Trivia: Pentingnya Pelestarian Wayang Kulit Indonesia agar Tak Diklaim Negara Lain
Wakil Ketua MPR HNW menekankan pentingnya Pelestarian Wayang Kulit Indonesia sebagai warisan budaya dunia agar tidak diklaim negara lain, seiring perayaan HUT ke-80 RI.

Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid (HNW), menegaskan pentingnya menjaga wayang kulit Indonesia sebagai warisan budaya dunia. Pernyataan ini disampaikan untuk mencegah klaim dari negara lain terhadap seni adiluhung tersebut. Hal ini sejalan dengan pengakuan UNESCO yang telah menobatkan wayang sebagai warisan budaya tak benda sejak tahun 2003.
Penekanan HNW disampaikan dalam Pagelaran Rakyat Wayang Kulit yang diselenggarakan di Kantor DPP PKS, Jakarta, pada Jumat (8/8). Acara ini merupakan kolaborasi strategis antara MPR RI, DPP PKS, dan Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) DKI Jakarta. Kegiatan ini juga menjadi bagian krusial dari Sosialisasi Empat Pilar MPR RI serta peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia.
Pagelaran ini menampilkan lakon “Gatotkoco Lahir” yang dibawakan dengan apik oleh dalang Ki Anom Dwijokangko. Dukungan penuh juga datang dari komunitas Kejawen (Keluarga Jawa Tulen), menunjukkan sinergi berbagai elemen masyarakat dalam upaya Pelestarian Wayang. Inisiatif ini menegaskan komitmen bersama dalam melestarikan budaya nasional di tengah derasnya arus globalisasi.
Komitmen Negara dalam Pelestarian Budaya Nasional
HNW menjelaskan bahwa kegiatan ini secara gamblang merefleksikan komitmen bangsa sesuai amanat Pasal 32 Ayat 1 UUD 1945. Pasal tersebut secara eksplisit mengamanatkan negara dan seluruh rakyatnya untuk menjaga, memajukan, serta melestarikan budaya nasional Indonesia. Ini adalah upaya konkret dan berkelanjutan di tengah derasnya pengaruh budaya asing yang masuk.
Pemilihan lakon "Gatotkoco Lahir" dalam pagelaran ini bukan tanpa alasan, karena memiliki makna filosofis yang sangat mendalam. Kelahiran selalu diiringi dengan harapan baru, semangat, dan idealisme untuk merealisasikan cita-cita luhur bangsa. Hal ini sangat relevan dengan peringatan usia 80 tahun kemerdekaan Indonesia serta lembaga-lembaga negara seperti MPR dan DPR.
Semangat dan idealisme yang terkandung dalam lakon tersebut diharapkan dapat membimbing seluruh elemen bangsa. Tujuannya adalah untuk mewujudkan cita-cita Indonesia merdeka yang telah diperjuangkan para pahlawan. Selain itu, wayang juga menjadi inspirasi untuk mencapai visi besar Indonesia Emas 2045.
Wayang sebagai Media Pencerahan dan Peran PKS
HNW menambahkan bahwa budaya seperti wayang mengajarkan kita cara menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru. Seni pertunjukan ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, tetapi juga memberikan semangat dan pencerahan bagi penontonnya. Inilah bekal berharga yang akan mengantarkan bangsa menuju 100 tahun Indonesia Merdeka dengan kematangan budaya.
Secara khusus, PKS memiliki kedekatan erat dengan seni wayang, menunjukkan keterlibatan aktif partai dalam Pelestarian Wayang. Beberapa kader PKS bahkan telah berprofesi sebagai dalang profesional, baik untuk wayang kulit maupun wayang golek. Ada pula kader yang berinovasi dengan mengembangkan bentuk wayang modern, seperti wayang daun.
Keterlibatan PKS dalam pagelaran ini menegaskan bahwa partai adalah bagian integral dari Indonesia dan seluruh kekayaan budayanya. Mereka berkomitmen penuh untuk mengembangkan dan memperjuangkan agar kebudayaan wayang ini tetap eksis serta lestari. Kolaborasi antara MPR, Pepadi, dan PKS ini menjadi contoh nyata sinergi dalam pelestarian budaya nasional.