Perilaku Negatif Anak: Benarkah Masalah Pencernaan Jadi Biang Keladinya?
Dokter spesialis anak ungkap fakta mengejutkan: masalah pencernaan dapat memicu perilaku negatif pada anak seperti mudah marah dan sulit bersosialisasi.

Jakarta, 24 April (ANTARA) - Sebuah fakta menarik terungkap dari hasil penelitian terbaru oleh Dokter Spesialis Anak dan Ahli Gastro Hepatologi dari Universitas Indonesia, Dr. dr. Ariani Dewi Widodo Sp.A(K). Beliau mengungkapkan bahwa kondisi saluran cerna ternyata dapat menjadi pemicu perilaku negatif pada anak, seperti mudah marah atau kesulitan bersosialisasi.
Dalam konferensi pers Lactogrow di Jakarta, Kamis lalu, Dr. Ariani menjelaskan, "Permasalahan perilaku anak seringkali diasumsikan disebabkan oleh pola pengasuhan yang salah. Padahal, banyak yang belum menyadari bahwa suasana hati dan perilaku anak sangat dipengaruhi oleh kondisi saluran cernanya."
Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa suasana hati yang baik sangat penting untuk kemampuan bersosialisasi anak. Sebaliknya, suasana hati yang buruk dapat menyebabkan anak menjadi agresif, mudah tersinggung, dan menolak untuk bermain. Yang mengejutkan, banyak kasus suasana hati buruk ini ternyata berkaitan erat dengan kesehatan pencernaan, bukan hanya semata-mata pola asuh orang tua.
Hubungan Usus dan Otak: Gut-Brain Axis
Dr. Ariani menjelaskan adanya gut-brain axis, yaitu hubungan timbal balik antara usus dan otak. "Usus disebut sebagai otak kedua," ujarnya, "karena kondisi di dalam usus ternyata sangat memengaruhi kondisi otak."
Gut-brain axis merupakan jalur komunikasi dua arah antara saluran cerna dan otak. Di dalam usus terdapat jutaan bakteri baik yang berperan penting dalam metabolisme dan kestabilan emosi anak. Namun, konsumsi makanan ultra-proses, seperti mi instan dan gorengan, dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik ini.
Gangguan keseimbangan bakteri usus berdampak pada terganggunya pencernaan, yang selanjutnya berdampak pada perilaku anak. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan saluran cerna anak dengan memberikan makanan bergizi dan seimbang.
"Jika saluran cernanya tidak sehat, bakteri baiknya akan berkurang, dan ini akan sangat memengaruhi perilaku anak. Hal ini terjadi jika anak tidak mendapatkan nutrisi yang cukup," jelas Dr. Ariani.
Makanan Sehat untuk Saluran Cerna Sehat
Untuk menjaga kesehatan saluran cerna anak dan mencegah perilaku negatif yang dipicunya, Dr. Ariani menyarankan beberapa hal. Pertama, batasi konsumsi makanan ultra-proses. Makanan seperti mi instan, gorengan, dan makanan cepat saji tinggi lemak dan rendah serat dapat mengganggu keseimbangan bakteri usus.
Kedua, perbanyak konsumsi makanan kaya serat. Serat membantu melancarkan pencernaan dan menjaga kesehatan saluran cerna. Sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian merupakan sumber serat yang baik. Ketiga, pastikan anak mengonsumsi probiotik. Probiotik merupakan bakteri baik yang dapat membantu menjaga keseimbangan bakteri usus.
Keempat, pastikan anak mendapatkan cukup cairan. Cairan membantu melancarkan pencernaan dan mencegah dehidrasi. Air putih adalah pilihan terbaik. Kelima, ajak anak untuk berolahraga secara teratur. Olahraga membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menjaga kesehatan saluran cerna.
Kesimpulan
Kesimpulannya, masalah pencernaan ternyata dapat menjadi faktor penting yang memengaruhi perilaku anak. Dengan menjaga kesehatan saluran cerna anak melalui pola makan sehat dan gaya hidup aktif, orang tua dapat membantu mencegah munculnya perilaku negatif pada anak dan mendukung perkembangan mereka secara optimal. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter spesialis anak jika anak menunjukkan perubahan perilaku yang signifikan.