Wisata Kuliner Ramadan di Sulut Raup Transaksi Rp1 Miliar
Wisata kuliner Ramadan di Sulawesi Utara berhasil menciptakan transaksi hingga Rp1 miliar, menunjukkan dampak positif bagi UMKM dan perekonomian daerah serta menjadi bukti toleransi antar umat beragama.

Sulawesi Utara berhasil mencatatkan prestasi gemilang dalam sektor wisata kuliner Ramadan 1446 Hijriah tahun 2025. Kegiatan yang berlangsung sejak awal Maret ini mampu menghasilkan transaksi hingga mencapai angka fantastis, yaitu Rp1 miliar. Hal ini menunjukkan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian daerah, khususnya bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Utara, Andry Prasmuko, mengumumkan capaian tersebut pada Senin di Manado. Beliau menjelaskan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kolaborasi berbagai pihak, termasuk perbankan, UMKM, Pegadaian, dan lainnya. Kegiatan wisata kuliner Ramadan ini tidak hanya memberikan dampak ekonomi yang besar, tetapi juga berperan penting dalam meningkatkan edukasi wisata halal di Sulawesi Utara.
Lokasi wisata kuliner Ramadan tersebar di beberapa titik strategis, antara lain Lapangan Parkir Mega Mall Manado, Lapangan Basket Megamas, Sindulang, dan Kota Bitung. Strategi ini bertujuan untuk mendekatkan diri kepada masyarakat luas dan memberikan akses yang mudah bagi para pengunjung untuk menikmati berbagai sajian kuliner khas Ramadan.
Sukses Wisata Kuliner Ramadan: Kolaborasi dan Dampak Ekonomi
Keberhasilan wisata kuliner Ramadan ini tidak lepas dari kerjasama yang erat antara berbagai pihak. Andry Prasmuko menekankan pentingnya kolaborasi tersebut dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Keterlibatan perbankan, UMKM, Pegadaian, dan berbagai pihak lainnya telah menciptakan sinergi yang positif dan efektif.
Lebih lanjut, Andry Prasmuko menyatakan rasa syukurnya atas dampak positif yang diberikan kegiatan ini kepada perekonomian Sulawesi Utara. Transaksi mencapai Rp1 miliar menunjukkan potensi besar wisata kuliner Ramadan sebagai penggerak ekonomi lokal. Hal ini juga membuka peluang bagi pengembangan usaha dan peningkatan pendapatan bagi para pelaku UMKM.
Salah satu aspek yang menarik perhatian adalah tingginya antusiasme pengunjung, termasuk non-Muslim, dalam kegiatan ini. Andry Prasmuko mencatat bahwa setiap harinya, banyak pengunjung non-Muslim yang berbelanja makanan di lokasi wisata kuliner Ramadan. Hal ini mencerminkan toleransi antarumat beragama yang tinggi di Sulawesi Utara, di mana semua agama ikut ambil bagian dalam kesuksesan acara ini.
Penguatan Wisata Halal dan Toleransi Antarumat Beragama
Wisata kuliner Ramadan 2025 di Sulawesi Utara tidak hanya sukses secara ekonomi, tetapi juga memperkuat citra wisata halal di daerah tersebut. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi model bagi pengembangan wisata halal yang lebih besar dan berkelanjutan di masa mendatang. Keberhasilan ini juga menjadi bukti nyata toleransi dan kerukunan antarumat beragama di Sulawesi Utara.
Partisipasi aktif masyarakat dari berbagai latar belakang agama dalam wisata kuliner Ramadan menunjukkan semangat kebersamaan dan saling menghormati. Hal ini menjadi aset berharga bagi Sulawesi Utara dan perlu terus dijaga dan dikembangkan untuk menciptakan iklim sosial yang harmonis dan inklusif.
Melalui kolaborasi yang kuat dan semangat kebersamaan, wisata kuliner Ramadan di Sulawesi Utara telah berhasil menciptakan dampak ekonomi yang signifikan dan memperkuat nilai-nilai toleransi antarumat beragama. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengembangkan potensi wisata kuliner lokal mereka.
Ke depan, diharapkan akan ada lebih banyak inovasi dan pengembangan dalam wisata kuliner Ramadan di Sulawesi Utara, sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat dan perekonomian daerah. Peningkatan kualitas produk, promosi yang lebih gencar, dan pengelolaan yang lebih profesional akan menjadi kunci keberhasilan di masa mendatang.