Kemkominfo Tindak Tegas BTS Palsu Penyebar SMS Penipuan
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengambil tindakan tegas terhadap penyebaran SMS penipuan melalui BTS palsu, dengan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencegah kerugian masyarakat.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bertindak tegas terhadap maraknya penipuan melalui pesan singkat (SMS) yang memanfaatkan Base Transceiver Station (BTS) palsu. Kasus ini terungkap setelah Kominfo menerima banyak laporan masyarakat terkait SMS penipuan yang bukan berasal dari operator resmi. Tindakan tegas ini diambil untuk melindungi masyarakat dari kejahatan siber dan menjaga keamanan infrastruktur telekomunikasi nasional.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Meutya Hafid, dalam rilis pers Senin lalu, menyatakan bahwa Ditjen Infrastruktur Digital (DJID) telah diinstruksikan untuk menangani kasus ini. Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio (Balmon SFR) juga dikerahkan untuk melacak sumber sinyal frekuensi radio ilegal yang digunakan para pelaku. Langkah cepat ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memberantas kejahatan siber yang semakin canggih.
Modus operandi para pelaku cukup licik. Mereka menggunakan BTS palsu untuk memancarkan sinyal seolah-olah berasal dari BTS operator resmi. Dengan demikian, SMS penipuan dapat dikirim secara massal tanpa terdeteksi sistem operator. Hal ini memungkinkan penipu untuk menjangkau banyak korban dengan mudah, menawarkan hadiah palsu atau meminta data pribadi tanpa melewati jalur resmi, sehingga sulit dilacak oleh operator.
Pengungkapan Kasus BTS Palsu dan Tindakan Kominfo
Investigasi awal DJID menemukan indikasi kuat penggunaan perangkat BTS ilegal di beberapa lokasi. Sinyal radio dari BTS palsu ini terdeteksi beroperasi pada frekuensi milik salah satu operator, tetapi tidak terdaftar sebagai BTS resmi. Temuan ini mengonfirmasi bahwa SMS penipuan dikirim melalui infrastruktur telekomunikasi ilegal di luar kendali operator resmi. Kominfo pun langsung berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengatasi masalah ini.
Kerjasama dengan Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dilakukan untuk menindaklanjuti temuan tersebut, mengingat modus penipuan ini sering menyasar nasabah layanan keuangan. Selain itu, Kominfo juga bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk melacak pelaku dan menjamin penindakan hukum yang tegas. Langkah kolaboratif ini menunjukkan komitmen Kominfo dalam memberantas kejahatan siber secara menyeluruh.
Menteri Meutya Hafid mengapresiasi kinerja jajarannya dalam mengungkap kasus ini. Beliau menekankan pentingnya keamanan infrastruktur telekomunikasi sebagai tulang punggung ekosistem digital Indonesia. "Infrastruktur telekomunikasi adalah tulang punggung ekosistem digital kita, sehingga keamanannya tidak boleh dikompromikan. Kami tidak akan mentolerir pihak-pihak yang menyalahgunakan frekuensi radio untuk aksi kejahatan karena dapat merugikan masyarakat luas," tegas Menteri Meutya.
Pencegahan dan Imbauan kepada Masyarakat
Sebagai tindak lanjut, Kominfo akan menggencarkan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya dan ciri-ciri SMS penipuan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat dan mencegah bertambahnya korban. Kominfo juga mendorong operator seluler untuk meningkatkan keamanan jaringan mereka, termasuk memperkuat sistem deteksi dini terhadap aktivitas frekuensi radio yang mencurigakan.
Masyarakat diimbau untuk waspada terhadap SMS mencurigakan dan selalu mengecek kebenaran informasi yang diterima. Jangan pernah mengklik tautan mencurigakan dari SMS tak dikenal dan jangan memberikan data pribadi, informasi perbankan, atau kode OTP kepada pihak yang tidak dikenal melalui SMS atau tautan tidak resmi. Jika menerima SMS yang diduga penipuan, segera laporkan kepada pihak berwenang atau melalui kanal pengaduan resmi.
Langkah-langkah yang dilakukan Kominfo ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam melindungi masyarakat dari kejahatan siber. Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, operator seluler, dan masyarakat, diharapkan upaya pencegahan dan penindakan terhadap penipuan melalui SMS dapat lebih efektif. Kominfo berharap masyarakat dapat lebih waspada dan bijak dalam menanggapi informasi yang diterima melalui pesan singkat.
Kominfo juga mengingatkan pentingnya peran aktif masyarakat dalam melaporkan setiap indikasi penipuan. Dengan melaporkan kasus penipuan, masyarakat turut membantu pihak berwenang dalam melacak dan menangkap para pelaku, sehingga dapat mencegah kerugian lebih lanjut dan menciptakan lingkungan digital yang lebih aman.