75 Sapi di Lombok Tengah Sembuh dari PMK, Vaksinasi Digencarkan
75 dari 76 sapi di Lombok Tengah yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) telah dinyatakan sembuh berkat penanganan cepat dan vaksinasi, sementara satu sapi terpaksa dipotong.
Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali mencatatkan kabar baik dalam penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Sebanyak 75 sapi yang sebelumnya terjangkit PMK telah dinyatakan sembuh. Keberhasilan ini merupakan hasil penanganan cepat dari Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, yang bekerja sama dengan masyarakat. Satu sapi terpaksa dipotong paksa karena kondisinya yang tidak memungkinkan untuk disembuhkan.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, M. Kamrin, menyampaikan kabar gembira ini pada Rabu, 05 Maret 2025. Ia menjelaskan bahwa dari total 76 sapi yang terjangkit PMK, hanya satu yang harus dipotong. Hal ini menunjukkan keberhasilan upaya pengobatan dan pencegahan yang dilakukan.
Penanganan cepat dan efektif menjadi kunci keberhasilan ini. Meskipun jumlah sapi yang terjangkit PMK cukup signifikan, hampir seluruhnya berhasil diselamatkan. Hal ini membuktikan bahwa penanganan PMK yang tepat dan segera dapat memberikan hasil yang positif.
Vaksinasi PMK Digencarkan di Lombok Tengah
M. Kamrin juga menjelaskan bahwa kasus PMK memiliki siklus. Oleh karena itu, vaksinasi PMK digencarkan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. Dinas Pertanian Lombok Tengah menargetkan lebih dari 1000 vaksin per bulan untuk melindungi ternak dari wabah ini. "Kasus PMK ini ada siklus, makanya sekarang sedang digencarkan vaksinasi. Karena setiap bulan kita diberikan target lebih dari 1000 vaksin," ujarnya.
Penyebaran PMK di Lombok Tengah menyasar berbagai lokasi. Sapi yang baru dibeli lebih rentan terjangkit. Hal ini disebabkan oleh mobilitas sapi antar daerah melalui pasar-pasar hewan. "Potensi PMK ini memang cukup tinggi, karena memang sedang siklusnya. Ibarat manusia sedang flu, kadang ada musimnya," jelas Kamrin.
Selain vaksinasi, edukasi kepada masyarakat juga gencar dilakukan. Pemeliharaan kandang dan lingkungan yang layak sangat penting untuk menjaga kesehatan ternak. Lingkungan yang tidak higienis dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit.
Upaya Pencegahan PMK di Lombok Tengah
M. Kamrin menambahkan bahwa PMK dapat disembuhkan jika ditangani dengan cepat. "Tetapi PMK ini kalau cepat diobati akan sembuh, karena ini sekarang dianggap menjadi penyakit biasa. Tidak seperti sebelumnya yang PMK ini tersebar dimana-mana dan menjangkit banyak hewan ternak," katanya. Ia juga menyamakan PMK seperti flu pada manusia, yang dapat terjadi kapan saja.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan pada Dinas Pertanian Lombok Tengah, Idham Khalid, menjelaskan lebih lanjut mengenai upaya pencegahan PMK. Vaksinasi menjadi fokus utama, dengan target 11.825 dosis. Hingga saat ini, sebanyak 7.048 sapi telah divaksinasi dalam dua tahap. Tahap pertama pada Januari sebanyak 2.700 dosis dan tahap kedua pada Februari sebanyak 9000-an dosis.
Meskipun PMK saat ini dianggap sebagai penyakit biasa, kewaspadaan tetap diperlukan. Vaksinasi dan pemeliharaan kebersihan kandang serta lingkungan tetap menjadi kunci pencegahan yang efektif. Dengan penanganan yang cepat dan tepat, dampak PMK dapat diminimalisir dan ternak tetap terjaga kesehatannya.
Keberhasilan penanganan PMK di Lombok Tengah ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menghadapi wabah penyakit hewan. Koordinasi yang baik antara dinas pertanian, peternak, dan masyarakat sangat penting untuk mencegah dan mengatasi penyebaran PMK.