Waspada! Risiko Kanker Serviks Menurun ke Generasi Berikutnya
Dokter spesialis kandungan mengungkap risiko kanker serviks diturunkan secara genetik kepada anak perempuan dan cucu perempuan, menekankan pentingnya vaksinasi HPV dan Pap smear sebagai langkah preventif.
![Waspada! Risiko Kanker Serviks Menurun ke Generasi Berikutnya](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/07/220200.871-waspada-risiko-kanker-serviks-menurun-ke-generasi-berikutnya-1.jpg)
Jakarta, 7 Februari 2024 - Sebuah informasi penting disampaikan oleh dr. Winda Nizarwan, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Obgyn) RS Permata Depok. Beliau mengungkapkan adanya risiko genetik kanker serviks yang dapat diturunkan dari orang tua kepada anak perempuan, bahkan hingga ke cucu perempuan. Hal ini menjadi sorotan penting dan menyadarkan kita akan perlunya upaya pencegahan yang proaktif.
Faktor Keturunan dan Kanker Serviks
Dalam webinar yang diadakan Jumat lalu, dr. Winda menjelaskan, "Kalau garis atas kita artinya orang tua, di atas orang tua ada nenek, ada satu garis wanita yang terinfeksi kanker mulut rahim atau kanker payudara, nenek kita, kita ngomongin perempuan maka itu secara tidak langsung hitungan turunannya diturunkan kepada anaknya yang perempuan." Ini berarti riwayat kanker serviks atau bahkan kanker payudara pada garis keturunan perempuan meningkatkan risiko pada generasi selanjutnya. Meskipun tidak 100% pasti, riwayat keluarga meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit ini.
Kanker serviks sendiri disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV). Virus ini, meskipun dapat dikendalikan melalui pengobatan, tidak selalu dapat dihilangkan sepenuhnya dari tubuh. Oleh karena itu, pencegahan menjadi kunci utama dalam melawan penyakit ini.
Pencegahan yang Efektif: Vaksinasi dan Pap Smear
Langkah preventif yang sangat direkomendasikan adalah vaksinasi HPV. Vaksin ini terbukti efektif menurunkan risiko terkena kanker serviks. "Supaya apa penurunan secara genetik bisa diperkecil. Kita nggak bisa menghilangkan 100 persen tapi dengan tidak melakukan vaksin maka angka timbul di kita makin besar. Maka menjadi bijaksana, pertama pap smear yang kedua vaksin," jelas dr. Winda. Vaksin HPV diberikan dalam tiga dosis untuk mencapai keefektifan maksimal.
Selain vaksinasi, dr. Winda juga menyarankan pemeriksaan Pap smear secara rutin. Pemeriksaan ini membantu mendeteksi perubahan sel-sel serviks sejak dini, sehingga pengobatan dapat dilakukan sebelum kanker berkembang. Deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan.
Akses Vaksinasi HPV untuk Anak Perempuan
Pemerintah Indonesia telah menyediakan program vaksinasi HPV gratis untuk anak perempuan usia 9 tahun di sekolah. Dr. Winda sangat menganjurkan para orang tua, khususnya ibu-ibu yang memiliki anak perempuan usia SD kelas 3, untuk memanfaatkan program ini. "Pemerintah memberikan vaksinasi pada anak-anak sekolah mulai 9 tahun. Maka saya anjurkan ibu-ibu yang mempunyai anak wanita di usia SD umur 9 tahun, ikuti. Itu sudah sebaik-baiknya langkah preventif karena apa? Aksi lebih baik daripada kita pasif," tegasnya. Program ini merupakan langkah strategis dalam upaya pencegahan kanker serviks sejak dini.
Kesimpulan
Kesimpulannya, risiko genetik kanker serviks perlu disadari oleh setiap perempuan. Meskipun faktor genetik berperan, langkah preventif seperti vaksinasi HPV dan pemeriksaan Pap smear secara rutin dapat secara signifikan mengurangi risiko terkena penyakit ini. Manfaatkan program vaksinasi gratis yang disediakan pemerintah dan konsultasikan dengan dokter mengenai pemeriksaan kesehatan reproduksi secara berkala.