Trivia Karhutla: Titik Panas Kalbar Pernah Nol, Menteri LHK Dorong Teknologi Cegah Karhutla Permanen
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Hanif Faisol Nurofiq menegaskan pentingnya teknologi cegah karhutla permanen di Kalimantan Barat, meskipun titik panas sempat nol. Apa alasannya?

Pontianak, 02 Agustus – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan bahwa penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Barat membutuhkan penerapan teknologi permanen dan penegakan hukum yang tegas. Penegasan ini disampaikan Hanif saat memimpin Apel Siaga Pengendalian Karhutla Provinsi Kalimantan Barat yang digelar di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalbar, Sabtu lalu. Wilayah Kalimantan Barat, khususnya lahan gambut, dikenal sebagai kawasan yang sangat rawan terhadap kebakaran.
Hanif menggarisbawahi bahwa pembangunan teknologi permanen dalam penanggulangan karbon tidak dapat instan. Sejak kebakaran hebat pada tahun 2019, pemerintah terus mendorong inovasi anak bangsa untuk menciptakan solusi jangka panjang yang efektif. Pendekatan ini diharapkan mampu meminimalkan risiko karhutla secara signifikan di masa mendatang.
Meskipun demikian, Hanif juga mengungkapkan fakta menarik terkait keberhasilan operasi modifikasi cuaca (OMC) di Kalbar. "Beberapa hari lalu ada hampir 400 hotspot. Pagi ini, kita sambut dengan nol titik panas. Ini capaian luar biasa dan membanggakan," tuturnya. Namun, ia mengingatkan bahwa keberhasilan tersebut tidak boleh membuat semua pihak lengah, mengingat musim kemarau masih berlangsung.
Pentingnya Inovasi Teknologi dalam Penanggulangan Karhutla
Menteri Hanif menekankan pentingnya sistem teknologi berbasis deteksi dini yang canggih untuk mengidentifikasi potensi kebakaran sejak awal. Selain itu, prediksi cuaca yang akurat menjadi kunci dalam perencanaan mitigasi dan respons cepat terhadap ancaman karhutla. Modifikasi cuaca yang konsisten juga terbukti efektif dalam meminimalkan risiko kebakaran.
Keberhasilan operasi modifikasi cuaca (OMC) yang dijalankan di Kalimantan Barat menjadi bukti nyata efektivitas pendekatan teknologi ini. Angka nol titik panas yang sempat tercapai menunjukkan potensi besar dari penerapan solusi berbasis teknologi. Namun, Hanif mengingatkan bahwa inovasi teknologi harus terus dikembangkan dan diterapkan secara berkelanjutan.
Pembangunan teknologi cegah karhutla yang bersifat permanen menjadi prioritas utama. Ini mencakup investasi pada sistem pemantauan, pengembangan algoritma prediksi, serta penelitian dan pengembangan metode modifikasi cuaca yang lebih efisien. Upaya ini bertujuan untuk menciptakan sistem pencegahan yang tangguh dan adaptif terhadap perubahan iklim.
Penegakan Hukum dan Tantangan Musim Kemarau
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa Kalimantan Barat sedang berada di puncak musim kemarau, yaitu dari pertengahan Juli hingga akhir Agustus. Situasi ini meningkatkan kerentanan wilayah terhadap kebakaran hutan dan lahan. Oleh karena itu, Hanif menegaskan bahwa tidak ada toleransi untuk pembakaran lahan dalam bentuk apa pun.
Pembakaran lahan dilarang keras berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Menteri Hanif juga mengkritisi aturan daerah yang membolehkan pembukaan lahan maksimal dua hektare dengan cara membakar, yang menurutnya bertentangan dengan regulasi nasional. Ia meminta aparat penegak hukum segera melakukan tindakan preventif seperti pemagaran, pemalangan, dan penandaan kawasan rawan karhutla.
Lebih lanjut, ia menekankan pendekatan strict liability atau tanggung jawab mutlak bagi pemilik konsesi yang ditemukan lahannya terbakar, terlepas dari unsur kesengajaan. Gambut yang sudah kering karena kanal-kanal buatan tidak bisa lagi menyerap air, sehingga menjadi bahan bakar potensial. Ini merupakan ancaman serius yang membutuhkan penanganan tegas.
Kolaborasi Pentahelix dan Dampak Karhutla
Hanif mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk pelaku usaha dan akademisi, untuk terlibat aktif dalam penanggulangan karhutla melalui pendekatan kolaboratif pentahelix. Model pentahelix ini mencakup sinergi antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media. Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan solusi komprehensif dan berkelanjutan.
Ia mengapresiasi pelaku usaha yang telah menunjukkan empati dan dukungan nyata dalam upaya pencegahan karhutla. Ini adalah bentuk gotong royong yang sangat diperlukan demi melindungi bumi Kalimantan Barat dari dampak kebakaran. Keterlibatan aktif dari berbagai pihak sangat krusial untuk mencapai tujuan bersama.
Sementara itu, Gubernur Kalbar Ria Norsan menegaskan bahwa semua pihak harus bahu-membahu dalam menjaga lingkungan dari bahaya karhutla. Ia menilai, selain merusak ekosistem, kebakaran hutan juga berpotensi mengganggu kesehatan dan aktivitas ekonomi masyarakat. Dampak karhutla bisa sangat luas, mulai dari terganggunya penerbangan hingga menurunnya kualitas udara yang mengancam kesehatan masyarakat. Norsan menegaskan bahwa ini bukan hanya urusan pemerintah, tetapi tanggung jawab kita semua.