Pentingnya Literasi Pasar Modal untuk Generasi Muda
Literasi pasar modal harus dimulai dari usia dini untuk membentuk investor masa depan.
![Pentingnya Literasi Pasar Modal untuk Generasi Muda](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/01/02/163025.698-pentingnya-literasi-pasar-modal-untuk-generasi-muda-1.jpeg)
Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menekankan pentingnya literasi dan edukasi terkait pasar modal bagi generasi muda. Hal ini bertujuan untuk mengubah pola pikir masyarakat dari 'saving society' menjadi 'investment society'. Menurutnya, pemahaman tentang investasi sebaiknya dimulai sejak tingkat sekolah dasar, berlanjut ke sekolah menengah, agar anak-anak dapat memahami konsep investasi dengan baik.
"Sejak sangat muda, mereka (harus) paham dulu konsepnya. Sejak SD, SMP, SMA kelas-kelas awal, mereka paham tentang konsep investasi di pasar modal," ujar Jeffrey di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis. Dengan pemahaman yang baik, pelajar tingkat atas dan mahasiswa dapat terlibat dalam program inklusi untuk menjadi investor atau pelaku pasar modal.
Inisiatif BEI dalam Edukasi Pasar Modal
Jeffrey menyatakan bahwa BEI telah mengadakan program literasi dan edukasi pasar modal selama dua tahun terakhir. Program ini tidak hanya ditujukan untuk perguruan tinggi, tetapi juga untuk siswa SMA. Di tingkat perguruan tinggi, BEI menyediakan Galeri Investasi yang berisi publikasi dan bahan cetakan mengenai pasar modal. Sedangkan di tingkat SMA, BEI telah mendirikan hampir 100 Galeri Edukasi di berbagai sekolah di seluruh Indonesia.
"Konsep dari Galeri Edukasi ini adalah kerja sama antara Bursa Efek Indonesia, anggota bursa, perguruan tinggi pemilik Galeri Investasi, dan SMA," jelas Jeffrey. Dengan adanya program ini, diharapkan pemahaman tentang pasar modal dapat lebih luas dan mendalam di kalangan generasi muda.
Integrasi Program ke Dalam Kurikulum
Saat ditanya tentang integrasi program literasi pasar modal ke dalam kurikulum pendidikan, Jeffrey menyatakan perlunya koordinasi dengan kementerian terkait. Namun, BEI telah bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Learning Management System (LMS) yang telah mencakup materi hingga tingkat dasar. Hal ini menunjukkan komitmen BEI dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pasar modal.
Dalam acara Peresmian Pembukaan Perdagangan BEI 2025, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga menekankan pentingnya edukasi pasar modal. Ia mengungkapkan bahwa pemahaman tentang pasar modal seharusnya tidak hanya diberikan di tingkat perguruan tinggi, tetapi juga di tingkat sekolah dasar agar generasi muda lebih akrab dengan bursa efek.
Dukungan untuk Instrumen Investasi Terjangkau
Sri Mulyani juga mendorong adanya instrumen investasi yang lebih terjangkau bagi masyarakat kecil agar mereka dapat berpartisipasi. Dalam hal ini, Surat Berharga Negara (SBN) telah menyediakan pecahan yang kecil, sehingga banyak pelajar dan mahasiswa dapat mulai berinvestasi. "Itu positif untuk kita semuanya. Saya berharap demikian juga dengan saham," ungkapnya.
Ketika masyarakat mulai mendiversifikasi tabungan dan menciptakan pendalaman pasar modal, Sri Mulyani mengingatkan pentingnya menjaga kualitas saham yang diperdagangkan. "Saham-saham yang berasal dari fundamental perusahaan-perusahaan yang dikelola dengan tata kelola yang baik, sehingga masyarakat tidak merasa bahwa mereka membeli sebuah surat berharga yang ternyata tidak berharga," tegasnya.