300 Personel Gabungan Amankan Penyeberangan di Lokasi Banjir Konawe Utara
Banjir luapan Sungai Lalindu di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, memaksa BPBD mengerahkan 300 personel gabungan untuk mengamankan penyeberangan warga dan mengatur lalu lintas.
Banjir luapan Sungai Lalindu di Desa Sambandete, Kecamatan Oheo, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra), telah menyebabkan terputusnya akses Jalan Trans Sulawesi yang menghubungkan Sultra dan Sulteng. Bencana ini terjadi pada Sabtu, 5 April 2024. Untuk mengatasi situasi darurat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konawe Utara telah menerjunkan 300 personel gabungan untuk memastikan keamanan dan kelancaran penyeberangan warga.
Kepala BPBD Konawe Utara, Muh Aidin, menjelaskan bahwa ratusan personel tersebut berasal dari berbagai instansi, termasuk TNI, Polri, Basarnas, Dinas Perhubungan, Satpol PP, Dinas Kesehatan, relawan, dan Forum Pengurangan Risiko Bencana. Mereka bertugas secara bergantian untuk mengawasi dan membantu warga yang terpaksa menyeberangi jalan yang terendam banjir menggunakan rakit.
"Personel gabungan tersebut diatur secara bergantian untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat agar bisa menyeberangi Jalan Trans Sulawesi," ungkap Aidin saat dihubungi di Kendari. Langkah ini diambil untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan selama proses penyeberangan yang cukup berbahaya.
Penyeberangan Aman dan Terkendali
BPBD Konut bekerja sama dengan instansi terkait menempatkan personel di setiap rakit untuk memastikan keamanan dan kenyamanan warga selama penyeberangan. "Kami juga mengimbau seluruh masyarakat agar keluar dari kendaraan saat naik rakit, demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," imbau Aidin. Selain mengamankan penyeberangan, personel gabungan juga mengatur lalu lintas kendaraan untuk mencegah kemacetan di sekitar lokasi banjir.
Tidak hanya fokus pada penyeberangan, personel juga bertugas mengawasi enam kecamatan yang rawan banjir di Konawe Utara: Wiwirano, Landawe, Langgikima, Oheo, Asera, dan Andowia. Penempatan personel di enam kecamatan ini merupakan bentuk antisipasi terhadap potensi meluasnya dampak banjir.
"Kita siagakan semua ini karena titik pantau kita ini berada di enam kecamatan," jelas Aidin. Hal ini menunjukkan kesiapsiagaan BPBD Konut dalam menghadapi potensi bencana yang lebih luas.
Posko Kesehatan dan Istirahat
Sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat dan personel yang bertugas, BPBD Konut juga mendirikan tenda posko pelayanan kesehatan di sepanjang Jalan Trans Sulawesi. Posko ini menyediakan layanan kesehatan bagi warga yang membutuhkan selama perjalanan, serta menjadi tempat istirahat bagi para personel yang bekerja selama 24 jam.
"Itu posko pelayanan masyarakat, di situ ada tim kesehatan, kalau ada masyarakat yang melintas dan mengalami gangguan kesehatan, di situ juga bisa periksa," kata Aidin. Rencananya, akan ada penambahan satu posko lagi untuk menunjang operasional selama 24 jam penuh.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh BPBD Konawe Utara menunjukkan komitmen yang tinggi dalam menangani bencana banjir dan memastikan keselamatan warga. Kerja sama antar instansi dan kesiapsiagaan personel menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi situasi darurat ini. Dengan adanya posko kesehatan dan pengaturan penyeberangan yang terkendali, diharapkan dampak banjir dapat diminimalisir dan warga dapat kembali beraktivitas dengan aman.