#BookTok dan #SerunyaMembaca: TikTok Jadi Magnet Baru Bagi Pecinta Buku di Indonesia
TikTok menjadi magnet bagi pembaca buku dengan #BookTok dan #SerunyaMembaca, tumbuhkan minat baca melalui konten kreatif dan interaktif.
Dalam rangka memperingati Hari Buku Nasional, TikTok membangun ekosistem yang mendukung perkembangan literasi dan menarik minat pengguna yang gemar membaca. Tagar #BookTok dan #SerunyaMembaca menjadi daya tarik utama platform ini.
Manajer Senior Hubungan Masyarakat dan Komunikasi TikTok Indonesia, Edwin Lengkei, menyatakan bahwa tagar global #BookTok telah mencapai lebih dari 55 juta unggahan. Sementara itu, di Indonesia, #SerunyaMembaca juga aktif dengan lebih dari 400 ribu unggahan.
Edwin menambahkan bahwa #SerunyaMembaca, yang diluncurkan pada 2022, menjadi wadah bagi komunitas pecinta buku untuk berbagi rekomendasi, ulasan kreatif, unboxing buku, hingga storytelling singkat yang menarik.
Kreator Konten Ubah Stigma Membaca
Para kreator konten di balik kedua tagar ini berhasil mengubah stigma membaca dengan menyajikan informasi buku dalam format video singkat yang menghibur dan mudah dicerna. Mereka tidak hanya membuat ulasan, tetapi juga membangun diskusi interaktif, berbagi kutipan favorit, hingga memberikan tips menulis bagi mereka yang bermimpi menjadi penulis.
Indra Dwi Prasetyo, seorang penulis buku independen yang aktif di TikTok, memanfaatkan platform ini untuk mendekatkan diri dengan pembacanya. Melalui konten-kontennya, Indra tidak hanya mempromosikan bukunya, "Dewasa Tak Seseram Isi Kepalamu" (2024), tetapi juga menciptakan ruang dialog yang hangat dan membangun ketertarikan terhadap isu-isu yang dia resahkan.
Semangat yang sama juga disampaikan oleh Syarif, pengelola akun @menceriakan. Berawal dari konten ulasan buku di TikTok, Syarif berhasil mendirikan klub buku komunitas "Torang Baca" di Jayapura.
Komunitas dan Kolaborasi yang Berkembang
Keberhasilan Syarif mengumpulkan sesama pecinta buku membuktikan bahwa di era digital, batasan geografis bukan lagi penghalang untuk berbagi minat dan kecintaan terhadap buku. Kolaborasi antar komunitas, penulis, penerbit, dan toko buku juga semakin marak berkat TikTok.
Festival literasi patjarmerah, misalnya, aktif memanfaatkan platform ini untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan mempromosikan karya-karya penulis lokal.
Pendiri patjarmerah, Windy Ariestanty menekankan bahwa kejujuran dan storytelling yang otentik menjadi kunci dalam membuat video singkat yang menarik minat generasi muda terhadap buku. Windy menambahkan, "kejujuran dan storytelling yang otentik menjadi kunci dalam membuat video singkat yang menarik minat generasi muda terhadap buku."
Fenomena #BookTok dan #SerunyaMembaca membuktikan bahwa membaca buku tidak lagi dipandang sebagai kegiatan yang membosankan, melainkan sesuatu yang seru, menginspirasi, dan mampu menghubungkan komunitas dengan cara yang unik. Dengan konten yang kreatif dan interaktif, komunitas pecinta literasi di TikTok berhasil menumbuhkan minat baca, membangun komunitas yang solid, dan membuktikan bahwa membaca buku bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat bagi semua kalangan.