Wamenperin Ajak Swiss Tingkatkan Investasi di Indonesia, Dorong Perekonomian Nasional
Wakil Menteri Perindustrian meminta peningkatan investasi Swiss di Indonesia untuk mengatasi fluktuasi neraca perdagangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza baru-baru ini menyampaikan permohonan peningkatan investasi dari Swiss kepada pemerintah Swiss. Permohonan ini disampaikan dalam acara bertajuk 'Kolaborasi Industri antara Indonesia-Swiss: Optimalisasi Potensi Investasi Sektor Manufaktur di Indonesia' di Jakarta, Rabu lalu. Permohonan tersebut didasari oleh tren fluktuatif neraca perdagangan antara kedua negara dalam beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan data yang dipaparkan Wamenperin, ekspor Indonesia ke Swiss mengalami penurunan sebesar 26,05 persen pada tahun 2024, menjadi 210,4 juta dolar AS dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 284,5 juta dolar AS. Sebaliknya, impor Indonesia dari Swiss justru meningkat sebesar 10,27 persen, mencapai 827,4 juta dolar AS pada tahun 2024 dari 750,4 juta dolar AS di tahun 2023. Hal ini menunjukkan ketidakseimbangan yang perlu segera diatasi melalui peningkatan investasi dari pihak Swiss.
Wamenperin Faisol Riza menjelaskan bahwa ekspor Indonesia ke Swiss pada tahun 2024 didominasi oleh tiga produk utama, yaitu barang perhiasan, perangkat telepon, dan emas. Sementara itu, impor Indonesia dari Swiss meliputi emas, jam tangan biasa, dan jam tangan dari logam mulia. Kondisi ini menunjukkan potensi besar bagi peningkatan kerja sama ekonomi kedua negara, namun membutuhkan strategi yang tepat untuk menyeimbangkan neraca perdagangan.
Dorongan Investasi dan Insentif Pemerintah
Untuk meningkatkan daya saing dan menarik investasi dari Swiss, pemerintah Indonesia telah menawarkan berbagai insentif fiskal. "Untuk meningkatkan investasi, pemerintah telah memperkenalkan sejumlah insentif fiskal untuk menarik investor, termasuk tax holidays, tax allowances, investment allowances, dan super deduction tax untuk sekolah kejuruan dan R&D," ujar Wamenperin. Insentif-insentif ini diharapkan dapat memberikan kepastian dan kemudahan bagi investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga berperan aktif dalam memastikan investor mendapatkan fasilitas fiskal dan non-fiskal yang dijanjikan. "Kami senantiasa mengkoordinasikan pemberian insentif dan berkolaborasi dengan instansi terkait untuk menjamin transparansi dan efektivitas implementasi regulasi, memberikan kepastian hukum dan dukungan bagi investor dalam menjalankan usaha di Indonesia," tambah Wamenperin. Komitmen ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor asing terhadap iklim investasi di Indonesia.
Pemerintah juga mengarahkan investor untuk berinvestasi di kawasan industri, sesuai dengan amanat Undang-Undang (UU) Nomor 3 Tahun 2024. Hal ini bertujuan untuk mendukung industri berkelanjutan, meningkatkan daya saing, dan memastikan kesesuaian tata ruang. Kawasan industri saat ini tengah bertransformasi menuju generasi keempat, menjadi pusat ekosistem industrialisasi berkelanjutan berbasis Industri 4.0.
Strategi Kawasan Industri
Wamenperin menjelaskan strategi pengembangan kawasan industri di Indonesia. "Kawasan Industri di luar Jawa fokus pada pengolahan SDA, efisiensi logistik, dan pusat ekonomi baru, sementara di Jawa diarahkan ke teknologi tinggi, padat karya, dan hemat air," jelasnya. Strategi ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengembangkan kawasan industri secara terarah dan berkelanjutan, sesuai dengan potensi dan kebutuhan masing-masing daerah.
Saat ini, Swiss berada di peringkat ke-19 dalam daftar Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia dengan nilai investasi sebesar 244,9 juta dolar AS. Angka ini masih jauh di bawah negara-negara seperti Singapura, Hong Kong, China, Malaysia, dan Jepang. Oleh karena itu, peningkatan investasi dari Swiss sangat penting untuk meningkatkan peringkat Indonesia dalam investasi asing dan memperkuat perekonomian nasional.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah, diharapkan investasi dari Swiss dapat meningkat secara signifikan. Peningkatan investasi ini akan berkontribusi pada peningkatan ekspor, keseimbangan neraca perdagangan, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Kerja sama yang erat antara pemerintah Indonesia dan Swiss sangat krusial untuk mencapai tujuan ini.