Unpatti Ambon Gagasi Pusat Unggulan Kepulauan untuk Kemaritiman
Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon menginisiasi pusat unggulan kepulauan untuk meneliti dan mengembangkan potensi kemaritiman Maluku, guna meningkatkan kesejahteraan nelayan dan pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan.

Universitas Pattimura (Unpatti) di Ambon, Maluku, berinisiatif membentuk Pusat Unggulan Kepulauan. Inisiatif ini diluncurkan pada Selasa, 28 Januari, bertujuan mendukung pemerintah dalam mengkaji potensi kemaritiman Maluku. Gagasan ini diharapkan menjadi kunci dalam memajukan sektor maritim daerah.
Rektor Unpatti, Prof. Freddy Leiwakabessy, menjelaskan bahwa pusat unggulan ini dirancang sebagai Archipelagic Centre of Excellence (ACE). ACE akan fokus pada riset dan pengembangan untuk memperkuat sektor kemaritiman. Inisiatif ini selaras dengan visi Unpatti untuk menjadi pusat keunggulan dalam pengembangan kapasitas, riset, dan inovasi di bidang kelautan.
Sebagai Archipelagic Centre of Excellence (ACE), lembaga ini memiliki visi untuk mendukung pengelolaan sumber daya laut dan pesisir secara berkelanjutan. Dengan pendekatan berbasis ekosistem, ACE akan menjadi wadah strategis dalam menghadapi tantangan dan peluang pengelolaan sumber daya laut di wilayah kepulauan.
Penelitian, inovasi, dan kolaborasi internasional akan menjadi tulang punggung ACE. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam mengelola kekayaan laut. Dengan demikian, ACE akan berperan vital dalam mendukung pengembangan kapasitas negara kepulauan dalam mengelola dan melindungi sumber daya lautnya.
Prof. Leiwakabessy menambahkan bahwa Unpatti berkomitmen mendukung kebijakan pemerintah pusat dan daerah dalam pengembangan sumber daya manusia. Hal ini sejalan dengan transformasi pendidikan tinggi yang kini berfokus pada penguatan perguruan tinggi, sains dan teknologi, serta riset yang berdampak positif bagi masyarakat.
Prof. Yoise Lopulalan, Guru Besar Perikanan dan Kelautan Unpatti, menekankan pentingnya perikanan modern untuk meningkatkan ekonomi dan potensi kemaritiman Maluku. Ia menjelaskan, teknologi canggih dan armada penangkapan yang efektif menjadi kunci dalam perikanan modern.
Namun, Prof. Lopulalan menyoroti kondisi nelayan Indonesia yang memprihatinkan. Banyak nelayan masih terjerat kemiskinan dalam berbagai bentuk, termasuk kemiskinan ekonomi, informasi, permodalan, pendidikan, kesehatan, dan politik. Untuk mengukur pendapatan nelayan, kita bisa melihat rasio produksi ikan terhadap jumlah nelayan per hari.
Indonesia memiliki potensi lestari sebesar 6,26 juta ton ikan per tahun. Ironisnya, produksi nelayan Indonesia hanya 5,5 kilogram per hari, jauh di bawah negara lain seperti Rusia (140 kg/nelayan/hari), Jepang (70 kg/nelayan/hari), dan Amerika Serikat (100 kg/nelayan/hari). Kehadiran ACE sangat penting sebagai wadah koordinasi dan kolaborasi antara pemerintah dan akademisi untuk memajukan potensi kemaritiman Maluku.
Kesimpulannya, inisiatif Unpatti untuk mendirikan Pusat Unggulan Kepulauan sebagai Archipelagic Centre of Excellence (ACE) merupakan langkah strategis untuk meningkatkan potensi kemaritiman Maluku, mendorong kesejahteraan nelayan, dan memastikan pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan. Kolaborasi antara pemerintah dan akademisi menjadi kunci keberhasilan upaya ini.