Indonesia Eksplorasi DeepSeek: Potensi AI di Tengah Kekhawatiran Global
Kementerian Kominfo Indonesia tengah mengeksplorasi teknologi AI DeepSeek untuk pengembangan teknologi AI dalam negeri, meskipun beberapa negara telah memblokirnya karena potensi ancaman keamanan siber.

Jakarta, 17 Februari 2024 - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia masih mempelajari teknologi kecerdasan buatan (AI) DeepSeek. Meskipun beberapa negara telah melarang penggunaan teknologi ini, Indonesia melihat potensi pengembangan AI lewat DeepSeek sebagai inovasi yang perlu dikaji lebih lanjut. Hal ini disampaikan langsung oleh Wamenkominfo saat ditemui di kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat.
Menimbang Potensi dan Risiko DeepSeek
Pernyataan Wamenkominfo ini muncul sebagai respons terhadap langkah beberapa negara yang memblokir DeepSeek, sebuah startup asal China yang meluncurkan model AI DeepSeek R1 pada awal 2025. DeepSeek R1, yang menawarkan layanan mirip ChatGPT, telah menuai kontroversi dan kekhawatiran di berbagai negara terkait potensi ancaman keamanan siber.
Korea Selatan, Italia, Australia, dan Taiwan termasuk di antara negara-negara yang telah membatasi atau melarang penggunaan DeepSeek. Namun, Indonesia mengambil pendekatan berbeda. Pemerintah Indonesia menilai DeepSeek sebagai inovasi yang perlu dipelajari untuk kemajuan teknologi AI di dalam negeri. "Kita sebagai negara yang tengah mengembangkan teknologi artificial intelligence ini tentu saja membuka, melihat, dan mempelajari berbagai macam perkembangan AI," jelas Nezar.
Strategi Pengembangan AI Indonesia
Indonesia tidak hanya mengeksplorasi teknologi AI dari luar negeri, tetapi juga secara aktif mengembangkan strategi pengembangan AI domestik. Salah satu langkah awal yang telah diambil adalah penerbitan Surat Edaran (SE) Menkominfo Nomor 9 Tahun 2023. SE ini mengatur etika penggunaan AI di Indonesia, meletakkan dasar soft regulation untuk industri AI yang sedang berkembang.
Selain regulasi, Indonesia juga telah melaksanakan pengukuran Readiness Assessment Method (RAM) untuk AI. Kerja sama dengan UNESCO dalam RAM ini bertujuan untuk mengukur kesiapan Indonesia dalam menghadapi perkembangan teknologi AI. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengembangkan AI secara bertanggung jawab dan terukur.
Eksplorasi DeepSeek: Sebuah Langkah Strategis?
Keputusan Indonesia untuk mengeksplorasi DeepSeek di tengah kekhawatiran global patut mendapat perhatian. Di satu sisi, akses ke teknologi AI canggih seperti DeepSeek R1 dapat mempercepat pengembangan AI di Indonesia. Di sisi lain, risiko keamanan siber perlu dipertimbangkan secara matang. Pemerintah perlu melakukan analisis risiko dan mitigasi secara komprehensif sebelum memutuskan langkah selanjutnya terkait penggunaan DeepSeek.
Ke depan, transparansi dan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan industri teknologi sangat penting untuk memastikan pengembangan AI di Indonesia berjalan sesuai dengan etika dan keamanan. Penting untuk menyeimbangkan inovasi dengan perlindungan data dan keamanan nasional.
Pendekatan yang hati-hati dan terukur dalam mengeksplorasi teknologi AI seperti DeepSeek akan menentukan keberhasilan Indonesia dalam mengembangkan ekosistem AI yang kuat dan bertanggung jawab. Langkah-langkah selanjutnya pemerintah dalam hal ini akan menentukan masa depan pengembangan AI di Indonesia.
Kesimpulan
Indonesia sedang berada di persimpangan penting dalam pengembangan AI. Eksplorasi DeepSeek mencerminkan keinginan Indonesia untuk memanfaatkan teknologi canggih, namun juga menuntut kewaspadaan terhadap potensi risiko. Dengan strategi yang tepat dan kolaborasi yang kuat, Indonesia dapat memanfaatkan peluang yang ada sambil meminimalisir potensi ancaman.