Visi Prabowo: Waspada Ancaman Perang dan Jaga Ketahanan Nasional
Diskusi "Ada Apa dengan Prabowo?" ungkap visi geopolitik Presiden Prabowo Subianto yang jauh ke depan, terbukti tepat melihat konflik global terkini dan pentingnya ketahanan nasional Indonesia.

Diskusi publik bertajuk "Ada Apa dengan Prabowo?" yang digelar Gerakan Milenial Cinta Tanah Air di Jakarta pada Sabtu, 10 Mei, mengungkap visi geopolitik Presiden Prabowo Subianto. Acara ini menyoroti pandangan Presiden Prabowo yang jauh ke depan terkait potensi perang dan dampaknya terhadap ketahanan nasional Indonesia. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, memaparkan bagaimana pemikiran dan kebijakan Presiden Prabowo, bahkan sebelum menjabat, telah terbukti relevan dalam menghadapi dinamika global yang penuh tantangan.
Hasan Nasbi menjelaskan, "Coba teman-teman, kita setback ke tahun 2019. Ketika masa kampanye, ketika debat, Pak Prabowo waktu itu bilang, kita sebagai sebuah bangsa, selalu harus siap dan waspada. Karena perang bisa terjadi kapan saja." Peringatan tersebut, yang saat itu mungkin dianggap skeptis oleh sebagian pihak termasuk dirinya sendiri, kini terbukti sangat relevan.
Konflik global yang terjadi belakangan ini, seperti invasi Rusia ke Ukraina (2022), konflik Gaza-Israel (Oktober 2023), dan peningkatan tensi antara India dan Pakistan, semakin menguatkan visi Prabowo. Peristiwa-peristiwa ini telah berdampak langsung pada kehidupan global, termasuk Indonesia, mengganggu distribusi barang-barang penting seperti suku cadang mobil dan gandum.
Ketahanan Nasional di Tengah Konflik Global
Ketergantungan Indonesia pada impor gandum, misalnya, membuat negara ini merasakan dampak langsung dari konflik global. Hasan Nasbi menuturkan, "Ada perang di manapun itu, pasti dunia secara keseluruhan terganggu." Bahkan Presiden Joko Widodo, saat menjabat, harus turun tangan melobi untuk memastikan pengiriman gandum tetap berjalan lancar.
Situasi geopolitik regional juga menjadi perhatian serius. Meskipun ASEAN dikenal memiliki kearifan lokal yang mampu menjaga stabilitas regional, seperti yang pernah disampaikan Diplomat dan Konsultan Geopolitik Singapura, Kishore Mahbubani, ancaman konflik global yang semakin dekat tetap menjadi kekhawatiran. Hasan Nasbi menambahkan, "Tapi kalau panas dan bara yang ada di luar itu makin lama makin dekat, dan di sini juga ada panas dan bara yang juga dihembus-hembuskan setiap saat, bukan tidak mungkin panas dan bara itu akan menular ke kawasan sini juga."
Hal ini semakin menggarisbawahi pentingnya visi Prabowo Subianto dalam mempersiapkan Indonesia menghadapi berbagai potensi ancaman. Ketahanan pangan, ketahanan ekonomi, dan kesiapsiagaan menghadapi berbagai skenario konflik menjadi krusial dalam menjaga stabilitas dan kedaulatan negara.
Peran Indonesia di Kancah Internasional
Pernyataan Presiden Prabowo tentang pentingnya kewaspadaan terhadap potensi perang, yang disampaikan jauh sebelum konflik-konflik global meletus, menunjukkan kejelian dan visi strategisnya. Hal ini juga menunjukkan pentingnya bagi Indonesia untuk memiliki strategi yang komprehensif dalam menghadapi dinamika geopolitik global yang semakin kompleks.
Indonesia, sebagai negara dengan posisi strategis di kawasan, memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas regional. Dengan memperhatikan potensi ancaman dan memperkuat ketahanan nasional, Indonesia dapat berkontribusi dalam menciptakan perdamaian dan keamanan dunia. Visi Prabowo yang menekankan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menjadi landasan penting bagi Indonesia dalam menghadapi tantangan global.
Ke depan, Indonesia perlu terus meningkatkan kerja sama internasional, memperkuat diplomasi, dan membangun kemitraan strategis untuk menghadapi berbagai tantangan global. Dengan demikian, Indonesia dapat menjaga stabilitas dan keamanan nasional di tengah dinamika geopolitik yang penuh ketidakpastian.
Peristiwa terkini semakin mengukuhkan pentingnya visi Prabowo Subianto dalam menjaga ketahanan nasional Indonesia. Kewaspadaan, kesiapsiagaan, dan strategi yang komprehensif menjadi kunci bagi Indonesia dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.