Trivia TMMD Banyuwangi: Jembatan Baru Pangkas Waktu Tempuh Warga 30 Menit Jadi 5 Menit
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mendukung penuh TMMD ke-125, fokus pada pembangunan jembatan vital yang mempersingkat akses warga. Simak detail program TMMD Banyuwangi ini!

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-125. Program ini secara khusus menyoroti pembangunan sebuah jembatan vital yang menghubungkan tiga desa di dua kecamatan. Jembatan ini diharapkan menjadi akses utama bagi masyarakat setempat.
Kegiatan TMMD yang diinisiasi oleh Kodim 0825/Banyuwangi ini berlangsung selama satu bulan penuh, dimulai dari tanggal 23 Juli hingga 21 Agustus 2025. Lokasi utama program ini berada di Desa Seneporejo, Kecamatan Siliragung, serta Desa Seneporejo dan Sambirejo di Kecamatan Bangorejo.
Sebelumnya, jembatan di lokasi tersebut merupakan jembatan gantung yang rusak parah akibat diterjang banjir, memaksa warga menempuh jalur memutar yang lebih jauh. Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menegaskan bahwa TMMD bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan juga sinergi kuat antara TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Sinergi Kuat dalam Percepatan Pembangunan Desa
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menekankan bahwa TMMD ke-125 adalah wujud nyata dari kolaborasi berbagai pihak. Program ini bertujuan untuk mempercepat pembangunan di wilayah pedesaan yang membutuhkan perhatian khusus. Sinergi ini juga diharapkan dapat membangun kembali semangat kebersamaan dan gotong royong di tengah masyarakat.
Dalam upacara pembukaan TMMD di Lapangan Desa Seneporejo, Kecamatan Siliragung, Bupati Ipuk menyatakan pentingnya kerja sama ini. Ia menjelaskan bahwa TNI dan Pemkab Banyuwangi telah berdiskusi intensif untuk mengidentifikasi pekerjaan yang dapat disinergikan. Hal ini dilakukan demi mendorong percepatan pembangunan desa yang berdampak besar bagi kesejahteraan warga.
Dukungan dari Pemkab Banyuwangi mencakup berbagai aspek, baik kegiatan fisik maupun non-fisik. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung upaya TNI untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di pelosok. Program TMMD Banyuwangi ini menjadi contoh bagaimana kekuatan bersama dapat menciptakan perubahan positif.
Pembangunan Infrastruktur Vital untuk Aksesibilitas Warga
Salah satu fokus utama dalam TMMD ke-125 di Banyuwangi adalah pembangunan jembatan baru yang strategis. Jembatan ini memiliki panjang 16 meter dengan lebar 3,5 meter, dirancang untuk menggantikan jembatan gantung yang rusak. Keberadaan jembatan ini sangat krusial karena menjadi penghubung utama bagi Desa Seneporejo di Kecamatan Siliragung, serta Desa Seneporejo dan Sambirejo di Kecamatan Bangorejo.
Selain jembatan, kegiatan fisik lainnya yang termasuk dalam program ini meliputi pembangunan jalan cor beton, perbaikan saluran irigasi, serta pembangunan Mandi Cuci Kakus (MCK). Program ini juga mencakup renovasi rumah tidak layak huni dan pembangunan sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Semua proyek fisik ini ditargetkan selesai pada pertengahan Agustus mendatang.
Danrem 083 Baladika Jaya Malang, Kolonel (Inf) Kohir, menegaskan bahwa keberhasilan TMMD sangat bergantung pada sinergi dan gotong royong semua pihak. Ia menekankan bahwa semua kegiatan fisik harus dikerjakan bersama-sama, melibatkan TNI, pemerintah daerah, masyarakat, hingga mahasiswa dan karang taruna. Pembangunan jembatan ini secara dramatis memangkas waktu tempuh warga antar desa dari sebelumnya 30 menit menjadi hanya lima menit.
Program Non-Fisik dan Dampak Sosial TMMD
Selain pembangunan infrastruktur, TMMD ke-125 di Banyuwangi juga mengimplementasikan berbagai program non-fisik yang berorientasi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat. Program ini mencakup penyuluhan pertanian untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani lokal. Edukasi mengenai pengolahan sampah rumah tangga juga diberikan untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Aspek kesehatan masyarakat menjadi perhatian serius dengan adanya program penurunan stunting. Inisiatif ini menunjukkan komitmen TMMD dalam mengatasi masalah gizi kronis pada anak-anak, yang berdampak jangka panjang pada kualitas sumber daya manusia. Program non-fisik ini dirancang untuk memberikan manfaat berkelanjutan bagi komunitas.
Kolonel (Inf) Kohir menegaskan bahwa TNI harus menjadi pendorong utama dalam menciptakan kebersamaan dan semangat gotong royong. Ia berharap seluruh rangkaian kegiatan, baik fisik maupun non-fisik, dapat berjalan sukses dan lancar hingga selesai. Program TMMD Banyuwangi ini menjadi bukti nyata kemanunggalan TNI dan rakyat dalam membangun desa secara holistik.