Ayah Kenzha: Anak Saya Dipukul hingga Jatuh, Kasus Kematian Mahasiswa UKI Makin Janggal
Ayah Kenzha Erza Walewangko mengungkapkan kesaksian mengejutkan terkait kematian anaknya di kampus UKI, menyebut adanya dugaan penganiayaan yang berujung pada kematian.
Kematian Kenzha Erza Walewangko (22), mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), pada Selasa, 4 Maret 2024, menimbulkan berbagai pertanyaan. Ayah Kenzha, Happy Walewangko, dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI pada Rabu, 30 April 2024, memberikan kesaksian yang mengungkap dugaan penganiayaan yang menyebabkan kematian anaknya. Insiden tersebut terjadi di area kampus UKI, Jakarta, sekitar pukul 19.30 WIB, setelah sebelumnya terjadi keributan di antara para mahasiswa yang tengah mengonsumsi minuman beralkohol.
Menurut kesaksian Happy, beberapa mahasiswa, termasuk Thomas, Gery, dan Delon, mendekati Kenzha yang sedang berteriak dan menggoyang pagar besi. Gery diduga memukul Kenzha hingga menyebabkan pagar besi roboh dan Kenzha terjatuh. Happy mempertanyakan perubahan laporan polisi dari dugaan penganiayaan menjadi kecelakaan akibat minuman keras, menyatakan adanya kejanggalan dalam penyelidikan kasus ini.
Kejanggalan lainnya terletak pada posisi jatuhnya Kenzha. Happy menegaskan bahwa posisi Kenzha berada di atas pagar besi yang roboh secara lurus, bukan miring, membantah pernyataan kepolisian mengenai benturan kepala Kenzha dengan baut di dalam got. Happy menjelaskan bahwa got tersebut hanya setinggi 40 cm, dan Kenzha tidak mungkin sampai menyentuh got.
Dugaan Penganiayaan dan Kejanggalan Penyelidikan
Happy Walewangko, ayah Kenzha, mengungkapkan kronologi kejadian berdasarkan kesaksian yang ia peroleh. Ia menjelaskan bahwa sekitar pukul 16.30 WIB, Kenzha dan beberapa mahasiswa lainnya berkumpul di area payungan kampus sambil mengonsumsi minuman beralkohol. Sekitar pukul 18.30 WIB, keributan terjadi, dan Kenzha, yang dalam keadaan mabuk, mulai berteriak-teriak.
Menurut Happy, beberapa teman Kenzha mencoba membawanya keluar dari area kampus untuk menghindari keributan yang semakin memanas. Namun, insiden pemukulan yang diduga dilakukan oleh Gery terjadi, menyebabkan Kenzha terjatuh bersama pagar besi yang roboh. Kondisi Kenzha kritis dan langsung dibawa ke IGD RS UKI, dan dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 21.30 WIB.
Happy juga menyoroti adanya dugaan pelanggaran dari pihak UKI terkait kurangnya pengawasan terhadap konsumsi minuman beralkohol di area kampus. Ia menekankan pentingnya patroli aktif dari petugas keamanan kampus untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Menurutnya, pihak kampus memiliki tanggung jawab hukum dan moral atas kejadian ini.
Hasil Pemeriksaan Toksikologi dan Peran Alkohol
Hasil pemeriksaan toksikologi oleh Dokter Forensik RS Polri, Arfiani Ika Kusumawati, menunjukkan adanya kandungan alkohol dalam dosis tinggi di dalam tubuh Kenzha. Meskipun alkohol tidak menjadi penyebab langsung kematian, kadar alkohol yang tinggi di dalam urine (0,20 persen), darah (0,001 persen), dan lambung (1,75 persen) berkontribusi mempercepat kematian karena menurunkan kesadaran dan menyebabkan kesulitan bernapas. Menariknya, hati Kenzha tidak menunjukan adanya kandungan alkohol.
Kesimpulan dari hasil pemeriksaan toksikologi ini adalah bahwa Kenzha mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar. Namun, penegasan dari pihak kepolisian bahwa kematian Kenzha disebabkan oleh kecelakaan akibat minuman keras masih dipertanyakan oleh keluarga korban. Mereka tetap bersikukuh pada dugaan penganiayaan yang menyebabkan kematian Kenzha.
Pihak keluarga berharap agar pihak berwajib dapat menyelidiki kasus ini secara tuntas dan transparan, memberikan keadilan bagi Kenzha dan keluarganya. Kejadian ini juga menjadi sorotan mengenai pengawasan konsumsi minuman beralkohol di lingkungan kampus dan tanggung jawab pihak kampus dalam menjaga keselamatan mahasiswanya.
Kesimpulan: Kasus kematian mahasiswa UKI, Kenzha Erza Walewangko, masih menyimpan banyak misteri. Kesaksian ayah korban dan hasil pemeriksaan toksikologi menimbulkan pertanyaan mengenai penyebab pasti kematian dan peran pihak-pihak terkait dalam insiden tersebut. Penyelidikan yang lebih mendalam dan transparan sangat diperlukan untuk mengungkap kebenaran.