Unihaz Bengkulu Bentuk Tim Khusus Usut Gagal Prakerin 80 Mahasiswa
Universitas Hazairin (Unihaz) Bengkulu membentuk tim investigasi dan polisi menahan dua pimpinan biro perjalanan terkait gagal berangkatnya 80 mahasiswa dan 11 dosen untuk praktik kerja industri (Prakerin).

Universitas Hazairin (Unihaz) Bengkulu tengah menghadapi permasalahan serius terkait kegagalan 80 mahasiswa dan 11 dosen Fakultas Hukum untuk mengikuti program praktik kerja industri (Prakerin) di Malang dan Yogyakarta. Kegagalan ini diduga akibat penipuan yang dilakukan oleh pihak penyelenggara perjalanan. Peristiwa ini terjadi pada Rabu, 19 Februari 2025, dan telah menimbulkan kerugian materiil dan psikis bagi para mahasiswa dan dosen yang terlibat.
Rektor Unihaz Bengkulu, Arifah Hidayati, menyatakan telah membentuk tim investigasi untuk menyelidiki kasus ini secara menyeluruh. Tim tersebut akan menelusuri kronologi kejadian dan menentukan langkah selanjutnya untuk menyelesaikan masalah ini. "Saya sudah rapat dengan pimpinan rektorat dan kita membuat tim investigasi untuk memantau dan memonitor kegiatan ini. Dari tim ini akan diambil keputusan-keputusan yang akan dikeluarkan agar semuanya terselesaikan," ungkap Rektor Arifah.
Program Prakerin merupakan agenda tahunan Fakultas Hukum Unihaz dan termasuk dalam kurikulum. Kejadian ini merupakan yang pertama kali terjadi dan menimbulkan keprihatinan besar dari pihak kampus. Rektor Arifah juga menyampaikan rasa prihatinnya kepada para mahasiswa yang terdampak, mengakui bahwa kejadian ini tidak hanya merugikan secara materiil, tetapi juga sosial dan psikis bagi mahasiswa yang bersangkutan. "Ini kali pertama kejadian yang tidak kita inginkan bersama, karena ini tidak hanya merugikan secara materi, sosial, mungkin psikis juga bagi mahasiswa," ujarnya.
Polisi Tahan Dua Pimpinan Biro Perjalanan
Polresta Bengkulu telah menahan dua pimpinan biro perjalanan Lautan Biru Nusantara (LBN), FL (Direktur) dan TL (Pembantu Direktur) yang merupakan suami istri. Penahanan dilakukan setelah Sat Reskrim Polresta Bengkulu menerima laporan dari dosen Unihaz terkait dugaan penipuan yang mengakibatkan 91 orang (80 mahasiswa dan 11 dosen) gagal berangkat Prakerin. Kasat Reskrim Polresta Bengkulu, AKP Sujud Alif Yulam Lam, menjelaskan bahwa laporan diterima pada Senin, 17 Februari 2025. "Senin (17/2/2025), kami (Polresta Bengkulu) menerima aduan dari pihak Unihaz berkaitan dengan adanya dugaan penipuan dilakukan CV Lautan Biru Nusantara (LBN)," terang AKP Sujud.
Kasus ini telah dinaikkan ke tahap penyidikan, dan FL serta TL telah menjalani pemeriksaan. Hasil klarifikasi menunjukkan bahwa keduanya telah menyetorkan Rp211 juta kepada pihak ketiga untuk pembelian tiket pesawat. Namun, total uang yang telah dibayarkan oleh 91 mahasiswa dan dosen kepada LBN mencapai Rp531 juta, yang mencakup biaya pesawat, bus, dan penginapan.
Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap seluruh rangkaian peristiwa dan memastikan pertanggungjawaban dari pihak-pihak yang terlibat. Langkah hukum yang tegas akan diambil untuk memberikan keadilan bagi para korban.
Pihak Unihaz masih menunggu klarifikasi dari Fakultas Hukum terkait kronologi kejadian. Belum ada kepastian apakah uang para mahasiswa akan dikembalikan atau keberangkatan Prakerin akan dijadwal ulang. Universitas berkomitmen untuk menyelesaikan masalah ini dan memberikan solusi terbaik bagi mahasiswa yang terdampak.
Langkah-langkah Selanjutnya
Tim investigasi Unihaz akan bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk mengungkap seluruh fakta dan memastikan keadilan bagi para mahasiswa dan dosen. Proses investigasi akan ditelusuri secara transparan dan hasilnya akan diumumkan kepada publik. Universitas juga akan mengevaluasi sistem dan prosedur penyelenggaraan Prakerin untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.
Kasus ini menjadi pembelajaran penting bagi semua pihak terkait pengelolaan program Prakerin. Pentingnya kerjasama yang baik antara pihak kampus, biro perjalanan, dan mahasiswa dalam memastikan kelancaran dan keamanan program perlu ditingkatkan. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan juga menjadi hal yang krusial untuk menghindari potensi penipuan.
Pihak Unihaz berharap agar kasus ini dapat segera diselesaikan dan para mahasiswa dapat melanjutkan program Prakerin mereka. Dukungan dan pendampingan akan terus diberikan kepada mahasiswa yang terdampak untuk mengatasi dampak psikis dan materiil yang mereka alami.
Kejadian ini menjadi sorotan penting tentang pentingnya verifikasi dan seleksi yang ketat terhadap mitra kerja sama, termasuk biro perjalanan, untuk menghindari kejadian serupa di masa mendatang. Transparansi dan akuntabilitas dalam setiap proses menjadi kunci utama untuk mencegah kerugian yang lebih besar.