Tahukah Anda? Kemenpora dan I.League Bersinergi Tingkatkan Edukasi Suporter Sepak Bola di 10 Titik
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bersama I.League menjalin kerja sama strategis untuk meningkatkan edukasi suporter sepak bola di Indonesia, bertujuan menciptakan atmosfer pertandingan yang lebih tertib dan menjunjung sportivitas.

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia dan I.League telah resmi menjalin kerja sama penting. Kolaborasi ini berfokus pada upaya edukasi suporter sepak bola di seluruh Indonesia. Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Deputi Bidang Pengembangan Industri Olahraga Kemenpora dan I.League dilaksanakan pada acara Kick Off Launching Kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) yang digelar di Kantor Kemenpora, Jakarta, Senin lalu.
Langkah strategis ini diambil sebagai respons terhadap maraknya permasalahan suporter yang kerap terjadi. Ferry, perwakilan dari Kemenpora, menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan implementasi dari amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan, khususnya Pasal 55. Ini menunjukkan kehadiran negara dalam menjaga ketertiban dan keamanan di setiap kegiatan olahraga.
Inisiatif ini juga membuktikan komitmen pemerintah untuk tidak mengintervensi, melainkan berkolaborasi dalam menjaga ekosistem sepak bola. Proses persiapan kerja sama ini telah berlangsung selama beberapa bulan, melibatkan tim dari PSSI, liga, dan Kemenpora. Penandatanganan PKS ini menjadi tonggak awal kesepakatan bersama untuk menciptakan suporter sepak bola yang lebih beretika, cerdas, dan bangga akan keberagaman.
Urgensi dan Payung Hukum Edukasi Suporter
Kerja sama antara Kemenpora dan I.League ini didasarkan pada kebutuhan mendesak untuk menertibkan perilaku suporter di Indonesia. Pasal 55 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 secara jelas mengamanatkan pentingnya edukasi dalam dunia keolahragaan. Ferry menjelaskan bahwa banyaknya insiden yang melibatkan suporter bermasalah memicu pemerintah untuk bertindak, bukan sebagai bentuk intervensi, melainkan sebagai kewajiban bersama untuk menjaga ketertiban.
Ia menambahkan bahwa penandatanganan PKS ini memberikan payung hukum yang kuat bagi upaya edukasi tersebut. Ini adalah bukti nyata bahwa negara hadir dan peduli terhadap setiap aspek kegiatan olahraga, khususnya sepak bola. Kehadiran negara diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi perkembangan olahraga nasional.
Proses menuju penandatanganan kerja sama ini telah melalui perjalanan panjang. Diskusi dan koordinasi intensif melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk PSSI dan perwakilan liga. Hal ini menunjukkan keseriusan semua pihak dalam menciptakan perubahan positif demi masa depan sepak bola Indonesia yang lebih baik.
Rencana Implementasi dan Bentuk Kegiatan
Kegiatan edukasi suporter ini direncanakan akan dilaksanakan di 10 titik lokasi berbeda di seluruh Indonesia. Ini merupakan langkah awal yang krusial dalam menciptakan atmosfer sepak bola nasional yang tertib, aman, dan menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas. Kolaborasi strategis ini diharapkan menjadi fondasi penting dalam membentuk generasi suporter yang beretika.
Ke depan, kerja sama ini akan mencakup berbagai bentuk kegiatan edukatif yang komprehensif. Fokus utama adalah penguatan kompetensi dan pemahaman suporter terhadap regulasi serta tata kelola sepak bola. Selain itu, akan dilakukan distribusi materi kampanye komunikasi dan informasi yang menekankan nilai-nilai sportivitas, toleransi, dan kebhinekaan.
Aspek kerja sama selanjutnya meliputi sosialisasi bersama mengenai peraturan dan etika suporter. Hal ini juga mencakup bahaya kekerasan dan ujaran kebencian di lingkungan pertandingan. Berbagai inisiatif lainnya juga akan dikembangkan untuk membentuk perilaku suporter yang positif, konstruktif, dan mencerminkan semangat persatuan dalam keberagaman.
Menciptakan Ekosistem Sepak Bola yang Lebih Baik
Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo, menyampaikan bahwa kerja sama ini bertujuan untuk menyiapkan suporter Indonesia agar lebih baik di masa depan. Program ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran suporter akan aturan, etika, dan budaya yang harus dibenahi. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan pertandingan yang lebih positif dan kondusif.
Dito menekankan bahwa inisiatif ini pada intinya adalah upaya untuk menaikkan taraf industri olahraga di Indonesia. Peningkatan kualitas suporter secara langsung akan berkontribusi pada kemajuan industri tersebut. Hal ini pada akhirnya akan berdampak positif pada kesejahteraan dan pembinaan atlet serta ekosistem olahraga secara keseluruhan.
Dengan adanya edukasi yang berkelanjutan, diharapkan suporter dapat menjadi bagian integral dari solusi, bukan sumber masalah. Perubahan perilaku suporter yang positif akan menciptakan citra sepak bola Indonesia yang lebih baik di mata publik. Ini juga akan menarik lebih banyak investasi dan dukungan untuk pengembangan olahraga nasional.