Bandara Notohadinegoro Jember Segera Reaktivasi Tanpa Bebani APBD
Pemkab Jember berencana reaktivasi Bandara Notohadinegoro tanpa menggunakan anggaran APBD, dengan target operasional sebelum Jember Fashion Carnaval 2025.
Jember, Jawa Timur, 21 April 2024 - Pemerintah Kabupaten Jember, Jawa Timur, bersiap mengaktifkan kembali Bandara Notohadinegoro tanpa membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Reaktivasi ini merupakan program prioritas Bupati Jember, Muhammad Fawait, yang diharapkan dapat mendorong perekonomian daerah. Proses reaktivasi ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Komisi C DPRD Jember dan pihak maskapai penerbangan.
Ketua Tim Pengarah Percepatan Pembangunan Daerah (TP3D) Kabupaten Jember, Gogot Cahyo Baskoro, menyatakan optimisme atas rencana tersebut. Hasil inspeksi bersama Komisi C DPRD Jember menunjukkan kesiapan bandara untuk kembali beroperasi. Temuan lapangan akan segera dilaporkan kepada Bupati untuk memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. "Kami optimistis reaktivasi Bandara Notohadinegoro bisa segera dilaksanakan karena hal itu menjadi salah satu program prioritas Bupati Jember," ujar Gogot.
Meskipun belum diungkapkan secara detail, Gogot memastikan telah ada komunikasi antara Bupati dengan pihak maskapai penerbangan. Yang terpenting, reaktivasi bandara ini tidak akan membebani APBD Jember. "Memang sudah ada pihak maskapai yang berkomunikasi dengan bupati, namun kami belum bisa menyampaikan tentang maskapai tersebut secara detail. Yang jelas siapapun maskapainya diharapkan tidak membebani APBD, itu yang terpenting," tambahnya.
Reaktivasi Bandara Notohadinegoro: Rute Penerbangan dan Target Operasional
Beberapa rute penerbangan tengah dipertimbangkan, antara lain Jember-Jakarta (pulang pergi), Jember-Denpasar (pulang pergi), dan Jember-Juanda (pulang pergi). Minimal dua rute akan direalisasikan dalam waktu dekat. Sebelum beroperasi secara komersial, bandara akan menjalani inspeksi dari berbagai pihak berkompeten, dengan fokus pada kesiapan untuk pesawat jenis ATR-72. "Bandara Notohadinegoro lama tidak beroperasi, sehingga perlu ada inspeksi dari berbagai pihak yang berkompeten sebelum reaktivasi untuk penerbangan komersial. Untuk pesawat jenis ATR-72," jelas Gogot.
Meskipun tanpa APBD, Pemkab Jember tetap berkomitmen mendukung promosi reaktivasi bandara melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Dinas Pariwisata. Kerjasama dengan biro perjalanan wisata akan dilakukan untuk menjangkau publik secara luas. Targetnya adalah operasional sebelum Jember Fashion Carnaval (JFC) 2025, sebuah agenda tahunan berskala internasional yang digelar pada bulan Agustus.
"Targetnya lebih cepat maka lebih baik. Mudah-mudahan bisa segera reaktivasi sebelum kegiatan Jember Fashion Carnaval (JFC) yang menjadi agenda tahunan berskala internasional yang digelar pada Agustus 2025 itu," ungkap Gogot.
Perbaikan Prasarana Bandara Notohadinegoro
Ketua Komisi C DPRD Jember, Ardi Pudjo Prabowo, mengungkapkan hasil inspeksi bersama TP3D dan OPD terkait. Beberapa perbaikan prioritas perlu dilakukan, termasuk marka jalan, perbaikan sarana dan prasarana yang bocor, perbaikan mesin x-ray, dan pengadaan unit pemadam kebakaran. Semua ini merupakan syarat mutlak untuk operasional bandara.
"Ada beberapa perbaikan yang harus diprioritaskan yakni marka jalan, sarana dan prasarana yang mengalami kebocoran, mesin x-ray, dan pengadaan unit pemadam kebakaran yang menjadi syarat mutlak agar bandara itu bisa segera beroperasi kembali," kata Ardi.
Reaktivasi Bandara Notohadinegoro diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Jember dan sekitarnya. Dengan dukungan penuh dari Pemkab Jember dan berbagai pihak terkait, diharapkan bandara ini dapat beroperasi kembali sebelum Jember Fashion Carnaval 2025.
Pemkab Jember optimistis bahwa reaktivasi Bandara Notohadinegoro akan berjalan lancar dan tepat waktu, tanpa membebani APBD. Dukungan promosi yang intensif diharapkan dapat menarik minat maskapai dan wisatawan.