Hendrawan: Sistem Skor Baru Bulu Tangkis? Positif, Kenapa Tidak!
Legenda bulu tangkis Indonesia, Hendrawan, menyambut positif rencana BWF mengubah sistem skor, asal berdampak positif pada perkembangan olahraga bulu tangkis dan daya tariknya bagi penonton.
![Hendrawan: Sistem Skor Baru Bulu Tangkis? Positif, Kenapa Tidak!](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/12/000042.509-hendrawan-sistem-skor-baru-bulu-tangkis-positif-kenapa-tidak-1.jpg)
Jakarta, 11 Februari 2024 - Perubahan sistem skor dalam bulu tangkis dunia kembali menjadi perbincangan. Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) berencana menguji coba sistem baru, dan respons dari legenda bulu tangkis Indonesia, Hendrawan, cukup mengejutkan. Ia menyatakan tidak mempermasalahkan rencana tersebut, selama terbukti membawa dampak positif bagi olahraga tepok bulu.
Dukungan Hendrawan terhadap Sistem Baru
Dalam wawancara di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta, Hendrawan menekankan pentingnya inovasi dalam bulu tangkis. Ia memahami bahwa BWF pasti telah mempertimbangkan berbagai aspek sebelum mengusulkan perubahan sistem skor. "Saya belum tahu detailnya seperti apa, tetapi selama ini BWF memang terus mencari formula terbaik," ujar juara dunia 2001 tersebut. Ia melihat sejarah bulu tangkis sendiri penuh dengan perubahan sistem poin, dari 15 poin, 7 poin, kembali ke 15 poin, dan kini sistem reli poin 21. Maka, perubahan bukanlah hal yang asing.
Lebih lanjut, Hendrawan menyatakan dukungannya jika perubahan sistem ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme bulu tangkis dan membuka peluang untuk hadiah yang lebih besar. "Kalau memang tujuannya agar bulu tangkis lebih profesional dan bisa menyediakan hadiah yang lebih besar, kenapa tidak?" tanyanya retoris. Menurutnya, peningkatan hadiah akan menarik lebih banyak atlet berbakat dan meningkatkan daya saing olahraga ini di kancah internasional.
Adaptasi dan Tantangan Baru
Sebagai mantan atlet dan kini Technical Advisor tim tunggal putra dan putri PB Djarum, Hendrawan menyadari bahwa perubahan sistem skor akan berdampak pada gaya bermain atlet. "Setiap perubahan sistem pasti berdampak pada pola permainan. Pemain yang sejak awal terbiasa dengan format tertentu harus beradaptasi lagi. Begitu juga dengan pelatih, mereka harus mencari strategi yang tepat untuk menghadapi format yang baru," jelasnya. Perubahan ini, menurutnya, menuntut adaptasi dan inovasi baik dari atlet maupun pelatih.
Ia juga melihat adanya tujuan agar bulu tangkis makin mendekati standar olahraga global seperti tenis, yang juga seringkali mengalami perubahan aturan dan sistem poin. Ini menunjukkan bahwa perkembangan dan adaptasi merupakan kunci keberhasilan sebuah olahraga dalam menarik minat penonton dan sponsor.
Sistem Skor Baru 3x15: Uji Coba dan Evaluasi
BWF mengusulkan sistem skor baru 3x15 sebagai alternatif dari format reli poin 21 yang berlaku saat ini. Sistem ini dinilai lebih menarik karena pertandingan lebih singkat dan dinamis, dengan jumlah poin lebih sedikit per gim (15 poin). Sistem ini tetap menggunakan poin reli, dengan interval terjadi pada poin kedelapan. Jika skor imbang 14-14, maka akan diterapkan deuce hingga salah satu pemain unggul dua poin, dengan batas maksimal hingga poin 21.
Uji coba sistem 3x15 akan dilakukan pada kejuaraan kontinental tertentu, turnamen Grade 3, liga nasional dan internasional, serta turnamen nasional antara April hingga September atau Oktober 2025. BWF akan melakukan evaluasi menyeluruh dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk anggota federasi, komisi atlet, ofisial teknis, serta mitra komersial. Keputusan akhir mengenai penerapan sistem skor baru ini akan ditentukan dalam Rapat Umum Tahunan BWF pada 2026.
Kesimpulan
Sikap terbuka Hendrawan terhadap rencana perubahan sistem skor BWF menunjukkan optimisme dan adaptasi terhadap perkembangan bulu tangkis dunia. Meskipun perubahan akan membawa tantangan, potensi dampak positif terhadap profesionalisme dan daya tarik olahraga ini patut dipertimbangkan. Proses uji coba dan evaluasi yang dilakukan BWF diharapkan dapat menghasilkan sistem skor yang optimal dan diterima oleh seluruh pemangku kepentingan.