Unhas Dorong Jiwa Wirausaha Mahasiswa Difabel Lewat Career Talk
Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar Career Talk untuk mahasiswa difabel, mendorong jiwa kewirausahaan dan pengembangan potensi melalui pelatihan pengelolaan kafe inklusif.

Universitas Hasanuddin (Unhas) di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Senin, 12 Mei 2024, menggelar Career Talk Bareng Teman Difabel. Kegiatan ini diinisiasi oleh Direktorat Kemahasiswaan Unhas melalui Subdirektorat Penyiapan Karir, bertujuan untuk mendorong semangat kewirausahaan dan pengembangan potensi bagi mahasiswa difabel. Kegiatan ini menjawab pertanyaan: Apa yang dilakukan Unhas untuk mahasiswa difabel? Siapa yang terlibat? Di mana kegiatan berlangsung? Kapan kegiatan dilaksanakan? Mengapa kegiatan ini penting? Bagaimana Unhas memfasilitasi mahasiswa difabel?
Kasubdit Penyiapan Karir Unhas, Burhan Kadir, menjelaskan bahwa Career Center Unhas berkomitmen untuk memfasilitasi seluruh mahasiswa, termasuk mahasiswa difabel, dalam mempersiapkan karier dan mengembangkan potensi mereka sebelum lulus. "Ke depannya, semoga kita bisa membuat kegiatan yang memang dibutuhkan teman difabel agar bisa mengembangkan potensi dan bakat. Semoga kegiatan ini bisa memotivasi kita semua dan semakin mengasah bakat para peserta," ujarnya.
Langkah Unhas ini sejalan dengan upaya pengembangan Pusat Disabilitas Unhas yang tengah mengembangkan Lounge Mosaic of Indonesia. Lounge ini, yang terletak di area Kantor Pusat Disabilitas dan Taman Inklusif, dilengkapi dengan mesin kopi. Fasilitas ini diharapkan dapat dimanfaatkan mahasiswa disabilitas untuk mengembangkan minat dan keterampilan di bidang makanan dan minuman, termasuk pengelolaan kafe.
Membangun Kafe Inklusif: Sukses dari Cafe Tulus
Fadly Rachman, Program Development Manager Cafe Tulus dan AksesHUB, menjadi narasumber dalam Career Talk ini. Ia berbagi pengalamannya dalam mengelola kafe inklusif, Cafe Tulus, yang merupakan kafe inklusif pertama di Makassar. Fadly menekankan pentingnya pendekatan yang ramah dan terbuka terhadap kelompok disabilitas dalam pengelolaan usaha kafe. "Saya mulai bersentuhan dan membangun komunikasi dengan teman disabilitas sejak tahun 2017. Selama berinteraksi saya menyadari adanya ketimpangan, rendahnya penempatan tenaga kerja disabilitas," ungkap Fadly menjelaskan awal mula ide Kafe Inklusif.
Fadly memaparkan secara detail tentang pengelolaan sumber daya manusia, operasional harian, hingga pelayanan pelanggan di Cafe Tulus. Semangat kesetaraan dan pemberdayaan menjadi kunci keberhasilan kafe ini. Ia juga berbagi tips praktis tentang bagaimana membangun kafe yang ramah dan inklusif bagi penyandang disabilitas.
Pengalaman Fadly dalam mengelola Cafe Tulus memberikan wawasan berharga bagi para mahasiswa. Ia menekankan pentingnya perencanaan yang matang, manajemen yang efektif, dan pelayanan pelanggan yang prima dalam menjalankan usaha kafe, khususnya dalam konteks inklusivitas.
Para mahasiswa difabel Unhas sangat antusias mengikuti sesi tanya jawab. Mereka aktif bertanya mengenai berbagai aspek pengelolaan kafe, mulai dari penyiapan bahan baku hingga strategi komunikasi yang efektif.
Antusiasme Mahasiswa dan Pertanyaan yang Relevan
Nabila May Sweetha, mahasiswa Ilmu Politik Unhas, menunjukkan antusiasmenya dengan mengajukan pertanyaan seputar penyiapan bahan baku makanan dan minuman, yang merupakan aspek penting dalam pengelolaan kafe. Sementara itu, Hijratul Resky, mahasiswa Ilmu Komunikasi, tertarik pada strategi komunikasi yang diterapkan di Cafe Tulus, khususnya dalam berinteraksi dengan pelanggan ketika barista yang melayani adalah penyandang disabilitas tuli.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa mencerminkan pemahaman mereka akan tantangan dan peluang dalam membangun usaha kafe inklusif. Hal ini menunjukkan keseriusan mereka dalam mengembangkan potensi diri dan berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat.
Career Talk ini tidak hanya memberikan pengetahuan praktis tentang pengelolaan kafe, tetapi juga menginspirasi mahasiswa difabel untuk berani bermimpi dan membangun usaha sendiri. Unhas melalui kegiatan ini menunjukkan komitmennya dalam mendukung inklusivitas dan pemberdayaan mahasiswa difabel.
Dengan adanya fasilitas dan pelatihan yang diberikan Unhas, diharapkan semakin banyak mahasiswa difabel yang mampu mengembangkan potensi diri dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Lounge Mosaic of Indonesia dan program-program serupa diharapkan dapat menjadi wadah bagi mahasiswa difabel untuk berkreasi dan berinovasi.