Dokter Ungkap IBD Bisa Disembuhkan dengan Perawatan Intensif dan Pola Hidup Sehat
Dokter sebut IBD atau radang usus dapat disembuhkan dengan perawatan intensif dan perubahan gaya hidup, serta menghindari faktor pemicu.

Inflammatory Bowel Disease (IBD) atau penyakit radang usus, menjadi perhatian serius di kalangan medis. Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kencana, Dr.dr. Hasan Maulahela Sp.PD-KGEH, memberikan angin segar dengan menyatakan bahwa IBD sebenarnya dapat disembuhkan. Namun, penyembuhan ini memerlukan pemantauan berkelanjutan terhadap faktor-faktor yang dapat memicu kekambuhan.
Dalam diskusi daring yang diadakan di Jakarta, Senin lalu, Dr. Hasan menjelaskan bahwa target utama dalam penanganan IBD adalah mencapai remisi. Remisi, dalam istilah awam, berarti sembuh total. Meski demikian, pasien umumnya memerlukan perawatan pemeliharaan untuk menjaga kondisi tetap stabil. IBD tidak hanya menyerang usus, tetapi juga dapat mempengaruhi organ lain seperti sendi, sehingga penyembuhan optimal menjadi sangat penting.
Penyakit ini juga tidak hanya menyerang orang dewasa, namun juga pada anak-anak. Hal ini disebabkan karena makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak saat ini banyak mengandung lemak tinggi dan makanan yang kurang sehat.
Penyembuhan IBD Melalui Pengobatan dan Operasi
Penyembuhan IBD umumnya dilakukan melalui pengobatan atau tindakan operasi dalam beberapa kasus tertentu. Tindakan operasi biasanya diperlukan jika terdapat sumbatan atau penyempitan yang tidak dapat diatasi dengan terapi endoskopi. Dr. Hasan menekankan pentingnya mengendalikan peradangan usus pada penderita IBD untuk mencegah risiko komplikasi serius.
“IBD secara umum memang targetnya adalah istilah kita remisi namanya. Remisi itu kalau di bahasa awamnya ya sembuh secara total. Tapi memang biasanya butuh maintenance, tetap,” ujar Hasan.
Peradangan usus yang tidak terkendali dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko berkembangnya kanker usus besar atau kanker kolon, yang berpotensi mengancam nyawa. Oleh karena itu, pengendalian peradangan menjadi kunci utama dalam penanganan IBD.
Penyakit IBD dapat disebabkan oleh kontribusi autoimun akibat adanya kerusakan sistem dalam tubuh. Autoimun bukanlah satu-satunya penyebab IBD, ada faktor eksternal lain seperti lingkungan yang tidak bersih, makanan yang tidak sehat, serta faktor genetik.
Peningkatan Prevalensi IBD pada Anak-Anak
Prevalensi IBD pada anak-anak menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan. Hal ini disebabkan oleh perubahan pola makan pada kelompok usia tersebut, di mana konsumsi makanan tinggi lemak dan tidak sehat semakin meningkat. Dr. Hasan menyampaikan keprihatinannya terhadap fenomena ini dan menekankan pentingnya perhatian terhadap asupan makanan anak-anak.
“IBD itu sekarang juga meningkat prevalensinya pada anak-anak, itu jadi concern kita, karena makanan anak-anak sekarang juga kan udah macam-macam segala bervariasi,” katanya.
Perubahan pola makan pada anak-anak menjadi perhatian khusus karena dapat memicu berbagai masalah kesehatan di kemudian hari. Oleh karena itu, edukasi mengenai pentingnya gizi seimbang dan pola makan sehat sejak usia dini sangatlah krusial.
Pencegahan dan Pengendalian IBD
Untuk mencegah dan mengendalikan IBD, Dr. Hasan menyarankan penerapan pola diet sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan rutin berolahraga. Langkah-langkah ini dapat membantu mencegah infeksi penyakit yang berpotensi memperburuk kondisi IBD. Selain itu, menjaga kebersihan lingkungan juga merupakan faktor penting dalam mencegah penyakit ini.
Pola hidup sehat dan gizi seimbang sangat penting untuk mencegah infeksi penyakit yang dapat memperburuk IBD. Selain itu, kebersihan lingkungan juga menjadi faktor penting dalam mencegah penyakit ini.
Penerapan pola diet sehat dan olahraga teratur bukan hanya bermanfaat bagi penderita IBD, tetapi juga bagi masyarakat umum. Gaya hidup sehat dapat meningkatkan kualitas hidup dan mencegah berbagai penyakit kronis lainnya.
Menerapkan pola hidup sehat dengan makanan bergizi dan olahraga dapat mencegah infeksi serta memperburuk IBD. Kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan usus dan menghindari faktor pemicu sangat penting dalam upaya pencegahan dan pengendalian IBD.