Wamenhut Serahkan 3.000 Bibit Tanaman Produktif untuk Kalsel, Perkuat Ketahanan Pangan
Wakil Menteri Kehutanan RI menyerahkan 3.000 bibit tanaman produktif kepada tujuh kabupaten/kota di Kalimantan Selatan untuk memperkuat ketahanan pangan dan pemberdayaan masyarakat.

Wakil Menteri Kehutanan Republik Indonesia (Wamenhut RI), Sulaiman Umar, telah menyerahkan 3.000 bibit tanaman produktif kepada tujuh kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Minggu, 4 Mei 2024. Penyerahan bibit tersebut dilakukan di Tanah Laut, Kalsel, dengan tujuan utama memperkuat ketahanan pangan daerah melalui pemanfaatan kawasan hutan dan pemberdayaan masyarakat berbasis ekosistem. Kegiatan ini menjawab pertanyaan apa (penyerahan bibit), siapa (Wamenhut RI dan Pemkab Tanah Laut), di mana (Tanah Laut, Kalsel), kapan (4 Mei 2024), mengapa (untuk ketahanan pangan dan pemberdayaan masyarakat), dan bagaimana (melalui penyerahan bibit tanaman produktif).
Sulaiman Umar menekankan pentingnya pengelolaan hutan secara berkelanjutan. "Kawasan hutan bisa menjadi sumber pangan, energi dan ekonomi jika dikelola secara berkelanjutan," ujar Sulaiman. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memanfaatkan potensi hutan secara optimal tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan. Program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Kalsel.
Penyerahan bibit tanaman ini merupakan wujud nyata dukungan pemerintah pusat terhadap upaya peningkatan ketahanan pangan di daerah. Bibit-bibit tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan memberikan alternatif mata pencaharian bagi masyarakat sekitar hutan. Dengan demikian, program ini tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga pada aspek lingkungan dan sosial.
Pemanfaatan Bibit Tanaman untuk Ketahanan Pangan Kalsel
Bupati Tanah Laut, Rahmat Trianto, mewakili tujuh kabupaten/kota penerima bantuan, menyampaikan terima kasih atas bantuan bibit tanaman produktif yang diberikan Kementerian Kehutanan RI. Kabupaten Tanah Laut sendiri menerima 500 bibit, yang terdiri dari berbagai jenis tanaman seperti alpukat, jengkol, lengkeng, durian, pinang, kasturi, dan pampakin. Jenis tanaman yang beragam ini menunjukkan upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat yang beragam pula.
Rahmat Trianto juga menyampaikan komitmen Pemkab Tanah Laut untuk mengoptimalkan pemanfaatan bibit tersebut. "Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan dan berkomitmen untuk mengoptimalkan pemanfaatan bibit tersebut demi kesejahteraan masyarakat dan ketahanan pangan di daerahnya," ucap Rahmat Trianto. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam mendukung program pemerintah pusat.
Pemkab Tanah Laut berharap program ini dapat menciptakan sinergi positif antara pelestarian lingkungan, peningkatan ketahanan pangan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Dengan kata lain, program ini dirancang untuk memberikan manfaat yang berkelanjutan dan menyeluruh bagi masyarakat.
Dengan adanya bantuan ini, Kabupaten Tanah Laut optimis dapat meningkatkan produksi pangan dan perekonomian masyarakatnya. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menjaga kelestarian hutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. Program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan dan pemberdayaan masyarakat berbasis hutan.
Jenis Bibit Tanaman yang Diserahkan
Berikut adalah rincian jenis bibit tanaman yang diserahkan kepada tujuh kabupaten/kota di Kalimantan Selatan:
- Alpukat
- Jengkol
- Lengkeng
- Durian
- Pinang
- Kasturi
- Pampakin
Beragamnya jenis bibit tanaman yang diberikan menunjukkan upaya pemerintah untuk memberikan pilihan yang sesuai dengan kondisi geografis dan kebutuhan masyarakat di masing-masing daerah. Pemilihan jenis tanaman ini tentunya telah melalui kajian dan pertimbangan yang matang.
Program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap peningkatan ketahanan pangan dan perekonomian masyarakat Kalimantan Selatan. Komitmen pemerintah pusat dan daerah untuk bekerja sama dalam program ini menjadi kunci keberhasilannya.
Suksesnya program ini tidak hanya bergantung pada ketersediaan bibit, tetapi juga pada perawatan dan pengelolaan yang tepat dari masyarakat. Oleh karena itu, edukasi dan pendampingan kepada masyarakat menjadi hal yang sangat penting untuk memastikan keberlanjutan program ini.