Polresta Bengkulu Tahan Pasutri Terkait Penipuan 91 Mahasiswa Unihaz
Polresta Bengkulu menahan direktur dan pembantu direktur CV Lautan Biru Nusantara atas dugaan penipuan yang merugikan 91 mahasiswa dan dosen Unihaz yang gagal berangkat studi wisata ke Yogyakarta dan Malang.

Penipuan Biro Perjalanan: 91 Mahasiswa Unihaz Gagal Studi Wisata
Kepolisian Resort Kota (Polresta) Bengkulu menahan dua orang pimpinan CV Lautan Biru Nusantara (LBN), sebuah biro jasa perjalanan. Direktur, FL, dan pembantu direktur sekaligus istri FL, TL, kini berstatus tersangka atas dugaan penipuan yang mengakibatkan 91 mahasiswa dan dosen Universitas Hazairin (Unihaz) Bengkulu gagal mengikuti studi wisata ke Yogyakarta dan Malang.
Kronologi Kegagalan Studi Wisata
Kasat Reskrim Polresta Bengkulu, AKP Sujud Alif Yulam Lam, menyatakan bahwa laporan resmi diterima pada Senin, 17 Februari 2024. Laporan tersebut berasal dari seorang dosen Unihaz yang mewakili 91 mahasiswa dan dosen Fakultas Hukum yang menjadi korban. Kejadian ini bermula dari rencana studi wisata yang telah dibayarkan sepenuhnya oleh para mahasiswa dan dosen.
Total biaya yang dibayarkan kepada CV LBN mencapai Rp531 juta. Rinciannya meliputi biaya tiket pesawat, transportasi darat (bus), dan akomodasi. Pihak CV LBN mengklaim telah menyerahkan Rp211 juta kepada pihak ketiga untuk pembelian tiket pesawat. Namun, pada hari keberangkatan, Senin, 17 Februari 2024, tiket tersebut ternyata tidak tersedia. Akibatnya, 91 orang terlantar di Bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu.
Proses Penyidikan dan Pemeriksaan Tersangka
Kasus ini telah dinaikkan ke tahap penyidikan. Polresta Bengkulu telah memeriksa FL dan TL secara intensif. Pemeriksaan difokuskan pada aliran dana Rp211 juta yang diklaim telah disetorkan untuk pembelian tiket pesawat. Penyidik mendalami dugaan penyelewengan dana dan kemungkinan keterlibatan pihak lain dalam kasus ini.
AKP Sujud Alif Yulam Lam menjelaskan, "Untuk biaya Rp211 juta diserahkan CV LBN kepada pihak ketiga untuk mengurus biaya penerbangan. Itulah yang saat ini kami dalami dan lakukan pemeriksaan lebih lanjut." Polisi tengah menyelidiki apakah pihak ketiga tersebut turut bertanggung jawab atas kegagalan keberangkatan studi wisata tersebut atau hanya menjadi korban penipuan juga.
Dampak Penipuan Terhadap Mahasiswa
Kegagalan studi wisata ini menimbulkan kerugian besar bagi para mahasiswa dan dosen Unihaz. Selain kehilangan kesempatan untuk mengikuti program pendidikan di luar kampus, mereka juga mengalami kerugian finansial yang cukup signifikan. Kepercayaan terhadap biro perjalanan juga tercoreng akibat insiden ini. Pihak Unihaz kemungkinan akan mengambil langkah hukum lebih lanjut untuk menuntut ganti rugi.
Langkah-langkah Pencegahan di Masa Mendatang
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi pihak kampus dan mahasiswa untuk berhati-hati dalam memilih biro perjalanan. Verifikasi kredibilitas biro perjalanan sangat penting untuk menghindari kejadian serupa di masa mendatang. Memastikan adanya bukti pembayaran dan kontrak yang jelas juga perlu dilakukan untuk melindungi kepentingan semua pihak.
Pihak Unihaz dan mahasiswa diharapkan dapat mengambil pelajaran berharga dari kejadian ini. Pentingnya melakukan riset dan verifikasi menyeluruh sebelum melakukan transaksi dengan pihak ketiga, khususnya dalam hal yang melibatkan jumlah uang yang besar, harus menjadi prioritas utama.
Kesimpulan
Penahanan FL dan TL oleh Polresta Bengkulu atas dugaan penipuan terhadap 91 mahasiswa dan dosen Unihaz merupakan langkah penting dalam penegakan hukum. Kasus ini menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan jasa perjalanan, serta kewaspadaan dalam memilih penyedia jasa yang terpercaya. Semoga kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk lebih berhati-hati dan teliti dalam setiap transaksi.