Wamen LH dan Indocement Tanam 50 Pohon di Bogor, Rayakan Hari Bumi dan HUT ke-50
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Indocement peringati Hari Bumi dengan menanam 50 pohon di Bogor, sekaligus menandai kerja sama pemanfaatan sampah sebagai bahan bakar alternatif.

Wakil Menteri Lingkungan Hidup (Wamen LH), Diaz Hendropriyono, bersama jajaran PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, turut serta dalam perayaan Hari Bumi dengan melakukan penanaman 50 bibit pohon di Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Lulut Nambo, Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu, 23 April 2024. Kegiatan ini juga bertepatan dengan perayaan HUT ke-50 Indocement. Penanaman pohon tersebut merupakan wujud nyata komitmen bersama dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Sebelum melakukan penanaman pohon, Wamen Diaz beserta rombongan yang termasuk Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, mengunjungi fasilitas pengolahan bahan bakar alternatif di Kompleks Pabrik Citeureup Indocement. Mereka melihat langsung fasilitas hotdisc di Plant 11 dan fasilitas vecoplant di Plant 14, yang berperan penting dalam proses pengolahan refuse-derived fuel (RDF) dari sampah. Kunjungan ini bertujuan untuk memahami secara langsung proses pemanfaatan sampah sebagai sumber energi alternatif.
Penanaman pohon dilakukan bersama para srikandi Indocement di area TPPAS Lulut Nambo. Kegiatan ini bukan hanya sekadar simbolis, tetapi juga merupakan bagian dari upaya konkret Indocement dalam mendukung program pemerintah terkait pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan. Kerja sama antara Indocement dan pemerintah daerah dalam hal ini sangat penting untuk keberhasilan program tersebut.
Kerja Sama Indocement dan Pemerintah dalam Pengelolaan Sampah
Direktur Utama Indocement, Christian Kartawijaya, menjelaskan bahwa penanaman pohon ini merupakan bagian dari rangkaian acara HUT ke-50 Indocement. Lebih lanjut, ia memaparkan kerja sama Indocement dengan PT. Jabar Bersih Lestari, pemenang tender pembangunan RDF Platform TPPAS Lulut Nambo pada tahun 2018. Perjanjian RDF Supply yang telah ditandatangani menjadi landasan kerja sama ini.
Untuk memfasilitasi perjanjian tersebut, Indocement telah berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur pendukung, termasuk jalan tembus dan dua jembatan penghubung antara Gerbang Tol Gunung Putri menuju TPPAS Lulut Nambo. Selain itu, berbagai fasilitas lain dibangun untuk menerima dan mengelola RDF di Kompleks Pabrik Citeureup.
Target pengiriman RDF dari TPPAS Lulut Nambo diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bahan bakar alternatif (AF) di Kompleks Citeureup yang mencapai 2.500 ton per hari. Saat ini, Indocement masih mengalami kekurangan pasokan sekitar 1.000 ton per hari. TPST Bantargebang menjadi salah satu pemasok AF, menyuplai sekitar 450-500 ton RDF setiap harinya.
Upaya Indocement dalam Pemanfaatan Sampah
Tidak hanya di Citeureup, Indocement juga memiliki fasilitas pengolahan bahan bakar alternatif di Kompleks Pabrik Cirebon. Fasilitas ini mampu mengolah sekam padi, bonggol jagung, dan RDF dengan kapasitas hingga 1.300 ton per hari. Namun, perusahaan masih kekurangan pasokan sekitar 500 ton per hari.
Inisiatif Indocement dalam pemanfaatan sampah sebagai bahan bakar alternatif menunjukkan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan lingkungan. Upaya ini sejalan dengan tujuan pemerintah dalam mengurangi timbunan sampah dan mendorong pemanfaatan energi terbarukan. Dengan adanya kerja sama yang baik antara pemerintah dan sektor swasta, diharapkan pengelolaan sampah di Indonesia dapat semakin optimal.
Kegiatan penanaman pohon bersama Wamen LH ini menjadi simbol nyata dari kolaborasi tersebut. Harapannya, langkah ini akan menginspirasi pihak lain untuk turut serta dalam upaya pelestarian lingkungan dan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.