7 Santri Gontor Masih Dirawat Intensif Pasca Longsor Magelang, Bupati Tanggung Biaya Perawatan
Tujuh santri Pondok Pesantren Gontor masih dirawat intensif di RSUD Merah Putih Magelang setelah tertimbun longsor, sementara 17 santri lainnya telah diperbolehkan pulang; Bupati Magelang tanggung biaya perawatan.
Sebuah musibah tanah longsor terjadi di Pondok Pesantren Darussalam Gontor, Magelang, Jawa Tengah, pada Jumat, 25 April 2024 sekitar pukul 10.30 WIB. Longsoran tanah mengakibatkan ambrolnya dinding penampungan air yang menimpa puluhan santri yang sedang mandi. Akibat kejadian ini, 29 santri dilarikan ke RSUD Merah Putih Magelang untuk mendapatkan perawatan medis.
Dari 29 santri yang dirawat, empat orang meninggal dunia dan telah diserahkan kepada pihak keluarga. Per Sabtu, 26 April 2024, tujuh santri masih menjalani perawatan intensif di RSUD Merah Putih Magelang, sementara 17 santri lainnya telah diperbolehkan pulang setelah mendapatkan perawatan. Satu santri dirujuk ke RS Sardjito Yogyakarta untuk perawatan lebih lanjut.
Direktur RSUD Merah Putih Magelang, Leli Puspitowati, menjelaskan bahwa sebagian besar santri yang dirawat mengalami luka patah tulang. Bahkan, satu santri dijadwalkan menjalani operasi pada hari Sabtu. Kondisi santri yang dirawat bervariasi, mulai dari patah tulang kaki dan tangan hingga cedera kepala ringan. Mereka yang diperbolehkan pulang hanya mengalami luka ringan.
Kondisi Terkini Para Santri
Ketujuh santri yang masih dirawat intensif di RSUD Merah Putih Magelang mendapatkan perawatan terbaik. Tim medis terus memantau kondisi mereka dan memberikan penanganan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Satu santri yang mengalami cedera kepala ringan kini kondisinya telah membaik. Sedangkan santri yang mengalami patah tulang, akan dilakukan tindakan operasi untuk memulihkan kondisi mereka.
Pemerintah Kabupaten Magelang memberikan perhatian penuh terhadap para korban. Bupati Magelang menanggung biaya perawatan bagi santri yang tidak memiliki BPJS Kesehatan. Hal ini menunjukkan kepedulian pemerintah daerah terhadap para korban musibah longsor tersebut. Sementara santri yang memiliki BPJS Kesehatan, biaya perawatan ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
Meskipun sebagian besar santri telah diperbolehkan pulang, peristiwa ini menyoroti pentingnya langkah-langkah pencegahan untuk menghindari kejadian serupa di masa mendatang. Perbaikan infrastruktur dan sistem peringatan dini perlu ditingkatkan untuk meminimalisir risiko bencana alam, terutama di daerah rawan longsor.
Dukungan Pemerintah Kabupaten Magelang
"Kebijakan dari pemerintah untuk pembiayaan pasien, dari total 29 itu ada yang sudah dengan BPJS aktif, tapi ada beberapa yang tidak mempunyai BPJS namun kebijakan dari bupati untuk yang tidak mempunyai BPJS nanti pembiayaannya di tanggung oleh pemerintah daerah," jelas Direktur RSUD Merah Putih Magelang, Leli Puspitowati.
Langkah cepat dan responsif dari pemerintah Kabupaten Magelang dalam menanggung biaya perawatan para santri yang tidak memiliki BPJS Kesehatan mendapatkan apresiasi yang tinggi. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberikan perlindungan dan bantuan kepada warganya yang tertimpa musibah.
Kejadian ini juga menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Masyarakat di daerah rawan bencana perlu meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti arahan dari pihak berwenang untuk mengurangi risiko yang mungkin terjadi.
Semoga para santri yang masih dirawat dapat segera pulih dan kembali sehat. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk lebih peduli dan siap menghadapi berbagai kemungkinan bencana alam.