Waspada ASF! Pemkab Manggarai Barat Imbau Peternak Babi Tingkatkan Kewaspadaan
Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat mengimbau peternak babi meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ASF yang telah merebak di beberapa wilayah NTT, dengan menekankan pentingnya kebersihan, pemberian pakan bergizi, dan menghindari praktik Julu daging b

Labuan Bajo, 3 Maret 2024 - Merebaknya penyakit African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika di beberapa wilayah Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat meningkatkan kewaspadaan. Imbauan kepada peternak babi untuk melakukan langkah-langkah antisipasi pun segera dikeluarkan guna mencegah penyebaran penyakit mematikan tersebut.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Manggarai Barat, Abidin, saat dihubungi di Labuan Bajo pada Senin malam, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya pencegahan. "Saya punya petugas yang setiap waktu melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi agar masalah kebersihan dan pemeliharaan ternak serta kandang dijaga dengan baik," ungkap Abidin.
Upaya tersebut meliputi sosialisasi dan edukasi kepada peternak terkait pentingnya menjaga kebersihan kandang dan menerapkan biosekuriti yang ketat. Pemkab juga gencar memberikan informasi tentang gejala ASF dan langkah-langkah yang harus diambil jika ditemukan kasus penyakit tersebut.
Langkah Antisipasi Penyakit ASF di Manggarai Barat
Pemkab Manggarai Barat tidak hanya mengandalkan sosialisasi, tetapi juga memberikan arahan teknis kepada peternak babi. Peternak diminta untuk rutin melakukan disinfeksi kandang dan peralatan. Pemberian pakan yang bergizi dan suplemen vitamin juga dianjurkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh ternak.
Selain itu, peternak diimbau untuk menghindari pemberian pakan berupa limbah olahan babi. Hal ini dikarenakan limbah tersebut berpotensi menjadi media penyebaran virus ASF. Praktik pemberian pakan yang baik dan higienis sangat penting untuk mencegah penularan penyakit.
Abidin juga menekankan pentingnya menghindari tradisi Julu daging, khususnya Julu daging babi. Tradisi membagi daging secara merata ini berpotensi mempercepat penyebaran virus jika ada babi yang terinfeksi ASF.
Sosialisasi dan Edukasi di Tingkat Masyarakat
Sosialisasi mengenai bahaya ASF tidak hanya menyasar peternak, tetapi juga masyarakat luas. "Sejak awal Februari tahun ini, komunikasi, informasi, dan edukasi telah dilakukan ke gereja-gereja dan sekolah-sekolah. Saya juga telah menyampaikannya melalui edaran kepada seluruh masyarakat agar waspada terhadap masuknya penyakit ASF ini," jelas Abidin.
Langkah ini dinilai penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya ASF dan mendorong partisipasi aktif dalam upaya pencegahan. Dengan pemahaman yang baik, masyarakat diharapkan dapat berperan serta dalam mencegah penyebaran penyakit tersebut.
Pemkab Manggarai Barat juga telah melakukan pengawasan ketat terhadap pergerakan ternak babi, khususnya dari daerah yang terjangkit ASF. "Ada kejadian baru-baru ini di bulan Februari, ada jual beli anak babi dari Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Manggarai Timur di Kecamatan Sano Nggoang dan saya suruh pulang," kata Abidin.
Kewaspadaan dan Pelaporan Kasus
Pemerintah daerah berkomitmen untuk mencegah penyebaran ASF di Manggarai Barat. Upaya pencegahan ini dilakukan mengingat sejumlah ternak di kabupaten tetangga telah mati diduga terpapar virus ASF. Kewaspadaan dan kesigapan menjadi kunci utama dalam menghadapi ancaman penyakit ini.
Warga dan peternak diimbau untuk segera melaporkan kepada petugas kesehatan hewan jika ditemukan ternak babi yang sakit. Pelaporan cepat sangat penting untuk mencegah penyebaran penularan penyakit ASF di daerah tersebut. Respon cepat dan tepat akan meminimalisir dampak yang ditimbulkan.
Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, Pemkab Manggarai Barat berharap dapat mencegah penyebaran ASF dan melindungi populasi babi di daerah tersebut. Kerja sama antara pemerintah, peternak, dan masyarakat sangat penting dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit ini.