapkan dapat mengatasi kendala tersebut secara signifikan.
Kegiatan normalisasi sudah dimulai sejak Senin, 28 Juli, dan menjadi respons konkret terhadap keluhan para nelayan. Dengan lancarnya aktivitas bongkar muat hasil tangkapan, roda ekonomi masyarakat pesisir yang bergantung pada sektor perikanan diharapkan dapat berputar lebih cepat dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan.
Komitmen Pemkab Indramayu dalam Normalisasi Muara
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Kabupaten Indramayu, Edi Umaedi, menjelaskan bahwa pengerukan di muara TPI Tegalagung merupakan tahap kedua dari program normalisasi. Sebelumnya, normalisasi serupa telah berhasil dilakukan pada muara Karangsong. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam menjaga kelancaran operasional nelayan di wilayahnya.
Edi menambahkan bahwa program normalisasi ini akan terus berlanjut ke muara-muara lain yang membutuhkan penanganan. Dalam waktu dekat, normalisasi akan dilanjutkan ke muara Dadap dan Limbangan yang juga berada di Indramayu. Hingga saat ini, pengerjaan di Tegalagung telah memasuki hari keempat, menunjukkan progres yang signifikan dalam upaya pemulihan fungsi muara.
Meskipun pemerintah daerah saat ini hanya memiliki satu unit kapal keruk untuk normalisasi kawasan muara sungai, upaya tetap terus dilakukan. Idealnya, dari 14 muara sungai yang memiliki TPI di Indramayu, dibutuhkan tiga kapal keruk yang ditempatkan di wilayah timur, tengah, dan barat. Keterbatasan ini tidak menyurutkan semangat Pemkab untuk menjaga produktivitas sektor perikanan tangkap.
Dampak Positif dan Harapan Nelayan
Normalisasi muara memiliki dampak langsung pada peningkatan produktivitas perikanan di Indramayu. Berdasarkan data pada tahun 2024, produksi perikanan di Indramayu mencapai 523 ribu ton. Angka ini menunjukkan potensi besar sektor perikanan yang menjadi tumpuan ekonomi masyarakat pesisir. Kelancaran akses muara sangat vital untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkan angka produksi tersebut.
Wahyudi (47), seorang nelayan setempat, menyambut baik program normalisasi ini. Ia mengungkapkan bahwa sebelumnya kapalnya kerap kandas saat air surut, yang sangat menghambat proses bongkar muat hasil tangkapan. Kondisi ini seringkali menyebabkan hasil tangkapan rusak karena kapal tidak bisa langsung bersandar. Kini, dengan muara yang lebih dalam, aktivitas mereka menjadi jauh lebih lancar.
Wahyudi berharap normalisasi ini dapat dilakukan secara berkala dan berkelanjutan. Normalisasi yang rutin akan memastikan kondisi muara tetap terjaga dan tidak kembali dangkal dalam waktu singkat. Dukungan infrastruktur seperti ini sangat krusial bagi keberlangsungan mata pencarian ribuan nelayan di Indramayu, serta untuk menjaga stabilitas ekonomi daerah.