Waspada Cuaca Ekstrem! Kapolres OKU Imbau Warga Antisipasi Banjir dan Longsor
Kapolres OKU, AKBP Endro Aribowo, mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap cuaca ekstrem dan potensi bencana alam seperti banjir dan longsor di 11 kecamatan rawan bencana di Kabupaten OKU, Sumatera Selatan.

Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, tengah bersiap menghadapi potensi bencana alam akibat cuaca ekstrem. AKBP Endro Aribowo, Kapolres OKU, telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman banjir dan tanah longsor. Imbauan ini disampaikan di Baturaja pada Selasa, 8 April, menyusul perubahan cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir.
Peringatan ini disampaikan mengingat Kabupaten OKU termasuk wilayah rawan bencana alam, terutama saat musim hujan tiba. Kapolres Endro menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat untuk meminimalisir dampak buruk yang mungkin terjadi. "Apalagi OKU merupakan salah satu kabupaten di Sumsel yang rawan terjadi bencana alam saat musim hujan," tegas Kapolres Endro.
Ancaman tidak hanya datang dari banjir dan longsor, tetapi juga dari kondisi jalan yang licin akibat hujan. Hal ini meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas. Oleh karena itu, Kapolres juga mengimbau masyarakat untuk selalu memeriksa kondisi kendaraan sebelum bepergian dan berhati-hati di jalan, terutama di titik-titik rawan kecelakaan yang telah diberi rambu peringatan.
Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Masyarakat
Kapolres Endro Aribowo menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam menghadapi potensi bencana. Masyarakat diminta untuk selalu waspada terhadap perubahan cuaca dan kondisi lingkungan sekitar. Pemantauan lingkungan dan pelaporan dini kepada pihak berwenang sangat krusial untuk mempercepat respon penanggulangan bencana.
Lebih lanjut, Kapolres juga mengajak masyarakat untuk aktif melaporkan kondisi di lingkungan masing-masing. Laporan ini akan membantu pihak terkait dalam merespon bencana alam dengan cepat dan tepat. Koordinasi dengan Satgas Bansor juga ditingkatkan untuk memperkuat upaya penanggulangan bencana sedini mungkin. "Kami juga meningkatkan koordinasi dengan Satgas Bansor dalam upaya penanggulangan bencana alam sedini mungkin," ujar Kapolres.
Langkah-langkah antisipasi bencana juga dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKU. Kepala BPBD OKU, Januar Efendi, menyebutkan bahwa terdapat 11 kecamatan yang masuk dalam peta rawan banjir dan tanah longsor. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah Muara Jaya, Ulu Ogan, Pengandonan, Semidang Aji, Sosoh Buay Rayap, Baturaja Timur, Baturaja Barat, Peninjauan, Lengkiti, Kedaton Peninjauan Raya, dan Lubuk Raja.
Wilayah Rawan Bencana di OKU
Januar Efendi menjelaskan bahwa 11 kecamatan tersebut masuk dalam kategori rawan bencana karena letak geografisnya. Kecamatan-kecamatan ini terletak di lereng bukit dan dekat dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ogan. Kondisi ini meningkatkan kerentanan terhadap banjir dan tanah longsor.
Data dari BPBD OKU menunjukkan bahwa pada periode Januari-Maret 2025 saja telah terjadi sekitar tujuh kali bencana banjir dan tanah longsor. Hal ini semakin menggarisbawahi pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat. BPBD OKU telah mendirikan posko penanggulangan bencana lengkap dengan peralatan memadai untuk merespon bencana dengan cepat dan efektif.
Langkah-langkah antisipasi yang dilakukan oleh pihak berwenang dan imbauan kepada masyarakat diharapkan dapat meminimalisir dampak bencana alam yang mungkin terjadi. Kerja sama dan kesadaran masyarakat sangat penting dalam menghadapi ancaman cuaca ekstrem dan potensi bencana di Kabupaten OKU.
Selain itu, masyarakat diimbau untuk selalu memeriksa kondisi kendaraan sebelum bepergian, terutama saat kondisi jalan basah dan licin. Kapolres juga mengingatkan akan beberapa titik ruas jalan rawan kecelakaan yang telah dipasangi rambu-rambu peringatan dini. Semoga dengan langkah-langkah ini, masyarakat OKU dapat terhindar dari dampak buruk cuaca ekstrem.