Wagub Kepri: Perjuangan Buruh Batam Tak Lepas dari Pelestarian Alam
Wakil Gubernur Kepri menekankan pentingnya pelestarian lingkungan sebagai bagian integral dari perjuangan buruh di Batam, ditandai dengan penanaman 1.000 pohon bakau dalam peringatan Hari Buruh Internasional 2025.

Batam, 1 Mei 2025 - Peringatan Hari Buruh Internasional 2025 di Batam diwarnai dengan aksi penanaman 1.000 pohon bakau oleh Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik, dan Mesin Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP LEM SPSI) Kepri. Aksi ini mendapat apresiasi tinggi dari Wakil Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Nyanyang Haris Pratamura, yang menekankan pentingnya menjaga kelestarian alam sebagai bagian tak terpisahkan dari perjuangan buruh.
Penanaman pohon bakau yang berlokasi di kawasan pesisir Tanjung Piayu ini melibatkan organisasi lingkungan Akar Bhumi. Wakil Gubernur Nyanyang menyatakan, "Alam ini memang harus kita jaga, kita rawat. Perjuangan buruh hari ini tidak hanya soal kesejahteraan, tapi juga menjaga keberlangsungan hidup melalui pelestarian lingkungan." Hal ini menunjukkan bahwa isu lingkungan hidup kini menjadi perhatian serius bagi para pekerja di Batam.
Aksi ini bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan representasi kesadaran kolektif akan pentingnya keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Partisipasi aktif berbagai pihak, termasuk kepolisian dan dinas terkait, semakin mengukuhkan komitmen bersama untuk menciptakan Batam yang berkelanjutan.
Penanaman Bakau: Simbol Perjuangan Buruh yang Berkelanjutan
Kegiatan penanaman 1.000 pohon bakau ini merupakan inisiatif FSP LEM SPSI Kepri sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan. Mereka berkolaborasi dengan Akar Bhumi, sebuah organisasi yang fokus pada pelestarian hutan bakau. Ketua FSP LEM SPSI Kepri, Saiful Badri, menegaskan bahwa aksi ini bukan untuk menyampaikan tuntutan, melainkan sebagai ajakan untuk membangun sinergi dan menunjukkan kepedulian buruh terhadap lingkungan hidup.
Wakil Gubernur Nyanyang Haris Pratamura menyampaikan apresiasinya terhadap aksi tersebut. Beliau menyebut aksi ini sebagai bentuk perjuangan buruh yang selaras dengan upaya menjaga alam. Hal senada juga disampaikan oleh Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, yang mengapresiasi inisiatif luar biasa dari para buruh. Amsakar melihat aksi ini sebagai bukti bahwa pergerakan buruh di Batam dinamis dan responsif terhadap kepentingan daerah serta investasi.
Aksi ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Kepri Irjen Pol Asep Safrudin, Kepala Kepolisian Resor Kota Barelang Kombes Pol Zaenal Arifin, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam Rudi Sakyakirti, dan Kepala Dinas Perhubungan Kepri Junaidi. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan pemerintah terhadap inisiatif pelestarian lingkungan yang digagas oleh para buruh.
Investasi dan Kesejahteraan Buruh: Sebuah Keseimbangan
Wakil Gubernur Nyanyang juga menyinggung pentingnya investasi bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan buruh. Beliau menambahkan, "Kalau tidak ada investasi, buruh juga tidak akan tumbuh. Tapi jika investasi masuk, Insya Allah akan menciptakan banyak peluang kerja." Pernyataan ini menekankan pentingnya mencari keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan pelestarian lingkungan.
Wali Kota Amsakar Achmad turut menambahkan bahwa kegiatan penanaman mangrove ini mencerminkan kepedulian lingkungan dan menunjukkan pergerakan buruh di Batam yang dinamis dan akomodatif terhadap kepentingan daerah dan investasi. Ia juga menekankan pentingnya kolektivitas untuk menjaga harmoni sosial dan kelestarian alam. Menurutnya, kegiatan ini menunjukkan komitmen bersama untuk membangun Batam yang lebih hebat dengan keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian.
Dengan demikian, aksi penanaman bakau ini bukan hanya sekadar kegiatan lingkungan, melainkan simbol dari perjuangan buruh Batam yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Aksi ini juga menunjukkan sinergi yang kuat antara pemerintah, organisasi buruh, dan organisasi lingkungan dalam menjaga kelestarian alam.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa isu lingkungan hidup telah menjadi bagian integral dari perjuangan buruh di Batam. Harapannya, aksi ini dapat menginspirasi berbagai pihak untuk turut serta dalam upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan di Batam.