Menbud Fadli Zon: Reog Ponorogo Megadiversity Budaya Indonesia, Kolaborasi Penting untuk Pelestarian dan Pengembangan Global
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menekankan pentingnya kolaborasi dalam melestarikan dan mengembangkan Reog Ponorogo sebagai megadiversity budaya Indonesia agar mendunia.

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, baru-baru ini menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam upaya melestarikan dan mengembangkan Reog Ponorogo. Kesenian tradisional ini dianggap sebagai bagian integral dari megadiversity budaya Indonesia yang harus dijaga keberlangsungannya. Pernyataan tersebut disampaikan di Jakarta pada Selasa, 12 Agustus, menyoroti urgensi sinergi berbagai pihak.
Fadli Zon berharap Reog Ponorogo dapat semakin maju dan dikenal secara global, sekaligus menjaga ekosistem budayanya. Hal ini mencakup seluruh aspek, mulai dari produksi topeng hingga partisipasi aktif komunitas seni. Upaya ini bertujuan agar nilai-nilai budaya yang terkandung dalam Reog tidak lekang oleh waktu dan terus relevan.
Kolaborasi yang dimaksud meliputi kerja sama antara pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, pihak swasta, dan korporasi. Sinergi ini diharapkan dapat memajukan Reog Ponorogo secara bersama-sama. Selain itu, pembangunan Monumen Reog dan Museum Peradaban di Ponorogo juga diapresiasi sebagai terobosan luar biasa.
Pentingnya Kolaborasi dalam Pelestarian Reog
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa Reog Ponorogo merupakan aset budaya bangsa yang kaya. Untuk memastikan kelestarian dan perkembangannya, diperlukan kreativitas dalam membangun kerja sama gotong royong. Sinergi antara pemerintah daerah, swasta, dan korporasi menjadi kunci utama dalam memajukan kesenian ini. Kolaborasi ini akan memperkuat ekosistem Reog secara menyeluruh.
Fadli Zon meyakini bahwa Reog Ponorogo memiliki potensi besar untuk semakin dikenal di kancah dunia. Sosialisasi dan pengembangan harus dilakukan melalui berbagai cara dan platform. Pemanfaatan media sosial serta penyelenggaraan festival yang berkesinambungan sangat penting. Ini akan membantu memperkenalkan Reog kepada audiens yang lebih luas.
Melestarikan Reog tidak hanya tentang pementasan, tetapi juga menjaga seluruh rantai ekosistemnya. Ini termasuk produksi topeng, pelatihan seniman, dan keterlibatan komunitas. Dengan ekosistem yang sehat, nilai budaya Reog akan terus hidup dan diwariskan. Upaya ini memastikan Reog tetap relevan di tengah perubahan zaman.
Monumen Reog dan Museum Peradaban: Simbol Kebanggaan
Pemerintah Kabupaten Ponorogo bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah mengambil langkah progresif dengan memulai pembangunan Monumen Reog dan Museum Peradaban Ponorogo (MRMP). Inisiatif ini dinilai sebagai terobosan luar biasa oleh Menteri Kebudayaan. Lokasi pembangunan MRMP dipilih di ketinggian, memungkinkan monumen terlihat dari berbagai penjuru kota.
Progres pembangunan MRMP telah mencapai 94 persen dan kini menunggu tahap penyelesaian akhir. Kehadiran monumen dan museum ini diharapkan menjadi simbol kebanggaan budaya Ponorogo yang mendunia. Monumen ini tidak hanya berfungsi sebagai penanda geografis, tetapi juga sebagai pusat edukasi dan promosi budaya Reog.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, menjelaskan bahwa pembangunan monumen dilakukan secara kolaboratif. Selain itu, telah dibuka museum transit untuk mengoleksi artefak Reog. Artefak-artefak ini mulai dinarasikan dan didigitalisasikan untuk generasi muda. Tujuannya agar generasi mendatang dapat memahami sejarah leluhur mereka melalui literasi museum, bukan hanya legenda.
Masa Depan Ekonomi Budaya Ponorogo
Kementerian Kebudayaan sangat mengapresiasi keberhasilan pembangunan MRMP di Ponorogo. Proyek ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain untuk berani melakukan terobosan dalam pemajuan kebudayaan. Keberadaan monumen dan museum ini diyakini akan menumbuhkan ekosistem budaya yang kuat.
Ekosistem budaya yang baik akan mendukung perkembangan ekonomi budaya di Ponorogo. Pariwisata budaya akan meningkat, menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat. Ini termasuk peningkatan kunjungan wisatawan, penjualan kerajinan lokal, dan pengembangan UMKM terkait Reog. Dampaknya akan terasa pada kesejahteraan masyarakat.
Pentingnya digitalisasi artefak dan narasi sejarah Reog juga ditekankan. Langkah ini memastikan bahwa informasi tentang Reog dapat diakses secara luas oleh generasi mendatang. Dengan demikian, warisan budaya Reog Ponorogo akan terus hidup dan menjadi inspirasi. Ini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan budaya dan ekonomi daerah.