Siaga Karhutla di Kotawaringin Timur: Tiga Titik Panas Terdeteksi
BPBD Kabupaten Kotawaringin Timur meningkatkan kewaspadaan karhutla seiring munculnya tiga titik panas dan cuaca kering akibat gangguan cuaca regional yang menyebabkan berkurangnya hujan.
![Siaga Karhutla di Kotawaringin Timur: Tiga Titik Panas Terdeteksi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/04/100041.187-siaga-karhutla-di-kotawaringin-timur-tiga-titik-panas-terdeteksi-1.jpg)
Tiga titik panas terdeteksi di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) meningkatkan kewaspadaan terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Titik panas tersebut berada di Desa Jaya Karet (Kecamatan Mentaya Hilir Selatan), Desa Tanjung Jariangau (Kecamatan Mentaya Hulu), dan Desa Palangan (Kecamatan Kota Besi). Informasi ini disampaikan langsung oleh Kepala Pelaksana BPBD Kotawaringin Timur, Multazam, pada Selasa, 4 Juli 2023.
Kondisi ini muncul setelah beberapa hari wilayah tersebut mengalami cuaca panas dan minim hujan. Menurut Multazam, kurangnya curah hujan disebabkan oleh gangguan cuaca regional, khususnya pengaruh dua siklon tropis, TC Vince dan TC Taliah, di selatan Benua Maritim Indonesia. Siklon ini mengakibatkan konsentrasi massa udara terpusat, sehingga pembentukan awan hujan di Kotawaringin Timur berkurang. Selain itu, kecepatan angin juga meningkat.
BPBD Kotawaringin Timur telah berkoordinasi dengan BMKG Stasiun Meteorologi Haji Asan Sampit untuk memantau perkembangan cuaca. Hasil koordinasi tersebut semakin menguatkan prediksi mengenai meningkatnya potensi karhutla. Cuaca kering dan angin kencang meningkatkan resiko kebakaran, terutama di daerah dengan lahan gambut seperti Kotawaringin Timur.
Antisipasi dan Pencegahan menjadi fokus utama BPBD. Dengan meningkatnya potensi karhutla, kesiapsiagaan ditingkatkan untuk mencegah kebakaran lebih luas. Masyarakat diimbau untuk tidak membakar lahan dan turut serta dalam upaya pencegahan karhutla. Struktur tanah gambut di Kotawaringin Timur memang rentan kering dan mudah terbakar, sehingga kewaspadaan ekstra diperlukan.
BPBD menekankan pentingnya kerjasama semua pihak. Masyarakat memiliki peran penting dalam mencegah karhutla, dengan menghindari aktivitas yang berpotensi memicu kebakaran. Dengan adanya koordinasi yang baik antara BPBD, BMKG, dan masyarakat, diharapkan potensi karhutla dapat ditekan seminimal mungkin.
Situasi ini menjadi perhatian serius mengingat dampak buruk karhutla terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Pencegahan dini dan kesiapsiagaan menjadi kunci untuk meminimalisir dampak yang merugikan.
Kejadian ini juga menjadi pengingat pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan kewaspadaan terhadap perubahan iklim. Dengan meningkatnya frekuensi cuaca ekstrem, upaya mitigasi bencana menjadi sangat krusial.