Airlangga Hartarto Dorong Mal Prioritaskan Brand Lokal di Lokasi Strategis
Menko Airlangga Hartarto meminta pusat perbelanjaan menempatkan brand lokal di lokasi strategis untuk meningkatkan daya saing produk dalam negeri dan mendorong konsumsi dalam negeri.
Jakarta, 14 Maret 2025 - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam acara Opening Ceremony BINA Diskon Lebaran 2025 di Jakarta, Jumat (14/3), meminta pengelola pusat perbelanjaan atau mal untuk memberikan lokasi strategis bagi brand lokal. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk dalam negeri dan memberikan kesempatan yang lebih besar bagi pelaku usaha lokal untuk berkembang.
Airlangga menekankan pentingnya memberikan perhatian yang setara antara brand lokal dan internasional. "Tadi juga saya ada titipan (pesan) bahwa mal ini harus disiapkan juga untuk (lokasi) brand lokal, dan posisinya jangan di pojok (mal), jangan di atas atau jangan di bawah. Di main road-nya, di distrik utamanya," tegas Airlangga. Beliau juga menyampaikan apresiasinya terhadap renovasi mal yang semakin baik dan berharap hal ini akan terus berlanjut.
Selain strategi penempatan brand lokal, Menko Airlangga juga menyoroti pentingnya mendorong konsumsi domestik melalui wisata berbasis event, mengingat jarak antara Lebaran dan libur Natal serta Tahun Baru yang cukup panjang tahun ini. Strategi khusus diperlukan untuk menjaga daya beli masyarakat. "Oleh karena itu program di kuartal II atau awal kuartal III itu penting. Tadi saya bicara antara lain mungkin (tema) back to school. Di kuartal III mungkin 17 Agustus," jelas Airlangga.
Pentingnya Lokasi Strategis untuk Brand Lokal
Airlangga Hartarto secara khusus meminta agar brand lokal mendapatkan tempat yang layak di pusat perbelanjaan. Bukan sekadar menempati sudut atau lokasi terpencil, brand lokal harus mendapatkan tempat yang setara dengan brand internasional. Hal ini dinilai penting untuk meningkatkan visibilitas dan daya tarik brand lokal bagi konsumen.
Dengan memberikan lokasi strategis, diharapkan brand lokal dapat bersaing secara sehat dengan brand internasional dan mendapatkan kesempatan yang lebih besar untuk menarik konsumen. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan daya saing produk dalam negeri.
Pemerintah berharap dengan adanya strategi ini, masyarakat akan lebih mudah menemukan dan mengakses produk-produk lokal, sehingga dapat meningkatkan konsumsi dan mendukung perekonomian nasional.
Program BINA Diskon Lebaran 2025
Salah satu inisiatif pemerintah untuk mendorong konsumsi adalah Program BINA Diskon Lebaran 2025 yang berlangsung dari 14-30 Maret 2025. Program ini bekerja sama dengan pelaku usaha dan menargetkan transaksi hingga Rp36,3 triliun.
Program ini melibatkan 402 pusat perbelanjaan, stasiun, bandara, serta 80 ribu ritel di seluruh Indonesia. Dengan diskon hingga 70 persen, pemerintah optimis program ini dapat mendorong masyarakat untuk berbelanja dan memperkuat pasar domestik.
Program BINA Diskon 2024 sebelumnya telah sukses mencapai transaksi Rp25,4 triliun, meningkat 15 persen dibandingkan tahun 2023 dan melampaui target 10 persen.
Dukungan dari Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI)
Ketua Umum APPBI, Alphonzus Widjaja, menilai penyelenggaraan BINA Lebaran 2025 sebagai momentum yang tepat untuk mendorong konsumsi. Ia berharap diskon hingga 70 persen akan menarik minat masyarakat untuk berbelanja.
"Jadi diharapkan minggu ini mulai besok akan terjadi puncak penjualan sampai dengan nanti minggu depan. Karena setelah itu masyarakat akan mulai sibuk dengan mudik. Jadi saya kira ini momen yang kita harapkan bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi masyarakat untuk bisa berbelanja," ujar Alphonzus.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk APPBI, diharapkan Program BINA Diskon Lebaran 2025 dapat mencapai target dan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia.
Program ini diharapkan dapat menjadi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan daya beli masyarakat. Kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha menjadi kunci keberhasilan program ini.